Narkoba Jauh Berbahaya Dibandingkan Teroris


MUSUH bersama semua negara di dunia sebenarnya bukanlah terorisme. Musuh bersama paling membahayakan yang bukan hanya saat ini saja,tetapi juga berdampak bagi generasi mendatang adalah narkotik dan obat-obat terlarang (narkoba).

Setelah serangan 11 September 2001,Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengumandangkan kampanye melawan terorisme dengan menginvasi Irak dan Afghanistan. Sejak saat itu, kampanye melawan narkoba seperti ditelan bumi. Dana digelontorkan triliunan dolar untuk memerangi terorisme, tetapi hanya jutaan dolar dianggarkan untuk memerangi kartel- kartel yang memperdagangkan narkoba di pasar gelap.

Dunia pun sepertinya mengikuti alur dan skenario yang dibuat oleh Gedung Putih yang menenggelamkan isu narkoba dan mengunggulkan isu terorisme. Isu terorisme pun dimainkan dengan berbagai sudut pandang sehingga dunia terpana bahwa mereka harus bersatu melawan teroris. Namun,dunia lupa bahwa mereka punya musuh bersama yang terus menggerogoti generasi masa depan mereka.

Musuh bersama itu adalah narkoba. Narkoba telah disingkirkan dari isu utama yang membutuhkan tenaga ekstra untuk membahas dan mengeksplorasinya. Padahal, jika terus dibiarkan dan tidak menjadi isu utama,narkoba bakal menjadi bom yang meledaknya melebihi hulu ledak nuklir. Ya, efek ledak narkoba melebihi bom nuklir. Bagaimana tidak, narkoba memiliki dampak yang sangat buruk dan selalu mengorban nyawa baik pemakai, pedagang maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Pemakai narkoba dapat meninggal karena overdosis dan terkena penyakit HIV/AIDS melalui jarum suntik. Pedagang atau orang yang terlibat dalam lingkaran setan narkoba saling sikut dan serang dan kerap terjadi perang antarkartel. Narkoba juga menjadi akar kejahatan di dunia.Hampir semua mafia dan kartel mengandalkan narkoba sebagai andalan utama bisnis mereka.

Dari narkoba, timbullah berbagai bentuk kejahatan lain, baik terorganisasi maupun tidak.Pemakai narkoba pun cenderung menjadiorangterbuanghinggaakhirnya terjebak dalam dunia hitam. Tak bisa dibayangkan jika sebagian generasi mendatang justru menjadi korban narkoba. Mereka tidak bisa melepaskan diri dari barang haram. Cita-cita dan harapan orang tuanya pun ditanggalkan karena narkoba. Jika tidak dicegah sedari dini, narkoba bisa menelan semua generasi muda di dunia karena kenikmatan sesaat yang ditawarkannya.

Pertanyaan kini bagaimana menghentikan perdagangan narkoba? AS dan negara-negara Amerika Latin telah menyatakan perang melawan kartel-kartel yang menguasai perdagangan narkoba. Perang bernilai miliaran dolar itu menggunakan senjata dan perlengkapan modern karena kartelkartel juga memiliki peralatan militer yang sama lengkapnya dengan aparat keamanan.

Narkoba yang harusnya masuk ranah kepolisian dalam pemberantasannya, di negara-negara Amerika Latin harus melibatkan militer untuk bertempur dengan para anggota kartel yang tidak takut mengorbankan nyawa mereka.Perang narkoba dengan kekuatan senjata hanya akan mengorbankan rakyat baik dari pihak militer maupun kepolisian dan anggota kartel.

Perang terhadap narkoba hanya mengakibatkan tahanan di seluruh dunia dipenuhi oleh mereka yang terlibat dalam kasus barang haram tersebut. Jaringan mereka pun lebih terkonstruksi di penjara karena banyaknya tahanan narkoba. Tidak ada efek jera dengan menahan para penyelundup narkoba. Adapun kebijakan lunak dengan melegalkan konsumsi narkoba tingkat rendah di negara-negara Amerika Latin juga tak banyak menolong.

Sebaliknya, hal itu justru akan menjadi sebuah pembiaran yang amat dahsyat dan menjadi bumerang di kemudian hari.Generasi muda yang awalnya coba-coba terus menjadi pencandu dan terjebak utang akhirnya mengabdi kepada kartel-kartel yang memperalat mereka. Sebenarnya pendekatan paling efektif dalam memerangi narkoba adalah pendekatan ke masyarakat dan pencandu narkoba.Pendekatan itu berupa pendidikan mengenai narkoba sejak dini.

Memberikan wacana bahwa narkoba adalah penghancur masa depan bangsa. Pendekatan itu bukan hanya retorika, tetapi harus melibatkan semua elemen masyarakat. Jika pengguna narkoba semakin sedikit di masyarakat,peranan kartel dan penyelundup narkoba bakal semakin berkurang. Kartel pun bakal kelimpungan karena tidak ada pasar. Jika tidak ada pasar, maka tidak ada permintaan.

Jika tidak ada permintaan,maka tidak ada perdagangan. Pelan-pelan,dunia pun akan bebas dari narkoba meski pendekatan itu memerlukan waktu lama dan keseriusan dari berbagai pihak. Pendekatan kedua yang paling efektif adalah mendekati petani ganja dan opium. Mereka yang menghasilkan bahan dasar narkoba harus didekati.Sebenarnya,para petani opium dan ganja terpaksa menanam tanaman terlarang karena tidak ada alternatif lain.Pekerjaan mereka harus dialihkan ke bidang lain.

Pendekatan ekonomi sangat efektif karena memutus mata rantai pertama perdagangan narkoba, yakni produsen. Jika ada alternatif lain dan mereka bebas dari ancaman kartel,mereka akan berkomitmen untuk membantu pemutusan mata rantai. Ada perumpamaan yang menarik. Narkoba itu ibarat zat radikal bebas yang ada di dalam tubuh manusia. Radikal bebas itu merupakan atom yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas sulit untuk dihapuskan dari tubuh manusia.

Minimal radikal bebas itu dapat dilemahkan dengan berbagai cara, termasuk pola hidup sehat dan obat tertentu.Namun, jika dibiarkan, radikal bebas itu bisa menjadi kanker.Jika narkoba dibiarkan,itu juga bakal menjadi kanker yang merusak tubuh manusia dan bangsa di seluruh dunia. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/347603/
foto: news google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford