Love Parade Berujung Maut
DUISBURG (SI) – Konser musik techno di Kota Duisburg,Jerman,menelan sedikitnya 19 orang tewas dan 300 lainnya terluka pada Sabtu (24/) waktu setempat setelah penonton panik dan berdesak-desakan.
Hingga kemarin ribuan pengunjung konser musik bertajuk ”Love Parade” itu masih terjebak di stasiun kereta dan tidak dapat meninggalkan Kota Duisburg.Mereka masih panik akibat kerusuhan konser tersebut. Pihak keamanan setempat masih menyelidiki penyebab kerusuhan konser tersebut. Para saksi mengecam keputusan satu pintu masuk yang melewati terowongan untuk menonton ”Love Parade”. Padahal, mereka sudah mengingatkan polisi bahwa terlalu banyak orang di terowongan. Sebagian besar korban terinjak- injak sampai mati di pintu masuk yang menghubungkan stasiun lama dengan lapangan tempat parade diselenggarakan.
Polisi menutup pintu keluar terowongan itu dan meminta penonton yang berusaha masuk agar berbalik arah, tapi kemudian terjadi kepanikan. Para saksi mata mengatakan, mereka berusaha memperingatkan polisi sebelum terjadi desakdesakkan di terowongan bahwa orang yang berada di terowongan terlalu banyak, tapi panitia mengabaikan.” Anda tidak bisa memenjarakan satu juta orang di balik pagar.Mereka harus dibiarkan berjalan bebas sehingga hal seperti ini tidak terjadi,” kata seorang saksi kepada para wartawan. Anehnya,musik tetap nyaring terdengar usai tragedi tersebut. Banyak penonton masih tetap berdansa tanpa mengetahui musibah tersebut.
Setelah tiga jam berlangsung, penyelenggara akhirnya menghentikan acara tersebut karena dikhawatirkan timbul kekacauan. ”Ada banyak warga yang cedera di tanah. Beberapa orang mulai sadarkan diri, lainnya meninggal, dan ditutupi kertas,”ujar salah satu penonton ”Love Parade”, Isabel Schloesser, 18. ”Penontonnya terlalu padat. Semua orang ingin masuk,”imbuhnya. Anneke Kuypers, 18, gadis asal Selandia Baru yang memperoleh beasiswa di Belgia, mengungkapkan, dia melihat beberapa orang tewas di terowongan. ”Beberapa orang masih pingsan di jalanan. Sedangkan lainnya menangis,” ujarnya.
Dia pun membantu korban yang pingsan. ”Umumnya, para korban mengalami dehidrasi dan beberapa lainnya disebabkan obat-obat terlarang dan overdosis alkohol,”ungkapnya. Sedangkan Taggart Bowen- Gaddy, 20,warga Amerika yang sedang belajar di kota Metz,Prancis, mengatakan bahwa banyak pria yang marah ketika melindungi pacarnya.”Tapi,semua orang ingin membantu satu sama lain meski situasi semakin kacau,”katanya. Polisi mengatakan, festival itu dihadiri sekitar 1,4 juta orang.Pendiri ”Love Parade” Matthias Roeingh yang dikenal dengan sebutan Dr Motte mengecam keputusan untuk hanya menggunakan satu pintu masuk ke tempat prosesi.
”Para penyelenggara tidak menunjukkan sedikit pun tanggung jawab atas para penonton. Satu pintu masuk melalui terowongan pasti akan membawa bencana. Saya sangat sedih,”katanya. Kanselir Jerman Angela Merkel mengirim pernyataan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban.”Anak muda datang ke pesta. Namun justru tewas dan terluka.Saya sangat terkejut dan sedih,”ucapnya. Wali Kota Duisburg Adolf Sauerland membela langkah-langkah pengamanan untuk festival itu dan berjanji melakukan penyelidikan penuh.”Menjelang perayaan,kami membuat rencana pengamanan yang matang dengan panitia dan setiap orang yang terlibat.
Penyelidikan yang sudah dilancarkan harus mengungkap penyebab tepatnya peristiwa itu,”paparnya. Sementara penyelenggara festival mengungkapkan tidak akan lagi menggelar acara serupa. ”’Love Parade’ selalu menjadi pesta yang menyenangkan dan damai. Tapi, di masa mendatang festival ini akan selalu dibayangi peristiwa kemarin (Sabtu,24/7),”ujar penyelenggara festival, Rainer Schaller. ”Sebagai penghormatan kepada para korban,keluarga,dan teman mereka, kami akan menghentikan event ini di masa mendatang, dan itu berarti berakhirnya ‘Love Parade’.” Penyebab desak-desakan itu hingga kini masih belum jelas.
Komisaris Polisi Juergen Kieskemper mengatakan, situasinya menjadi ”sangat kacau”. ”Love Parade” menarik penggemar musik dari seluruh dunia di antaranya dengan parade kostum dari Brasil, Rusia, Belanda, Spanyol, dan Australia. Parade ini diperkirakan akan melewati kota selama 10 jam.Banyak Disc Jockey (DJ) internasional terkenal juga menggelar pertunjukan.Acara ini dimulai di Berlin pada 1989 sebagai demonstrasi damai dan berkembang menjadi festival musik lapangan terbuka yang sangat besar. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/340153/
Komentar