Strategi di Afghanistan Tak Berubah

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin menegaskan strategi dan kebijakan Washington dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan tak berubah.

Pernyataan tegas itu menyusul pemecatan Jenderal Stanley Mc- Chrystal sebagai panglima militer NATO di Afghanistan. Sebagai ganti McChrystal, Obama mengangkat Jenderal David Petraeus sebagai panglima militer AS dan NATO di Afghanistan. “Terjadi perubahan personel,tapi itu bukan perubahan kebijakan,”paparnya.

Obama pun memperingatkan bahwa dia tidak akan menoleransi perbedaan dalam pemerintahannya mengenai kebijakan Afghanistan setelah penggantian Jenderal McChrystal.“Suatu hal yang sangat sulit kehilangan Jenderal McChrystal. Saya percaya itu merupakan keputusan tepat bagi kepentingan nasional kita,” ungkap Obama setelah bertemu Mc- Chrystal selama 31 menit.

“Tindakan (yang dilakukan McChrystal) yang dipublikasikan pada sebuah artikel itu tidak seharusnya dilakukan oleh seorang jenderal,”ujar Obama. Sebelumnya McChrystal mendapatkan kecaman keras menyusul pernyataan kritis mengenai pejabat senior pemerintah Presiden Obama, seperti yang akan dimuat di edisi terbaru majalah The Rolling Stone. Artikel itu berjudul The Runaway General (Jenderal yang Menyempal), yang akan beredar hari Jumat (24/6).

Dia menyampaikan “permintaan maaf tulus” dan mengatakan isi tulisan tersebut memperlihatkan kurangnya integritas. Dalam pertemuan dengan Obama itu, McChrystal mengatakan, dirinya mundur sebagai komandan pasukan pimpinan NATO di Afghanistan karena komitmen pada tentara dan “untuk melihat misi agar berhasil”.“Saya benar-benar mendukung strategi presiden di Afghanistan dan sangat berkomitmen pada pasukan koalisi kita,negara-negara mitra kita,dan rakyat Afghanistan,”tandasnya.

Pengganti McChrystal, Petraeus adalah arsitek strategi penambahan pasukan dalam jumlah besar. Namun, tantangan yang menghadang Jenderal Petraeus telah terlihat dengan laporanlaporan bahwa Juni merupakan bulan dengan korban jiwa paling banyak bagi pasukan asing dalam perang Afghanistan. Sebanyak 79 tentara asing tewas pada Juni dari total 300 prajurit pada tahun ini.

Tahun ini merupakan babak kritis perang di Afghanistan.Pasalnya, koalisi yang dipimpin AS belum mampu memaksa Taliban untuk menyerah. Padahal, 150.000 tentara koalisi berada di Afghanistan sebagai basis perjuangan Taliban sejak tahun 2001 lalu. Perang di Afghanistan pun disebutsebut sebagai perang terlama yang pernah dijalani AS. Negara-negara Barat yang mengerahkan pasukan yang memerangi pemberontak Afghanistan juga bersikukuh menyatakan strategi di negara tersebut tidak akan berubah.

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan meski Jenderal McChrystal tidak lagi memegang komando atas pasukan multinasional di Afghanistan, pendekatan yang dia ikut siapkan sudah benar.“Strategi itu melanjutkan dukungan Nato, dan pasukan kami akan terus melaksanakannya,” kata Rasmussen. Para pejabat Afghanistan mengatakan mereka berharap untuk bekerja sama dengan panglima baru pasukan Afghanistan, Jenderal David Petraeus.

Sebelumnya,Presiden Hamid Karzai meminta Obama agar tidak memecat Jenderal McChrystal.Namun, setelah Obama memecat McChrystal, Karzai pun menghargai keputusan tersebut. “Penggantian Jenderal David Petraeus merupakan seseorang yang mengetahui Afghanistan.Dia mengetahui sangat baik wilayah ini dan seorang jenderal yang berpengalaman,” kata juru bicara Karzai,Waheed Omar,“Kami akan berkerja sama dengannya,” ungkapnya.

Sementara itu, gerilyawan Taliban tak peduli dengan pergantian komandan NATO di Afghanistan. “Kami tidak peduli apakah itu McChrystal atau Petraeus,”tandas juru bicara Taliban, Yousuf Ahmadi, kepada AFP. “Sikap kami jelas. Kami akan memerangi pasukan agresor sampai mereka pergi,”bebernya. (AFP/Rtr/BBC/ andika hm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford