Iran Peringatkan IAEA
Menteri Luar Negeri Iran Manoucherhr Mottaki kemarin menyatakan pelarangan masuk bagi dua pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan bentuk “peringatan” kepada ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Aksi juga dinilai sebentuk penyikapan Teheran terhadap sanksi baru yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB.
“Langkah itu (pelarangan pengawas nuklir ke Iran) merupakan realitas peringatan kepada (Yukiya) Amano untuk hati-hati sehingga badan pengawas tersebut tidak melanggar pakta
Internasional yang telah ada,” ujar Mottaki seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA. Mottaki pun memperingatkan Ketua IAEA Yukiya Amano. “Amano seharusnya memimpin badan itu dengan profesional,” tuturnya.
Sebelumnya Kepala Organisasi Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi mengatakan IAEA pihaknya tidak akan membolehkan dua pengawas nuklir IAEA memasuki negara itu. Salehi mengatakan mereka telah terlalu cepat menerbitkan sebuah laporan yang dia sebut sebagai “tidak dipercaya”. Salehi tidak menjelaskan bagian mana dari laporan itu yang dia anggap tidak akurat.
Salehi juga telah memaparkan kepada IAEA yang mengirimkan dua pengawas itu sangat salah. “Dua pengawas nuklir itu seharusnya tidak kembali ke Iran dan segera diganti oleh dua orang yang lain,” tegasnya.
Musuh bebuyutan Iran, Amerika Serikat (AS), menyerukan perhatiannya atas keputusan Teheran melarang dua inspektor memasuki negara itu. “Langkah yang ditempuh Iran sangat mengkhawatirkan dan ini merupakan kebiasaan yang telah lama dilakukan untuk mengintimidasi pengawas,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley di Washington.
“Mengurangi kerjasama dengan IAEA hanya akan memperkuat perhatian dunia internasional terhadap program nuklir Iran,” tambah Crowley.
Negara-negara Barat yang dipimpin Washington menduga bahwa program nuklir Teheran merupakan kedok proyek pengembangan senjata. Tapi, tuduhan sepihak itu dibantah langsung Republik Islam Iran. Pada 9 Juni lalu, Dewan Keamanan PBB pun memberlakukan sanksi keempat bagi Iran karena menolak menghentikan pengayaan uranium.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan sanki baru itu yang diabaikan Teheran merupakan pesan yang tidak bisa diragukan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan sanksi PBB itu sebaiknya dibuang ke tempat sampah seperti “sapu tangan bekas”.
Anggota Kongres AS pada Senin (21/6) lalu mencapai kesepakatan untuk memberikan hukuman sepihak untuk menekan Teheran. Kongres menarget perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dan menggunakan produk-produk Iran seperti bahan bakar.
Sementara itu, pada bulan Januari lalu Teheran mengatakan kepada IAEA para ilmuwan negara itu melakukan uji coba pyroprocessing atau proses yang bisa digunakan untuk memurnikan uranium bagi senjata. Informasi ini membuat IAEA meminta penjelasan lebih lanjut dari pemerintah Iran.
Tetapi pada bulan Maret lalu Iran tidak lagi menyebutkan proses itu dan menyangkal telah melakukan kegiatan tersebut. Pada bulan Mei lalu para ahli IAEA yang mengunjungi tempat uji coba pyroprocessing diduga dilakukan di Teheran. Mereka menemukan sebuah sel eletrokimia telah dipindahkan dari unit yang digunakan dalam uji coba itu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
“Langkah itu (pelarangan pengawas nuklir ke Iran) merupakan realitas peringatan kepada (Yukiya) Amano untuk hati-hati sehingga badan pengawas tersebut tidak melanggar pakta
Internasional yang telah ada,” ujar Mottaki seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA. Mottaki pun memperingatkan Ketua IAEA Yukiya Amano. “Amano seharusnya memimpin badan itu dengan profesional,” tuturnya.
Sebelumnya Kepala Organisasi Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi mengatakan IAEA pihaknya tidak akan membolehkan dua pengawas nuklir IAEA memasuki negara itu. Salehi mengatakan mereka telah terlalu cepat menerbitkan sebuah laporan yang dia sebut sebagai “tidak dipercaya”. Salehi tidak menjelaskan bagian mana dari laporan itu yang dia anggap tidak akurat.
Salehi juga telah memaparkan kepada IAEA yang mengirimkan dua pengawas itu sangat salah. “Dua pengawas nuklir itu seharusnya tidak kembali ke Iran dan segera diganti oleh dua orang yang lain,” tegasnya.
Musuh bebuyutan Iran, Amerika Serikat (AS), menyerukan perhatiannya atas keputusan Teheran melarang dua inspektor memasuki negara itu. “Langkah yang ditempuh Iran sangat mengkhawatirkan dan ini merupakan kebiasaan yang telah lama dilakukan untuk mengintimidasi pengawas,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley di Washington.
“Mengurangi kerjasama dengan IAEA hanya akan memperkuat perhatian dunia internasional terhadap program nuklir Iran,” tambah Crowley.
Negara-negara Barat yang dipimpin Washington menduga bahwa program nuklir Teheran merupakan kedok proyek pengembangan senjata. Tapi, tuduhan sepihak itu dibantah langsung Republik Islam Iran. Pada 9 Juni lalu, Dewan Keamanan PBB pun memberlakukan sanksi keempat bagi Iran karena menolak menghentikan pengayaan uranium.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan sanki baru itu yang diabaikan Teheran merupakan pesan yang tidak bisa diragukan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan sanksi PBB itu sebaiknya dibuang ke tempat sampah seperti “sapu tangan bekas”.
Anggota Kongres AS pada Senin (21/6) lalu mencapai kesepakatan untuk memberikan hukuman sepihak untuk menekan Teheran. Kongres menarget perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dan menggunakan produk-produk Iran seperti bahan bakar.
Sementara itu, pada bulan Januari lalu Teheran mengatakan kepada IAEA para ilmuwan negara itu melakukan uji coba pyroprocessing atau proses yang bisa digunakan untuk memurnikan uranium bagi senjata. Informasi ini membuat IAEA meminta penjelasan lebih lanjut dari pemerintah Iran.
Tetapi pada bulan Maret lalu Iran tidak lagi menyebutkan proses itu dan menyangkal telah melakukan kegiatan tersebut. Pada bulan Mei lalu para ahli IAEA yang mengunjungi tempat uji coba pyroprocessing diduga dilakukan di Teheran. Mereka menemukan sebuah sel eletrokimia telah dipindahkan dari unit yang digunakan dalam uji coba itu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Komentar