Iran Bekukan Dialog Nuklir

TEHERAN (SI) – Pemerintah Iran kemarin menyatakan tetap akan melanjutkan perundingan kesepakatan bahan bakar nuklir. Namun, Teheran tetap membekukan perundingan dengan negara-negara besar selama dua bulan.

Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki mengatakan program pengayaan uranium terpisah dari program pertukaran bahan bakar nuklir yang akan dipasok untuk reaktor penelitian Teheran.“ Negosiasi pertukaran bahan bakar nuklir dan negosiasi lima plus satu merupakan dua hal yang berbeda,”paparnya. Iran telah lama meninggalkan meja perundingan sejak Oktober silam. Baru-baru ini, Iran justru mengajak Brasil dan Turki untuk bekerja sama dalam hal pertukaran bahan bakar nuklir untuk reaktor penelitian Teheran.AS, Rusia, dan Prancis telah mengirimkan daftar pertanyaan kepada Iran mengenai pertukaran bahan bakar nuklir dengan Brasil dan Turki.

“Jawaban terhadap surat yang dikirim kelompok Jenewa sedang disiapkan,”ujarnya terkait dengan proposal Brasil dan Turki itu. Kesepakatan itu memberikan kesempatan bagi Iran untuk mengirimkan 1.200 kg uranium berkadar rendah (LEU) ke Rusia dan Prancis. “Ada komunikasi antara menteri luar negeri (Iran, Brasil, dan Turki) pekan lalu dan kita menyimpulkan bahwa hal ini seharusnya dilanjutkan,”papar Mottaki.“Pertemuan tiga pihak itu akan diumumkan pada satu atau dua hari mendatang,”ujarnya. Sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan negaranya ingin memulai kembali pembicaraan nuklir,tapi tidak sampai Agustus mendatang atau Mordad, bulan khusus bagi rakyat Iran.Perundingan nuklir itu adalah P5+1,yakni Inggris,Prancis,Rusia, China, Amerika Serikat, dan Jerman.

Ahmadinejad menegaskan hal itu saat berpidato di upacara peringatan ledakan 1981 yang menewaskan tokoh utama dan lusinan pendukung revolusi Iran, Senin (28/6). Dalam pidato tersebut,Ahmadinejad mengungkapkan alasan bahwa keputusan itu dibuat untuk menghukum negara-negara barat. Menurut Ahmadinejad, Iran membatalkan pembicaraan nuklir karena tindakan negara barat yang mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DKPBB) mengeluarkan resolusi untuk melawan Iran. “Kami menunda perundingan karena sikap buruk dan pengadopsian resolusi baru di Dewan Keamanan. Ini merupakan sebuah hukuman sehingga mereka (kekuatan dunia) dipaksa belajar bagaimana caranya berundingan dengan negara lain,”ujar Ahmadinejad.

Sebelumnya,DK PBB telah bertemu untuk membahas bagaimana pelaksanaan sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Iran. Dalam satu pertemuan resmi, ke-15 anggota DK menerima laporan tentang pelaksanaan semua hukuman yang disepakati terhadap Iran dan sebuah forum pakar akan memastikan negara-negara melaksanakan langkah hukuman tersebut. “Forum ini akan menjadi mata dan telinga kami di bidang ini,” tandas Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice. “Keefektifan sanksi-sanksi Iran adalah tanggung jawab utama bagi setiap negara anggota PBB,”ungkapnya.

Dewan Keamanan telah memberlakukan paket keempat sanksi terhadap Iran pada awal bulan karena penolakannya untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya. Negara-negara Barat dan Israel takut Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir di balik kedok program nuklir Teheran untuk kepentingan damai dan energi untuk kepentingan sipil. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/334688/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford