Ban Kecam Penggusuran Rumah Warga Palestina

Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon kemarin mengatakan rencana penghancuran rumah warga Palestina di Jerusalem timur untuk taman bagi wisatawan merupakan aksi ilegal dan tidak membantu sama sekali.

Ban Ki-moon memprihatinkan keputusan oleh pemerintah kota Jerusalem untuk melanjutkan rencana penghancuran rumah dan perluasan permukiman Yahudi di daerah Silwan, Jerusalem timur. “Aksi yang direncanakan tersebut bertentangan dengan hukum internasional, dan keinginan penduduk Palestina,” kata Ban dalam pernyataannya.

Ban mengingatkan pemerintah Israel mengenai tanggung jawab untuk menjamin bahwa tindakan provokatif, yang hanya akan meningkatkan ketegangan di kota tersebut, tak dilakukan. “Langkah pemerintah kota Jerusalem saat ini tak membantu, dan dilakukan saat sasaran global harusnya berupa pembangunan kepercayaan guna mendukung perundingan politik,” papar Ban.

Taman itu, yang direncanakan dibangun di atas permukiman Arab yang digusur tepat di luar tembok Kota Tua. Rencana tersebut diajukan kepada komite perencanaan dan pembangunan kota itu pada Senin. Komite tersebut mensahkan Gan Hamelech, nama dalam Bahasa Yahudi daerah di luar Kota Tua yang dikenal dengan nama Al-Bustan oleh kebanyakan warga Arab di kota itu.

Berdasarkan rencana tersebut, 22 rumah akan dihancurkan. Total 88 rumah telah dipilih untuk dimusnahkan karena semuanya dibangun tanpa izin pemerintah Israel. Masalah tersebut lebih sensitif karena kebanyakan masyarakat internasional tak mengakui pencaplokan Jerusalem timur oleh Israel sejak Juni 1967.

Untuk mempertahankan pencitraan internasional Israel, Netanyahu telah membujuk Walikota Jerusalem Nir Barkat untuk menunda proyek the King's Garden pada Maret silam. Saat itu, Washington berusaha keras agar perundingan peramaian Israel-Palestina dihidupkan kembali.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan rencana tersebut masih merupakan proses panjang dan belum ada kesepakatan untuk menyetujuinya. Sedangkan Juru Bicara Kota Jerusalem Stephan Miller mengungkapkan, dewan telah memberikan persetujuan untuk membangun 1.000 rumah seluas 22 hektar di Jerusalem timur.

Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS P.J. Crowley mengatakan, pemerintahan Presiden Barack Obama sangat peduli dengan proyek tersebut. “Kita telah menggelar pembicaraan dengan pemerintah Israel mengenai hal itu,” ujar Crowley. Sedangkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan raja Yordania Abdullah Ke-II juga mengutuk persetujuan proyek itu oleh Komisi Perencanaan Yerusalem.

Dari pihak Israel, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengungkapkan rencana penghancuran rumah warga Palestina menunjukkan kurangnya akal sehat dan ketidaktepatan waktu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford