Korsel Buktikan Korut Bersalah
Korea Selatan (Korsel) kemarin secara resmi menuduh torpedo milik Korea Utara (Korut) yang menyebabkan tenggelamnya kapal Cheonan pada 26 Maret lalu.
Dengan tegas, Korsel pun siap untuk menempuh langkah tegas terhadap negara tetangganya itu. Termasuk, Seoul siap berperang dengan Pyongyang dan mendesak sekutu-sekutunya untuk memberlakukan sanksi keras.
Disimpulkan dari para penyidik, termasuk para ahli dari Amerika Serikat (AS), Australia, Inggris, dan Swedia, menyimpulkan kapal selam Korut menembakkan torpedo terhadap kapal Cheonan yang menewaskan 46 orang. “Tidak ada penjelasan lain yang masuk akal,” kata ketua tim penyidik multinasional Yoon Duk-yong.
Yoon juga mengungkapkan kerusakan pada badan kapal Cheonan dan melukai tubuh para pelaut yang berada di dalamnya. Efek dari ledakan itu menyebabkan goncangan dan berdampak buih-buih. Laporan tersebut menyebutkan bagian-bagian torpedo itu “tepat sekali” dengan jenis torpedo yang diproduksi Korut.
Bagian-bagian tornado yang tersisa adalah motor (penggerak), corong, dan bagian dari baling-baling. Label yang ditemukan pada satu bagian bersesuaian dengan label pada torpedo Korut yang ditemukan Korsel pada tujuh tahun lalu. Kemudian ada kata “Nomer 1”. Diperkirakan panjang torpedo itu sekitar 7,35 meter.
“Dari bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa torpedo ditembakkan kapal selam Korut,” ujar Yoon. “Data yang berkaitan dengan gempa bumi, pernyataan saksi, dan simulasi komputer mendukung kesimpulan itu,” kata Yoon seperti dikutip dari CNN.
Dalam laporan itu juga menyatakan bahwa intelejen menyebutkan kapal selam Korut sepertinya berada di dekat tempat kejadian perkara. Menurut Yoon, beberapa kapal selama kecil dan kapal selam induk meninggalkan pangkalan Angkatan Laut Korut di Laut Kuning pada dua atau tiga hari sebelum serangan.
Semua anggota tim penyidik sepakat dengan kesimpulan bahwa Korut harus bertanggungjawab atas serangan tersebut. “Kita bekerjasama dengan erat dan berkolaborasi dengan menggunakan berbagai alat dan metode sendiri-sendiri,” ujar Laksamana Thomas Eccles dari Angkatan Laut AS.
Sementara Presiden Korsel Lee Myung-bak akan menggelar rapat darurat dengan Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada Jumat (hari ini). Pemerintahannya dengan jelas menyatakan tidak akan melancarkan serangan balasan. Namun, Seoul bakal menemakan komunitas internasional untuk mengambil sikap memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang.
“Kami akan bertindak tegas, dan responsif terhadap Korut, dan melalui kerjasama internasional, kami harus memaksa Korea Utara mengakui kesalahannya dan kembali sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggungjawab,” ujarnya kantor Presiden Lee yang diungkapkan kepada kepada Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
Gedung Putih menggambarkan insiden penenggelaman kapal Korsel sebagai “langkah agresi” oleh Korut yang menghalangi perdamaian. “Aksi agresi Korut itu tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs. Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan laporan tersebut “sangat merisaukan”.
Bagaimana respon Korut? Pyongyang kemarin membatah bahwa pihaknya telah menembakkan torpedo terhadap kapal Korsel. “Kita telah memperingatkan kelompok pengkhianat Korsel agar tidak membuat pernyataan sembrono mengenai tenggelamnya kapal Cheonan,” demikian keterangan komisi pertahanan nasional Korut. “Meskipun, kelompok pengkhianat itu mencoba mengaitkan kasus ini dengan kita tanpa menawarkan bukti-bukti materi.”
China, sebagai sekutu Korut, meminta kedua pihak untuk tetap tenang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Ma Zhaoxu, meminta kedua pihak untuk menghindari sikap dan pernyataan yang mampu memperkeruh situasi. Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Cui Tiankai enggan berkomentar mengenai laporan internasional itu.
Sedangkan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama menyatakan tindakan Korut “tidak termaafkan”. Sementara Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan: “aksi Korut itu akan menyebabkan ketidakpercayaan komunitas internasional.” (Rtr/CNN/BBC/andika hm)
Dengan tegas, Korsel pun siap untuk menempuh langkah tegas terhadap negara tetangganya itu. Termasuk, Seoul siap berperang dengan Pyongyang dan mendesak sekutu-sekutunya untuk memberlakukan sanksi keras.
Disimpulkan dari para penyidik, termasuk para ahli dari Amerika Serikat (AS), Australia, Inggris, dan Swedia, menyimpulkan kapal selam Korut menembakkan torpedo terhadap kapal Cheonan yang menewaskan 46 orang. “Tidak ada penjelasan lain yang masuk akal,” kata ketua tim penyidik multinasional Yoon Duk-yong.
Yoon juga mengungkapkan kerusakan pada badan kapal Cheonan dan melukai tubuh para pelaut yang berada di dalamnya. Efek dari ledakan itu menyebabkan goncangan dan berdampak buih-buih. Laporan tersebut menyebutkan bagian-bagian torpedo itu “tepat sekali” dengan jenis torpedo yang diproduksi Korut.
Bagian-bagian tornado yang tersisa adalah motor (penggerak), corong, dan bagian dari baling-baling. Label yang ditemukan pada satu bagian bersesuaian dengan label pada torpedo Korut yang ditemukan Korsel pada tujuh tahun lalu. Kemudian ada kata “Nomer 1”. Diperkirakan panjang torpedo itu sekitar 7,35 meter.
“Dari bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa torpedo ditembakkan kapal selam Korut,” ujar Yoon. “Data yang berkaitan dengan gempa bumi, pernyataan saksi, dan simulasi komputer mendukung kesimpulan itu,” kata Yoon seperti dikutip dari CNN.
Dalam laporan itu juga menyatakan bahwa intelejen menyebutkan kapal selam Korut sepertinya berada di dekat tempat kejadian perkara. Menurut Yoon, beberapa kapal selama kecil dan kapal selam induk meninggalkan pangkalan Angkatan Laut Korut di Laut Kuning pada dua atau tiga hari sebelum serangan.
Semua anggota tim penyidik sepakat dengan kesimpulan bahwa Korut harus bertanggungjawab atas serangan tersebut. “Kita bekerjasama dengan erat dan berkolaborasi dengan menggunakan berbagai alat dan metode sendiri-sendiri,” ujar Laksamana Thomas Eccles dari Angkatan Laut AS.
Sementara Presiden Korsel Lee Myung-bak akan menggelar rapat darurat dengan Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada Jumat (hari ini). Pemerintahannya dengan jelas menyatakan tidak akan melancarkan serangan balasan. Namun, Seoul bakal menemakan komunitas internasional untuk mengambil sikap memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang.
“Kami akan bertindak tegas, dan responsif terhadap Korut, dan melalui kerjasama internasional, kami harus memaksa Korea Utara mengakui kesalahannya dan kembali sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggungjawab,” ujarnya kantor Presiden Lee yang diungkapkan kepada kepada Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
Gedung Putih menggambarkan insiden penenggelaman kapal Korsel sebagai “langkah agresi” oleh Korut yang menghalangi perdamaian. “Aksi agresi Korut itu tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs. Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan laporan tersebut “sangat merisaukan”.
Bagaimana respon Korut? Pyongyang kemarin membatah bahwa pihaknya telah menembakkan torpedo terhadap kapal Korsel. “Kita telah memperingatkan kelompok pengkhianat Korsel agar tidak membuat pernyataan sembrono mengenai tenggelamnya kapal Cheonan,” demikian keterangan komisi pertahanan nasional Korut. “Meskipun, kelompok pengkhianat itu mencoba mengaitkan kasus ini dengan kita tanpa menawarkan bukti-bukti materi.”
China, sebagai sekutu Korut, meminta kedua pihak untuk tetap tenang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Ma Zhaoxu, meminta kedua pihak untuk menghindari sikap dan pernyataan yang mampu memperkeruh situasi. Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Cui Tiankai enggan berkomentar mengenai laporan internasional itu.
Sedangkan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama menyatakan tindakan Korut “tidak termaafkan”. Sementara Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan: “aksi Korut itu akan menyebabkan ketidakpercayaan komunitas internasional.” (Rtr/CNN/BBC/andika hm)
Komentar