Kasus Cheonan Dibawa ke PBB
SEOUL(SI) – Korea Selatan (Korsel) kemarin mengatakan akan membawa kasus tenggelamnya kapal Cheonan milik Angkatan Laut ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Langkah itu diambil setelah ada pengumuman resmi bahwa penyebab tenggelamnya kapal Cheonan karena serangan torpedo dari kapal selam Korea Utara (Korut). Juru Bicara Kepresidenan Korsel Lee Dong-kwan mengungkapkan, Presiden Korsel Lee Myung-bak akan memberikan pidato mengenai insiden tersebut hari ini.
Lee akan menyampaikan bagaimana Pemerintah Korsel secara resmi memberikan tanggapan atas provokasi bersenjata yang dilakukan negara tetangganya itu. “Presiden akan menyampaikan kerangka besar langkah-langkah yang akan diambil. Satu mengenai langkah yang akan dilakukan Korsel dan lainnya mengenai langkah untuk bekerja sama dengan komunitas internasional,”papar Lee Dong-kwan.
Berbagai langkah itu termasuk tindakan Pemerintah Korsel terhadap hubungan dengan Korut. Menurut Lee,Presiden Korsel akan menyebutkan satu rencana untuk membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB. Presiden juga akan meminta respons dari Pyongyang. “Presiden Lee Myung-bak mungkin menyebutkan nama pemimpin Kim Jong-il (dalam kesimpulan pidato),”imbuhnya.
Lebih lanjut Lee memaparkan, Presiden Korsel akan mengumumkan bahwa Seoul siap menempuh “langkah tegas” jika Korut terus melancarkan provokasi. Dia menambahkan, setelah pidato kepresidenan, Menteri Luar Negeri, Pertahanan, dan Unifikasi Korsel akan menggelar konferensi pers. Mereka akan membahas langkah spesifik terhadap Korut. Namun, tidak ada keterangan detail apa saja langkah spesifik tersebut.
Hanya, media-media lokal memberitakan, Korsel mempersiapkan latihan anti-kapal selam dengan militer Amerika Serikat (AS) di dekat lokasi tragedi tenggelamnya kapal Cheonan. Selain itu, para menteri juga membahas siaran propaganda di dekat perbatasan kedua negara, penghentian program bantuan ekonomi terhadap Korut, dan melarang kapal Pyongyang masuk wilayah teritorial Korsel.
Menurut sumber dari Kementrian Perdagangan dan Hubungan Luar Negeri Korsel, langkah diplomatik yang akan difokuskan adalah menghukum Korut dengan sanksi PBB.“AS tetap menyatakan pentingnya isu Cheonan. Jepang juga memberikan perhatian penuh. Kami yakin telah terbangun konsensus,” ujar sumber rahasia itu. Pekan lalu Seoul mengumumkan hasil penyidikan bahwa kapal selam Korut menembakkan sebuah torpedo yang menenggelamkan kapal Cheonan.
Laporan tersebut menyebutkan, bagian-bagian torpedo itu “tepat sekali” dengan jenis torpedo yang diproduksi Korut. Bagian-bagian kapal yang tersisa adalah motor (penggerak), corong, dan bagian dari baling-baling kapal.Label yang ditemukan pada satu bagian torpedo sesuai dengan label torpedo Korut yang ditemukan Korsel tujuh tahun lalu.Kemudian terdapat kata “Nomer 1”. Diperkirakan panjang torpedo itu sekitar 7,35 meter. Tragedi penembakan kapal Korsel menewaskan 46 pelaut.
Pyongyang membantah tudingan tersebut.Korut berdalih, mereka tidak pernah mendapatkan buktibukti pecahan torpedo tersebut. Sebelumnya Presiden Korsel menyatakan akan bertindak tegas dan responsif terhadap Korut,baik secara bilateral maupun melalui kerja sama internasional. “Kami harus memaksa Korea Utara mengakui kesalahannya dan kembali sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab,” ujar kantor Presiden Lee yang diungkapkan kepada Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
SedangkanWashington menyerukan respons internasional atas tragedi itu tanpa menyebutkan langkah spesifik. Diprediksi, komunitas internasional akan mendesak sanksi baru Dewan Keamanan PBB terhadap Korut meski langkah itu mungkin akan ditentang China. Sementara itu, Deputi Sekretaris Pers Kementrian Luar Negeri Jepang Hidenobu Sobashima mengungkapkan, Jepang akan mendukung Korsel, apapun yang diputuskan negara itu.“Saya pikir kita akan mengambil langkah yang sama dengan Korsel,”paparnya. (Rtr/AFP/Yonhap/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/326221/
Langkah itu diambil setelah ada pengumuman resmi bahwa penyebab tenggelamnya kapal Cheonan karena serangan torpedo dari kapal selam Korea Utara (Korut). Juru Bicara Kepresidenan Korsel Lee Dong-kwan mengungkapkan, Presiden Korsel Lee Myung-bak akan memberikan pidato mengenai insiden tersebut hari ini.
Lee akan menyampaikan bagaimana Pemerintah Korsel secara resmi memberikan tanggapan atas provokasi bersenjata yang dilakukan negara tetangganya itu. “Presiden akan menyampaikan kerangka besar langkah-langkah yang akan diambil. Satu mengenai langkah yang akan dilakukan Korsel dan lainnya mengenai langkah untuk bekerja sama dengan komunitas internasional,”papar Lee Dong-kwan.
Berbagai langkah itu termasuk tindakan Pemerintah Korsel terhadap hubungan dengan Korut. Menurut Lee,Presiden Korsel akan menyebutkan satu rencana untuk membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB. Presiden juga akan meminta respons dari Pyongyang. “Presiden Lee Myung-bak mungkin menyebutkan nama pemimpin Kim Jong-il (dalam kesimpulan pidato),”imbuhnya.
Lebih lanjut Lee memaparkan, Presiden Korsel akan mengumumkan bahwa Seoul siap menempuh “langkah tegas” jika Korut terus melancarkan provokasi. Dia menambahkan, setelah pidato kepresidenan, Menteri Luar Negeri, Pertahanan, dan Unifikasi Korsel akan menggelar konferensi pers. Mereka akan membahas langkah spesifik terhadap Korut. Namun, tidak ada keterangan detail apa saja langkah spesifik tersebut.
Hanya, media-media lokal memberitakan, Korsel mempersiapkan latihan anti-kapal selam dengan militer Amerika Serikat (AS) di dekat lokasi tragedi tenggelamnya kapal Cheonan. Selain itu, para menteri juga membahas siaran propaganda di dekat perbatasan kedua negara, penghentian program bantuan ekonomi terhadap Korut, dan melarang kapal Pyongyang masuk wilayah teritorial Korsel.
Menurut sumber dari Kementrian Perdagangan dan Hubungan Luar Negeri Korsel, langkah diplomatik yang akan difokuskan adalah menghukum Korut dengan sanksi PBB.“AS tetap menyatakan pentingnya isu Cheonan. Jepang juga memberikan perhatian penuh. Kami yakin telah terbangun konsensus,” ujar sumber rahasia itu. Pekan lalu Seoul mengumumkan hasil penyidikan bahwa kapal selam Korut menembakkan sebuah torpedo yang menenggelamkan kapal Cheonan.
Laporan tersebut menyebutkan, bagian-bagian torpedo itu “tepat sekali” dengan jenis torpedo yang diproduksi Korut. Bagian-bagian kapal yang tersisa adalah motor (penggerak), corong, dan bagian dari baling-baling kapal.Label yang ditemukan pada satu bagian torpedo sesuai dengan label torpedo Korut yang ditemukan Korsel tujuh tahun lalu.Kemudian terdapat kata “Nomer 1”. Diperkirakan panjang torpedo itu sekitar 7,35 meter. Tragedi penembakan kapal Korsel menewaskan 46 pelaut.
Pyongyang membantah tudingan tersebut.Korut berdalih, mereka tidak pernah mendapatkan buktibukti pecahan torpedo tersebut. Sebelumnya Presiden Korsel menyatakan akan bertindak tegas dan responsif terhadap Korut,baik secara bilateral maupun melalui kerja sama internasional. “Kami harus memaksa Korea Utara mengakui kesalahannya dan kembali sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab,” ujar kantor Presiden Lee yang diungkapkan kepada Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
SedangkanWashington menyerukan respons internasional atas tragedi itu tanpa menyebutkan langkah spesifik. Diprediksi, komunitas internasional akan mendesak sanksi baru Dewan Keamanan PBB terhadap Korut meski langkah itu mungkin akan ditentang China. Sementara itu, Deputi Sekretaris Pers Kementrian Luar Negeri Jepang Hidenobu Sobashima mengungkapkan, Jepang akan mendukung Korsel, apapun yang diputuskan negara itu.“Saya pikir kita akan mengambil langkah yang sama dengan Korsel,”paparnya. (Rtr/AFP/Yonhap/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/326221/
Komentar