NoyNoy: Tak Menang, Filipina Rusuh

Kandidat presiden Filipina Benigno “Noynoy” Aquino kemarin menyatakan bahwa kerusuhan mungkin bakal terjadi jika dia tidak menang pada pemilu bulan depan. Pria berusia 50 tahun yang merupakan putra mantan Presiden Corazon Aquino berhasil memimpin jajak pendapat pemilu kali ini.

Benigno Aquino menyatakan bahwa hanya kecurangan pemilu yang dapat menghentikan kemenangan pada pemilu 10 Mei mendatang. Dia optimis jika mesin pemilu menghitung dengan benar, maka dia yakin menang. “Jika penghitungan dilakukan dengan benar, saya pikir kita akan menang. Jika rakyat frustasi, maka demonstrasi yang terjadi seperti di Thailand bakal terjadi,” ungkapnya.

Aquino yang dikenal dengan “Noynoy,” mengklaim rivalnya Senator Manuel Villar yang didukung oleh Presiden Gloria Macapagal-Arroyo, terlibat dalam korupsi. Aquino ikut dalam pemilu presiden setelah ibunya meninggal karena kanker pada Agustus silam.

Kubu lawan menyebut Aquino kurang memiliki pengalaman karena hanya 12 tahun menjadi anggota parlemen. Bahkan, Manuel “Manny” Villar Jr, kandidat presiden Filipina lainnya, mengaku berada di atas karena lawannya tidak memiliki pengalaman. “Aquino belum menunjukkan kemampuan kepemimpinan dan tidak pernah memimpin sama sekali,” ujarnya.

Aquino pun membela diri. Dia mengaku pernah memiliki pengalaman bisnis ketika menjual produk Nike Inc, da membantu ibunya ketika bernegoisasi dengan para tentara yang bakal membelot. “Saya memang tidak bermain sendiri ketika menghadapi kudeta. Tapi saya pikir peran saya cukup penting,” ujarnya.

Apa saja program yang ditawarkan Aquino? Dia berniat akan meningkatkan pendapatan pajak. Peningkatan anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Kebijakan terbuka bakal diterapkan untuk meningkatkan industri pariwisata. Tak ketinggalan, dia juga berencana meningkatkan gaji hakim dan menegakan hukum.

Dalam jajak pendapat terbaru yang digelar Social Weather Stations, menunjukkan Aquino mendapatkan dukungan penuh dengan 38% atau 12% lebih tinggi dibandingkan Villar yang hanya memperoleh 26%. Jajak pendapat itu dilakukan pada 16 hingga 19 April dengan jumlah sampel mencapai 2.400 orang. Sedangkan mantan Presiden Joseph Estrada berada di posisi ketiga dengan 17%.

Jika dihitung berdasarkan 77% jumlah pemilih yang ikut pada pemilu presiden 2004, maka Aquino akan memenangkan pemilu dengan selisih 4,7 juta suara. Aquino akan meraih 14,8 juta suara dari 39 juta pemilu (77% dari 50,7 juta pemilih terdaftar). Sedangkan Villar akan meraih 10,1 juta suara.

Dukungan Aquino merata di semua segmen ekonomi kelas seperti yang diungkapkan pada jajak pendapat ABC. Jajak pendapat ABC melaporkan Aquino meraih 53% atau meningkat 8% dibandingkan sebelumnya.

Sebelum tersiar kabar, militer Filipina akan membentuk pemerintahan junta jika pemilu yang akan digelar 11 Mei mengalami kegagalan. Meski Kepala kantor hubungan publik Departemen Pertahanan Letnan Kolonel Arnulfo Burgos membantah hal tersebut.

Kekhawatiran tersebut karena rakyat Filipina bersiap-siap mengikuti pemilu bersejarah di negaranya karena untuk pertama kalinya mereka akan memiliki menggunakan mesin. Lebih dari 82.000 mesin otomatis bakal digunakan pada pemilu 10 Mei mendatang. Hasil pemilu dapat diketahui hanya dalam dua hari, lebih cepat dibandingkan dengan sistem manual yang memerlukan waktu beberapa minggu. (CNA/Inquirer/PS/andika hm)

Komentar

menjadikosong mengatakan…
refernsi menarik, banyak hal baru yang luput dari pengetahuanku tentang Holland.

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia