Cari Jodoh dengan Golongan Darah
TOKYO(SI) – Apakah Anda peduli dengan golongan darah Anda? Jika Anda berada di Jepang,ada baiknya iya. Sebab,banyak orang Negeri Sakura menganggap golongan darah menunjukkan kepribadian seseorang.
Berbeda dengan kebanyakan warga dunia yang tidak memikirkan jenis golongan darah orang lain,tidak demikian halnya dengan yang terjadi di Jepang. Golongan darah A, B, O, atau AB menjadi topik yang berulang kali dibahas dalam percakapan antarwarga. Golongan darah pun dianggap sebagai ideologi dan parameter dalam menilai seseorang.Warga Jepang menganggap bahwa golongan darah berdampak pada kehidupan, pekerjaan,dan cinta.
Tak mengherankan jika golongan darah pun sering ditanyakan ketika pertama kali berkencan. Golongan darah bakal ditanyakan si cowok atau pun si cewek,terserah siapa yang akan memulainya. Bertanya mengenai golongan darah pun bukan menjadi suatu hal yang asing. Puncaknya, setiap Sabtu malam pertanyaan tentang golongan darah bakal menjadi topik awal untuk mencari jodoh.
Seperti pada suatu Sabtu malam, seorang pria dan wanita terlihat sedang duduk berdua. Mereka tampak gugup dan kaku saat memulai percakapan. Orang yang melihat mereka berdua pun paham, mereka sedang berharap menemukan seseorang yang spesial buat masa depan.Tapi,percakapan tampaknya makin sulit dimulai.
Mereka berada di sebuah ruangan bercat merah dan putih, ditemani musik tetapi kesannya tegang.Pasangan ini adalah salah satu peserta kontes pencarian jodoh di Jepang. Sayangnya, saat obrolan dimulai bel justru berbunyi dan memaksa mereka pindah ke ruang lain.Itulah gambaran umum bagaimana perkenalan untuk mencari jodoh di Jepang. Dan salah satu bagian yang paling mudah untuk memulai obrolan adalah pertanyaan tentang golongan darah calon pasangan.
Bagi sebagian orang, mengetahui golongan darah calon pasangan akan lebih memudahkan mereka membuat keputusan, mau atau tidak menjalin sebuah hubungan kasih. Salah satu peserta menyatakan sedang mencari pacar baru setelah putus dengan kekasihnya yang memiliki golongan darah B.“Melihat ke belakang tentang cowok yang dulu memang suatu hal yang remeh,” ujar gadis yang tak disebutkan namanya itu.
“Tapi, saya tidak kuat dengan kelakuan aneh cowok itu,”tambahnya. Sedangkan gadis lainnya malah menginginkan pria yang bergolongan darah A. “Gambaran saya,pria dengan golongan darah A mampu membumi dan seperti itu,” ujarnya. Dia menggambarkan golongan darah dapat berdampak pada sikap profesional dan kehidupan pribadi.
Buku-buku yang mengupas tentang golongan darah pun laris manis di Jepang. Disebutkan bahwa orang dengan golongan darah A merupakan orang yang dapat diandalkan dan mampu berkorban namun cenderung pendiam dan sering khawatir. Bagaimana dengan golongan darah O? Mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tegas.
Selain itu, pria dan perempuan bergolongan darah O identik berjiwabesar, mudah bergaul,tetapi sering tak mau mengalah. Kalau golongan darah AB cenderung memiliki keseimbangan yang baik dan logis.Sedangkan golongan B cenderung berpikir bebas dan egois. “Bukan hanya untuk mencari jodoh, ketika wawancara kerja mereka juga bertanya tentang golongan darah saya,” ujar pria yang memiliki golongan darah B dan menyebut dirinya bernama Kouichi.
“Dasar tidak nasib, sang bos perusahaan itu pernah memiliki pengalaman buruk dengan pria bergolongan darah B. Saya pun ditolak kerja tapi akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di tempat lain,”imbuhnya. Bahkan, pernah ada kejadian unik, kata Kouichi.Ketika itu, ada pimpinan perusahaan yang jarang terbiasa minum-minuman keras. Hingga di suatu pesta, dia mabuk.
Dia mengusir anak buahnya yang bergolongan darah B.“Kau bergolongan darah B,” kata si bos.“Keluar!” tambah si bos.Peristiwa seperti itu disebut burahara yang berarti kekacauan golongan darah. Beberapa perusahaan mengombinasikan para pekerjanya berdasarkan golongan darah agar kantor lebih harmonis.“Pertanyaan apa golongan darah merupakan cara yang tepat agar Anda berpikir tentang dia, tetapi secara tidak langsung,” ujar Jeff Kingston, profesor kajian Asia dari Temple University di Japang.
Menurut Kingston, orang Jepang tidak suka berbicara terbuka mengenai pendapat mereka. Para ilmuwan kerap menolak teori penggolongan berdasarkan golongan darah.Tapi, mantan Perdana Menteri Jepang Taro Aso justru membanggakan dirinya yang bergolongan darah A. Golongan darah Taro Aso pun dijadikan salah satu andalannya saat berkampanye.
Meski akhirnya pada pemilu dia dinyatakan kalah. Menurut pakar psikologi dari Shinshu University, golongan darah yang diukur berdasarkan protein dalam darah tidak ada hubungannya dengan kepribadian. “Ini ilmu pengetahuan yang menipu,” kata Kikuchi.“Kepribadian berdasar tipe golongan darah menghakimi orang lain tanpa memahami mereka sebagai manusia.
Ini seperti rasisme,”kata Kikuchi. Sebenarnya, teori mengenai karakter berdasar golongan darah diadaptasi oleh pemerintah militer Jepang dari ideologi Nazi pada 1930-an dengan tujuan memunculkan prajurit berkualitas baik. Beberapa tahun kemudian metode ini menyebar dan sangat diminati masyarakat Jepang. (BBC/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/320890/
Berbeda dengan kebanyakan warga dunia yang tidak memikirkan jenis golongan darah orang lain,tidak demikian halnya dengan yang terjadi di Jepang. Golongan darah A, B, O, atau AB menjadi topik yang berulang kali dibahas dalam percakapan antarwarga. Golongan darah pun dianggap sebagai ideologi dan parameter dalam menilai seseorang.Warga Jepang menganggap bahwa golongan darah berdampak pada kehidupan, pekerjaan,dan cinta.
Tak mengherankan jika golongan darah pun sering ditanyakan ketika pertama kali berkencan. Golongan darah bakal ditanyakan si cowok atau pun si cewek,terserah siapa yang akan memulainya. Bertanya mengenai golongan darah pun bukan menjadi suatu hal yang asing. Puncaknya, setiap Sabtu malam pertanyaan tentang golongan darah bakal menjadi topik awal untuk mencari jodoh.
Seperti pada suatu Sabtu malam, seorang pria dan wanita terlihat sedang duduk berdua. Mereka tampak gugup dan kaku saat memulai percakapan. Orang yang melihat mereka berdua pun paham, mereka sedang berharap menemukan seseorang yang spesial buat masa depan.Tapi,percakapan tampaknya makin sulit dimulai.
Mereka berada di sebuah ruangan bercat merah dan putih, ditemani musik tetapi kesannya tegang.Pasangan ini adalah salah satu peserta kontes pencarian jodoh di Jepang. Sayangnya, saat obrolan dimulai bel justru berbunyi dan memaksa mereka pindah ke ruang lain.Itulah gambaran umum bagaimana perkenalan untuk mencari jodoh di Jepang. Dan salah satu bagian yang paling mudah untuk memulai obrolan adalah pertanyaan tentang golongan darah calon pasangan.
Bagi sebagian orang, mengetahui golongan darah calon pasangan akan lebih memudahkan mereka membuat keputusan, mau atau tidak menjalin sebuah hubungan kasih. Salah satu peserta menyatakan sedang mencari pacar baru setelah putus dengan kekasihnya yang memiliki golongan darah B.“Melihat ke belakang tentang cowok yang dulu memang suatu hal yang remeh,” ujar gadis yang tak disebutkan namanya itu.
“Tapi, saya tidak kuat dengan kelakuan aneh cowok itu,”tambahnya. Sedangkan gadis lainnya malah menginginkan pria yang bergolongan darah A. “Gambaran saya,pria dengan golongan darah A mampu membumi dan seperti itu,” ujarnya. Dia menggambarkan golongan darah dapat berdampak pada sikap profesional dan kehidupan pribadi.
Buku-buku yang mengupas tentang golongan darah pun laris manis di Jepang. Disebutkan bahwa orang dengan golongan darah A merupakan orang yang dapat diandalkan dan mampu berkorban namun cenderung pendiam dan sering khawatir. Bagaimana dengan golongan darah O? Mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tegas.
Selain itu, pria dan perempuan bergolongan darah O identik berjiwabesar, mudah bergaul,tetapi sering tak mau mengalah. Kalau golongan darah AB cenderung memiliki keseimbangan yang baik dan logis.Sedangkan golongan B cenderung berpikir bebas dan egois. “Bukan hanya untuk mencari jodoh, ketika wawancara kerja mereka juga bertanya tentang golongan darah saya,” ujar pria yang memiliki golongan darah B dan menyebut dirinya bernama Kouichi.
“Dasar tidak nasib, sang bos perusahaan itu pernah memiliki pengalaman buruk dengan pria bergolongan darah B. Saya pun ditolak kerja tapi akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di tempat lain,”imbuhnya. Bahkan, pernah ada kejadian unik, kata Kouichi.Ketika itu, ada pimpinan perusahaan yang jarang terbiasa minum-minuman keras. Hingga di suatu pesta, dia mabuk.
Dia mengusir anak buahnya yang bergolongan darah B.“Kau bergolongan darah B,” kata si bos.“Keluar!” tambah si bos.Peristiwa seperti itu disebut burahara yang berarti kekacauan golongan darah. Beberapa perusahaan mengombinasikan para pekerjanya berdasarkan golongan darah agar kantor lebih harmonis.“Pertanyaan apa golongan darah merupakan cara yang tepat agar Anda berpikir tentang dia, tetapi secara tidak langsung,” ujar Jeff Kingston, profesor kajian Asia dari Temple University di Japang.
Menurut Kingston, orang Jepang tidak suka berbicara terbuka mengenai pendapat mereka. Para ilmuwan kerap menolak teori penggolongan berdasarkan golongan darah.Tapi, mantan Perdana Menteri Jepang Taro Aso justru membanggakan dirinya yang bergolongan darah A. Golongan darah Taro Aso pun dijadikan salah satu andalannya saat berkampanye.
Meski akhirnya pada pemilu dia dinyatakan kalah. Menurut pakar psikologi dari Shinshu University, golongan darah yang diukur berdasarkan protein dalam darah tidak ada hubungannya dengan kepribadian. “Ini ilmu pengetahuan yang menipu,” kata Kikuchi.“Kepribadian berdasar tipe golongan darah menghakimi orang lain tanpa memahami mereka sebagai manusia.
Ini seperti rasisme,”kata Kikuchi. Sebenarnya, teori mengenai karakter berdasar golongan darah diadaptasi oleh pemerintah militer Jepang dari ideologi Nazi pada 1930-an dengan tujuan memunculkan prajurit berkualitas baik. Beberapa tahun kemudian metode ini menyebar dan sangat diminati masyarakat Jepang. (BBC/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/320890/
Komentar