Mantan Napi Kaget Melihat Dunia

Greg Taylor,47, terkagum-kagum melihat isi dunia.Dia tidak membayangkan dunia telah berkembang sangat cepat.Maklum,selama 16 tahun,Taylor terjebak di mesin waktu,yaitu penjara. Dia baru saja bebas tahun ini.


Facebook, monitor layar datar, dan DVD merupakan hal baru dalam kehidupannya.Dengan semua perkembangan dunia,Taylor kini menjalani hidupnya dengan kaku. Dia masih harus beradaptasi dengan segala perkembangan yang ada di sekitarnya. Sejak 1993 Taylor terkunci dalam penjara North Carolina karena didakwa membunuh seorang pekerja seks komersial. Bulan lalu dia dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan tersebut dan dibebaskan. ”Semua frustrasi dan kepenatan yang saya simpan selama bertahuntahun benar-benar keluar,” papar Taylor saat dia bebas pada 17 Februari.

Setelah satu bulan bebas,Taylor mengemukakan bahwa Facebook merupakan hal yang mengasyikkan namun hanya buangbuang waktu saja. Hingga saat ini Taylor pun masih terpesona dengan DVD yang mampu memutar film hanya dengan menekan tombol remote. Dua perkembangan teknologi yang sama sekali tak pernah terlintas di benaknya selama berada di dalam penjara. Tak hanya DVD dan Facebook, Taylor pun sangat terkejut kala menggunakan mesin sabun otomatis di kamar mandi pusat perbelanjaan. Dia terkagum dengan semua perkembangan yang ada di sekitarnya.Taylor merasa bak alien yang pertama kali menginjakkan kaki di bumi.

Taylor menggunakan hari pertama kebebasannya dari penjara dengan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Dia sangat senang saat melewati sebuah gerai roti di tempat itu. Sambil memejamkan mata,dia menikmati aroma roti yang baru saja matang dari oven.“Ketika berada di penjara, penciuman saya terasa seperti sudah mati,”paparnya. Sebebasnya dari penjara, satu hal yang membuat Taylor tersenyum bahagia adalah saat dia bisa kembali memeluk putrinya yang telah berusia 26 tahun.Kebahagiaan bertambah tatkala dia tahu bahwa dirinya telah menjadi seorang kakek bagi Kristen Puryear,9. Bertemu keluarga adalah salah satu terapi bagi orang bebas dari penjara. Program Pascabebas dari Penjara menemukan bahwa satu dari tiga mantan narapidana kehilangan anak-anak dan orang terkasih.

Bahkan, 25% mantan penghuni penjara mengalami stres dan trauma berkepanjangan ketika berhadapan dengan masyarakat. Apalagi,tidak adanya pekerjaan menjadikan kehidupan mereka semakin tertekan. Taylor merupakan orang pertama yang dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan oleh komisi yang bertugas menemukan orang tidak bersalah. Masih ada 500 orang yang menunggu dibebaskan karena dinyatakan tak bersalah atas vonis pengadilan.Kelompok yang membebaskan Taylor,Komisi Penyidik Tak Bersalah North Carolina, dibentuk 2006, sukses membuktikan vonis terhadap Taylor tidak benar. Ketika Taylor meninggalkan penjara, Negara Bagian North Carolina memberikan cek senilai USD45.Pada hari pertama bebas, dia pergi ke pusat perbelanjaan.

Ketika melewati toko roti, dia mencium dan menikmati aroma roti yang menggoda perut.”Selama di penjara, pandangan dan penciuman saya mati,”ujarnya. Selama di penjara,satu persatu sahabatnya pun meninggalkannya. Namun, Kenny, teman masa kecilnya, masih tetap setia menyapanya. Tiga hari setelah dibebaskan, Kenny menelepon Taylor. ”Banyak orang yang tidak dapat mengunjungi saya di penjara,” paparnya. Bukan hanya teman, istrinya, Becky,pun meninggalkannya.Saat sidang berjalan, Becky yang telah dia nikahi selama 10 tahun masih mendukungnya.Namun,saat vonis dijatuhkan dan Taylor harus masuk penjara, perempuan itu menceraikannya.

SetelahTaylor bebas,keduanya pun bertemu lagi pada makan malam di rumah putri mereka, kedua berbincang dengan ramah. ”Perceraian merupakan kekalahan saya,”papar Taylor. Hampir tiga pekan setelah bebas,Taylor tinggal bersama sang putri. Kini dia harus menata ulang hidup dan mengaku tidak bisa tinggal selamanya dengan anak cucunya itu. Dia lalu membeli mobil dan laptop.Pria itu juga merapikan rambutnya sebagai persiapan untuk wawancara kerja. Taylor membayangkan mendapatkan pekerjaan dan jaminan asuransi kesehatan serta menemukan tempat tinggal.

Meski hingga kini dia belum mendapatkan pekerjaan. Ayah Taylor telah berusaha menawarkan pekerjaan.Tetapi, Taylor menolaknya. ”Ketika saya memiliki rutinitas, di sanalah kebahagiaan saya akan datang,” paparnya. (CNN/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/313351/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford