Bom Bunuh Diri Tewaskan 37 Orang
MOSKOW(SI) – Aksi bom bunuh diri yang dilakukan dua perempuan menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai 65 orang di dua stasiun kereta bawah tanah metro Moskow, Rusia,kemarin.Para saksi mata menggambarkan bahwa ledakan itu terjadi bertepatan dengan kesibukan di dua stasiun pusat di Moskow tersebut.
Ledakan pertama terjadi di stasiun kereta api Lubyanka pukul 07.56 waktu setempat dan menewaskan 23 orang. Lokasi ledakan tersebut berdekatan dengan kantor pusat Badan Keamanan Federal (FSB) Rusia yang merupakan lembaga pengganti KGB di era Uni Soviet. Adapun ledakan kedua terjadi sekitar 40 menit kemudian di stasiun Park Kultury yang menewaskan 12 hingga 14 orang.
Metro Moskow termasuk salah satu jaringan kereta bawah tanah tersibuk di dunia dengan sekitar tujuh juta penumpang setiap hari. Para petugas gawat darurat menyatakan jumlah korban tewas dapat meningkat karena banyaknya korban luka serius.“Tragedi itu sangat mengerikan.Saya melihat jenazah untuk pertama kalinya.
Semua orang berteriak,” tutur Valentin Popov,mahasiswa berusia 19 tahun. Rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang ditayangkan di internet menunjukkan beberapa jenazah korban tergeletak di lantai stasiun Lubyanka.Sementara para petugas gawat darurat berusaha mengobati korban luka setelah melakukan evakuasi.
“Saya langsung pergi naik eskalator ketika mendengar ledakan yang sangat keras. Pintu yang terletak di dekat lintasan kereta pun terlempar,”ujar pria bernama Alexei kepada stasiun televisi Rossiya 24.Dia mengungkapkan, saat itu semua orang mulai berlari, panik, dan saling dorong. Presiden Rusia Dmitry Medvedev mendeklarasikan bahwa Rusia akan bertindak tanpa kompromi untuk mengejar teroris hingga ke akarnya.
“Kita akan melanjutkan operasi melawan teroris tanpa raguragu hingga akhir,” tandasnya kemarin. Dia juga memerintahkan peningkatan keamanan. Bandarabandara pun siaga menyusul adanya upaya destabilisasi di Rusia. Dalam laporannya kepada Presiden Medvedev, Kepala FSB Alexander Bortnikov menjelaskan bahwa bom tersebut diisi dengan baut dan balok besi.FSB pun menyatakan bahwa bagian tubuh milik dua perempuan pengebom bunuh diri telah ditemukan.
“Berdasarkan data sementara, orang tersebut terkait dengan Kaukasus Utara,”kata Bortnikov. Salah satu pemberontak di Kaukasus Utara adalah gerakan Chechen. Kremlin (pusat pemerintahan Rusia) telah mendeklarasikan kemenangan atas separatis Chechen melalui dua peperangan. Namun kekerasan masih kerap terjadi di wilayah yang bertetangga dengan Dagestan dan Ingushetia itu.
Wali Kota Moskow Yuri Luzhkov juga mengungkapkan,berdasarkan laporan awal yang diberikan oleh FSB, serangan teroris tersebut dilakukan dua wanita.“Mereka benarbenar berada pada waktu yang tepat ketika meledakkan diri di dekat stasiun sehingga menimbulkan banyak korban jiwa,”ujarnya. Menurut Luzhkov,ledakan tersebut disebabkan oleh 300 hingga 400 gram bahan peledak.
Dia mengutip keterangan FSB yang menyebutkan bahwa pada ledakan di Park Kultury, pelaku menggunakan sabuk berisi bahan peledak plastik dan memicunya ketika pintu kereta terbuka. Jaksa penuntut federal pun akan membuka penyelidikan tentang dugaan terorisme.“Kami bisa berasumsi bahwa sabuk dengan bahan peledak dilekatkan ke tubuh mereka,” kata Kepala Kejaksaan Moskow Yuri Syomin.
Sementara itu, pemimpin pemberontak Chechen di Kaukasus Utara, Doku Umarov, pernah berjanji akan membawa perang ke kota-kota diRusia.“Darahtidakakanterbatas di kota-kota (Kaukasus Utara).Perang akan datang ke kota-kota mereka,” ujarnya dalam sebuah wawancara di situs www.kavkazcenter. compada bulan lalu.
Menyusul aksi bom bunuh diri di Rusia, kepolisian New York, Amerika Serikat (AS), langsung meningkatkan kesiagaan.“Sebagai bentuk respons atas serangan Moskow, NYPD (New York Police Department) meningkatkan pengamanan di sistem jaringan kereta bawah tanah,” ujar Juru Bicara NYPD Letnan John Grimpel.
Sementara itu,Presiden AS Barack Obama mengecam serangan mematikan tersebut sebagai tindakan yang menyakitkan hati. “Rakyat Amerika berdiri bersatu bersama rakyat Rusia melawan kekerasan yang dilakukan ekstremis dan teroris,”ujarnya. (Rtr/AFP/BBC/CNN/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/314194/38/
Ledakan pertama terjadi di stasiun kereta api Lubyanka pukul 07.56 waktu setempat dan menewaskan 23 orang. Lokasi ledakan tersebut berdekatan dengan kantor pusat Badan Keamanan Federal (FSB) Rusia yang merupakan lembaga pengganti KGB di era Uni Soviet. Adapun ledakan kedua terjadi sekitar 40 menit kemudian di stasiun Park Kultury yang menewaskan 12 hingga 14 orang.
Metro Moskow termasuk salah satu jaringan kereta bawah tanah tersibuk di dunia dengan sekitar tujuh juta penumpang setiap hari. Para petugas gawat darurat menyatakan jumlah korban tewas dapat meningkat karena banyaknya korban luka serius.“Tragedi itu sangat mengerikan.Saya melihat jenazah untuk pertama kalinya.
Semua orang berteriak,” tutur Valentin Popov,mahasiswa berusia 19 tahun. Rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang ditayangkan di internet menunjukkan beberapa jenazah korban tergeletak di lantai stasiun Lubyanka.Sementara para petugas gawat darurat berusaha mengobati korban luka setelah melakukan evakuasi.
“Saya langsung pergi naik eskalator ketika mendengar ledakan yang sangat keras. Pintu yang terletak di dekat lintasan kereta pun terlempar,”ujar pria bernama Alexei kepada stasiun televisi Rossiya 24.Dia mengungkapkan, saat itu semua orang mulai berlari, panik, dan saling dorong. Presiden Rusia Dmitry Medvedev mendeklarasikan bahwa Rusia akan bertindak tanpa kompromi untuk mengejar teroris hingga ke akarnya.
“Kita akan melanjutkan operasi melawan teroris tanpa raguragu hingga akhir,” tandasnya kemarin. Dia juga memerintahkan peningkatan keamanan. Bandarabandara pun siaga menyusul adanya upaya destabilisasi di Rusia. Dalam laporannya kepada Presiden Medvedev, Kepala FSB Alexander Bortnikov menjelaskan bahwa bom tersebut diisi dengan baut dan balok besi.FSB pun menyatakan bahwa bagian tubuh milik dua perempuan pengebom bunuh diri telah ditemukan.
“Berdasarkan data sementara, orang tersebut terkait dengan Kaukasus Utara,”kata Bortnikov. Salah satu pemberontak di Kaukasus Utara adalah gerakan Chechen. Kremlin (pusat pemerintahan Rusia) telah mendeklarasikan kemenangan atas separatis Chechen melalui dua peperangan. Namun kekerasan masih kerap terjadi di wilayah yang bertetangga dengan Dagestan dan Ingushetia itu.
Wali Kota Moskow Yuri Luzhkov juga mengungkapkan,berdasarkan laporan awal yang diberikan oleh FSB, serangan teroris tersebut dilakukan dua wanita.“Mereka benarbenar berada pada waktu yang tepat ketika meledakkan diri di dekat stasiun sehingga menimbulkan banyak korban jiwa,”ujarnya. Menurut Luzhkov,ledakan tersebut disebabkan oleh 300 hingga 400 gram bahan peledak.
Dia mengutip keterangan FSB yang menyebutkan bahwa pada ledakan di Park Kultury, pelaku menggunakan sabuk berisi bahan peledak plastik dan memicunya ketika pintu kereta terbuka. Jaksa penuntut federal pun akan membuka penyelidikan tentang dugaan terorisme.“Kami bisa berasumsi bahwa sabuk dengan bahan peledak dilekatkan ke tubuh mereka,” kata Kepala Kejaksaan Moskow Yuri Syomin.
Sementara itu, pemimpin pemberontak Chechen di Kaukasus Utara, Doku Umarov, pernah berjanji akan membawa perang ke kota-kota diRusia.“Darahtidakakanterbatas di kota-kota (Kaukasus Utara).Perang akan datang ke kota-kota mereka,” ujarnya dalam sebuah wawancara di situs www.kavkazcenter. compada bulan lalu.
Menyusul aksi bom bunuh diri di Rusia, kepolisian New York, Amerika Serikat (AS), langsung meningkatkan kesiagaan.“Sebagai bentuk respons atas serangan Moskow, NYPD (New York Police Department) meningkatkan pengamanan di sistem jaringan kereta bawah tanah,” ujar Juru Bicara NYPD Letnan John Grimpel.
Sementara itu,Presiden AS Barack Obama mengecam serangan mematikan tersebut sebagai tindakan yang menyakitkan hati. “Rakyat Amerika berdiri bersatu bersama rakyat Rusia melawan kekerasan yang dilakukan ekstremis dan teroris,”ujarnya. (Rtr/AFP/BBC/CNN/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/314194/38/
Komentar
kawakakakakak...