Bermodal Stabilitas,Bercita-cita Jadi Negara Maju


Tepat di usia kemerdekaan ke-54 Tahun,kemarin Tunisia berharap dapat berbenah dan tampil sebagai negara yang lebih mapan.

DUTA Besar Tunisia untuk Indonesia Faysal Gouia,menyatakan Tunisia akan segera menjadi negara maju. “Secara obyektif, Tunisia menjadi negara maju merupakan program dari kampanye presiden terpilih. Presiden Tunisia Zine al- Abidine Ben Ali berjanji akan mencoba menjadikan Tunisia sebagai negara maju pada lima tahun mendatang,” papar Faysal Gouia.

Diakui Faysal, tekad menjadi negara maju ini bukan suatu tujuan yang mudah untuk dicapai, tetapi Tunisa akan berusaha.“Kami harus berusaha keras. Kami di Tunisia,seperti banyak orang katakan, kami seperti orang-orang Eropa. Tunisia merupakan sebuah negara yang terus bekerja.Di Tunisia, semua orang bekerja keras dan berusaha membangunan negara, di segala aspek secara menyeluruh,” paparnya. Untuk menjadi negara maju, Tunisia sangat didukung stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri. Selain itu, pemerintah memiliki berbagai strategi untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor.

Menurut Faysal, Tunisia memiliki kondisi sosial,politik,dan infrastruktur yang tertata baik. Jika sudah demikian, pemerintah Tunisia berharap dapat memberikan pekerjaan yang layak bagi masyarakat, khususnya generasi muda kami. Untuk tujuan itulah,Tunisia ingin menjadi salah satu negara maju di dunia ini. “Kuncinya adalah pembangunan dan stabilitas.Kami (pemerintah Tunisia) percaya, keduanya selalu berjalan berdampingan. Suatu negara akan sulit maju jika tidak memiliki stabilitas.Begitu pula sebaliknya, jika kita tidak mempunyai keinginan untuk maju,maka stabilitas yang diharapkan tidak akan tercapai,” ungkap Faysal Gouia.

Dia mengemukakan Tunisia adalah sebuah negara kecil dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat minim. “Untuk itulah, kami (Pemerintah Tunisia) terus mengupayakan bagaimana caranya agar masyarakat kami semakin maju, serta selalu merasa aman dan nyaman, meski tanpa SDA yang memadai,” tuturnya. Tunisia telah menorehkan prestasi dalam memajukan negaranya. Hal itu terbukti karena 2009 Global Peace Index (GPI) menempatkan Tunisia sebagai negara kedua paling aman di Afrika. GPI itu dikeluarkan oleh Institute for Economics and Peace.Institut tersebut juga mengeluarkan daftar peringkat negara-negara berdasarkan tingkat dukungan terhadap perdamaian.

Setidaknya ada 23 parameter yang digunakan untuk menentukan indeks perdamaian global atau Global Peace Index (GPI) suatu negara. Di dalamnya ada parameter, apakah negara tersebut terlibat peperangan, konflik internal dan eksternal, penghormatan atas hak asasi manusia (HAM), angka pembunuhan, dan jumlah orang yang dipenjara. Perdagangan sen-jata dan derajat demokrasi juga dijadikan parameter penilaian. Selain itu,Tunisia juga menjadi negara pertama di Afrika yang menyelenggarakan pemerintahan yang bersih berdasarkan laporan World Economic Forum Global Competitiveness Report. Itu menunjukkan bahwa Tunisia merupakan Negara yang kompetitif didunia.

Selanjutnya, Forum Ekonomi Dunia (WEF) turut memuji Tunisia sebagai negara dengan tingkat keamanan yang bagus (peringkat ke- 15), dan pemerintah yang menjamin kualitas pendidikan yang tepat (peringkat ke-29).Hebatnya, Tunisia juga meraih peringkat ke- 16 dalam kepercayaan publik terhadap para politisi. Bahkan dalam laporan The Harvard Kennedy School of Government, Tunisia menjadi negara dengan peringkat pertama di Afrika Utara dalam hal penyelenggaraan pemerintahan yang bersih.

Tunisia juga mendapatkan nilai terbaik dalam kemampuan “pembangunan sumber daya manusia, transparansi dan penegakan hukum, dan pengembangan keamanan.” (anastasia ika/andika)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford