Berharap Perdamaian Segera Hadir
Perang masih berkobar di seluruh penjuru Afghanistan.Namun,harapan datangnya perdamaian selalu berkecamuk dalam hati seluruh rakyat Afghan.
HARAPAN itu juga dimiliki penduduk Kota Mazar-I-Sharif,Afghanistan Utara, yang berdoa bahwa tahun baru tradisional Persia kali ini dapat membawa perdamaian ke negara tersebut. Penduduk Mazar-I-Sharif berbeda dengan sebagian wilayah Afghan lainnya.
Mereka merayakan tahun baru tradisional Persia yang biasa disebut Nowruz.Tahun baru tersebut banyak dirayakan warga di Asia Tengah dan Iran. Lebih dari 500.000 orang di Mazar-I-Sharif pun merayakan dengan penuh suka cita tahun baru Nowruz tersebut. Untungnya Mazar-I-Sharif merupakan salah satu wilayah paling jarang terjadi kekerasan di Afghanistan. Meski demikian, keamanan tetap ditingkatkan seiring dengan eskalasi aktivitas Taliban di wilayah utara. Menurut kepala polisi kota kota Mazar-I-Sharif, Abdul Rauf Taj, sekitar 4.000 personel keamanan diterjunkan untuk mengantisipasi gerakan gerilyawan.Semua orang yang akan memasuki kota harus diperiksa di tujuh pos pemeriksaan di luar kota tersebut.
“Setiap orang dan kendaraan yang masuk kota telah melalui proses pemeriksaan keamanan,”ujarnya. Abdul Rauf mengungkapkan, sekitar 10.000 mobil yang masingmasing membawa lima hingga 10 orang masuk ke Mazar-I-Sharif untuk merayakan tahun baru Nowruz. Aktivitas gerilyawan semakin meningkat di Afghanistan utara setelah militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terus melumpuhkan Taliban dari basis mereka di selatan. Apalagi saat ini Taliban telah mendirikan pemerintahan bayangan di provinsi utara. AS dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) menempatkan 120.000 tentaranya untuk melawan Taliban.
Gedung Putih berharap, operasi melawan Taliban ini dapat memulihkan keamanan dunia. Pada perayaan tahun baru Nowruz ribuan orang memadati Masjid Biru yang diyakini terdapat kuburan khalifah Islam keempat, Hazrat Ali atau Ali bin Abi Thalib. Tempat tersebut juga dijadikan tempat berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perdamaian pada tahun baru ini. Ketika Taliban berkuasa,mereka melarang perayaan tahun baru Nowruz. Sejak Taliban meninggalkan wilayah Mazar-I-Sharif,perayaan tersebut kembali dihidupkan dan kota itu pun menjadi pusat perayaan tahun baru warga keturunan Persia itu.
Festival Nowruz di Afghanistan merupakan percampuran ritual Zoroaster kuno dengan tradisi Afghanistan yang telah melebur selama ribuan tahun.Wakil Presiden Afghanistan Mohammad Qasim Fahim merupakan pejabat yang sering mengunjungi tempat suci untuk menyerukan perdamaian. “Tahun ini kita memiliki rencana untuk mewujudkan perdamaian. Saya berharap kita sukses menggapai perdamaian,”papar Mohammad Qasim Fahim saat memimpin upacara tradisional menyentuh galah. Dalam upacara tersebut siapa yang berhasil memegang galah diyakini akan meraih keberuntungan sepanjang tahun.
Perayaan Nowruz semakin meriah dengan kehadiran ribuan orang dari berbagai penjuru Afghan. Murtaza Rezayee, seorang siswa dari provinsi Daikundi,mengungkapkan, tidak mudah untuk dapat datang ke Mazar-I-Sharif.Dia harus menabung selama lima tahun agar bisa berziarah ke makam Hazrat Ali.“Saya ingin berdoa agar perdamaian segera hadir di Afghanistan. Hanya perdamaian,” paparnya. Seorang peternak, Abdul Saleem, sengaja datang ke perayaan tersebut dengan membawa putrinya yang mengalami gangguan jiwa. Dia mengharapkan ada keajaiban yang terjadi dengan berziarah ke makam Hazrat Ali.
“Banyak dokter menyatakan bahwa putri saya tidak dapat sembuh. Saya berharap,mukjizat Ali dapat menyembuhkannya,”ungkapnya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/312536/
HARAPAN itu juga dimiliki penduduk Kota Mazar-I-Sharif,Afghanistan Utara, yang berdoa bahwa tahun baru tradisional Persia kali ini dapat membawa perdamaian ke negara tersebut. Penduduk Mazar-I-Sharif berbeda dengan sebagian wilayah Afghan lainnya.
Mereka merayakan tahun baru tradisional Persia yang biasa disebut Nowruz.Tahun baru tersebut banyak dirayakan warga di Asia Tengah dan Iran. Lebih dari 500.000 orang di Mazar-I-Sharif pun merayakan dengan penuh suka cita tahun baru Nowruz tersebut. Untungnya Mazar-I-Sharif merupakan salah satu wilayah paling jarang terjadi kekerasan di Afghanistan. Meski demikian, keamanan tetap ditingkatkan seiring dengan eskalasi aktivitas Taliban di wilayah utara. Menurut kepala polisi kota kota Mazar-I-Sharif, Abdul Rauf Taj, sekitar 4.000 personel keamanan diterjunkan untuk mengantisipasi gerakan gerilyawan.Semua orang yang akan memasuki kota harus diperiksa di tujuh pos pemeriksaan di luar kota tersebut.
“Setiap orang dan kendaraan yang masuk kota telah melalui proses pemeriksaan keamanan,”ujarnya. Abdul Rauf mengungkapkan, sekitar 10.000 mobil yang masingmasing membawa lima hingga 10 orang masuk ke Mazar-I-Sharif untuk merayakan tahun baru Nowruz. Aktivitas gerilyawan semakin meningkat di Afghanistan utara setelah militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terus melumpuhkan Taliban dari basis mereka di selatan. Apalagi saat ini Taliban telah mendirikan pemerintahan bayangan di provinsi utara. AS dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) menempatkan 120.000 tentaranya untuk melawan Taliban.
Gedung Putih berharap, operasi melawan Taliban ini dapat memulihkan keamanan dunia. Pada perayaan tahun baru Nowruz ribuan orang memadati Masjid Biru yang diyakini terdapat kuburan khalifah Islam keempat, Hazrat Ali atau Ali bin Abi Thalib. Tempat tersebut juga dijadikan tempat berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perdamaian pada tahun baru ini. Ketika Taliban berkuasa,mereka melarang perayaan tahun baru Nowruz. Sejak Taliban meninggalkan wilayah Mazar-I-Sharif,perayaan tersebut kembali dihidupkan dan kota itu pun menjadi pusat perayaan tahun baru warga keturunan Persia itu.
Festival Nowruz di Afghanistan merupakan percampuran ritual Zoroaster kuno dengan tradisi Afghanistan yang telah melebur selama ribuan tahun.Wakil Presiden Afghanistan Mohammad Qasim Fahim merupakan pejabat yang sering mengunjungi tempat suci untuk menyerukan perdamaian. “Tahun ini kita memiliki rencana untuk mewujudkan perdamaian. Saya berharap kita sukses menggapai perdamaian,”papar Mohammad Qasim Fahim saat memimpin upacara tradisional menyentuh galah. Dalam upacara tersebut siapa yang berhasil memegang galah diyakini akan meraih keberuntungan sepanjang tahun.
Perayaan Nowruz semakin meriah dengan kehadiran ribuan orang dari berbagai penjuru Afghan. Murtaza Rezayee, seorang siswa dari provinsi Daikundi,mengungkapkan, tidak mudah untuk dapat datang ke Mazar-I-Sharif.Dia harus menabung selama lima tahun agar bisa berziarah ke makam Hazrat Ali.“Saya ingin berdoa agar perdamaian segera hadir di Afghanistan. Hanya perdamaian,” paparnya. Seorang peternak, Abdul Saleem, sengaja datang ke perayaan tersebut dengan membawa putrinya yang mengalami gangguan jiwa. Dia mengharapkan ada keajaiban yang terjadi dengan berziarah ke makam Hazrat Ali.
“Banyak dokter menyatakan bahwa putri saya tidak dapat sembuh. Saya berharap,mukjizat Ali dapat menyembuhkannya,”ungkapnya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/312536/
Komentar