Tersangka Pembunuh Mabhuh Menghilang
JERUSALEM(SI) – Seorang warga Israel, Michael Bodenheimer, yang dituding terlibat dalam pembunuhan berencana pemimpin Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai dilaporkan menghilang.
Sejak Sabtu (20/2) waktu setempat,Michael Bodenheimer tidak terlihat di kantornya di pinggiran kota Israel,Tel Aviv. Padahal, hingga Sabtu (20/2) nama Michael Bodenheimer dapat dilihat di plang sebuah gedung perkantoran di kota pesisir pantai Israel. Hal itu dilaporkan harian terbesar Israel,Yediot Ahronot. Surat kabar itu memublikasikan foto papan nama tersebut. Pria itu belum sempat di-wawancarai media Israel sejak namanya muncul di salah satu dari beberapa paspor negara Eropa yang oleh polisi Dubai digunakan para tersangka pembunuh Mahmud al- Mabhuh, salah satu pemimpin Hamas Palestina.“Tidak seperti paspor- paspor lainnya,paspor Jerman yang di-pegang Bodenheimer bukan palsu.
Paspor itu dikirim di Cologne pada 18 Juni 2009 kepada seorang pemohon yang dikeluarkan pada akhir 2008 dan surat nikah orang tua pemohon tersebut pernah disita oleh Nazi Jerman,” ungkap media Jerman,Del Spiegel. Pekan lalu media massa Israel mewawancarai Michael Bodenheimer yang lain,seorang Yahudi ultraortodoks yang bermukim di pinggiran Tel Aviv.Dia menolak tuduhan keterlibatan dalam skandal pembunuhan tersebut. Dia pun mengaku tidak peduli dengan foto paspornya yang ditampilkan polisi Dubai. Sementara warga Israel lainnya yang fotonya terpampang dalam daftar buron pun mengaku kaget.
“Saya sangat terkejut.Saya tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Paul John Keeley, pria kelahiran Inggris yang tinggal di Kibbutz Nahsholim. Fotonya terpampang dalam paspor Inggris yang diungkap polisi Inggris. Keeley mengaku,sejak insiden tersebut dia sangat khawatir.“Saya mengkhawatirkan keluarga saya,” kata pria yang bermigrasi ke Israel sejak satu dekade silam.“Apalagi nama saya telah dipublikasikan,saya khawatir ada orang yang berusaha menyakiti kami.” Keeley, 43, mengatakan bahwa paspornya berada di rumah pada hari pembunuhan Mabhuh.
“Saya tidak mengetahui siapa yang mencuri identitas saya.Saya sedang menunggu kontak dari pemerintah Inggris atau Israel untuk memberi jawaban,” paparnya. Sedangkan Stephen Daniel Hodes, warga Israel keturunan Inggris yang fotonya juga tampil dalam daftar buronan, mengaku sangat kaget.“Saya tak mengetahui apa yang terjadi. Saya tidak meninggalkan ne-gara ini selama dua tahun. Saya juga tidak pernah di Dubai,”paparnya. (AFP/Independent/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/306380/
Sejak Sabtu (20/2) waktu setempat,Michael Bodenheimer tidak terlihat di kantornya di pinggiran kota Israel,Tel Aviv. Padahal, hingga Sabtu (20/2) nama Michael Bodenheimer dapat dilihat di plang sebuah gedung perkantoran di kota pesisir pantai Israel. Hal itu dilaporkan harian terbesar Israel,Yediot Ahronot. Surat kabar itu memublikasikan foto papan nama tersebut. Pria itu belum sempat di-wawancarai media Israel sejak namanya muncul di salah satu dari beberapa paspor negara Eropa yang oleh polisi Dubai digunakan para tersangka pembunuh Mahmud al- Mabhuh, salah satu pemimpin Hamas Palestina.“Tidak seperti paspor- paspor lainnya,paspor Jerman yang di-pegang Bodenheimer bukan palsu.
Paspor itu dikirim di Cologne pada 18 Juni 2009 kepada seorang pemohon yang dikeluarkan pada akhir 2008 dan surat nikah orang tua pemohon tersebut pernah disita oleh Nazi Jerman,” ungkap media Jerman,Del Spiegel. Pekan lalu media massa Israel mewawancarai Michael Bodenheimer yang lain,seorang Yahudi ultraortodoks yang bermukim di pinggiran Tel Aviv.Dia menolak tuduhan keterlibatan dalam skandal pembunuhan tersebut. Dia pun mengaku tidak peduli dengan foto paspornya yang ditampilkan polisi Dubai. Sementara warga Israel lainnya yang fotonya terpampang dalam daftar buron pun mengaku kaget.
“Saya sangat terkejut.Saya tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Paul John Keeley, pria kelahiran Inggris yang tinggal di Kibbutz Nahsholim. Fotonya terpampang dalam paspor Inggris yang diungkap polisi Inggris. Keeley mengaku,sejak insiden tersebut dia sangat khawatir.“Saya mengkhawatirkan keluarga saya,” kata pria yang bermigrasi ke Israel sejak satu dekade silam.“Apalagi nama saya telah dipublikasikan,saya khawatir ada orang yang berusaha menyakiti kami.” Keeley, 43, mengatakan bahwa paspornya berada di rumah pada hari pembunuhan Mabhuh.
“Saya tidak mengetahui siapa yang mencuri identitas saya.Saya sedang menunggu kontak dari pemerintah Inggris atau Israel untuk memberi jawaban,” paparnya. Sedangkan Stephen Daniel Hodes, warga Israel keturunan Inggris yang fotonya juga tampil dalam daftar buronan, mengaku sangat kaget.“Saya tak mengetahui apa yang terjadi. Saya tidak meninggalkan ne-gara ini selama dua tahun. Saya juga tidak pernah di Dubai,”paparnya. (AFP/Independent/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/306380/
Komentar