Ken Blanchard: Mempopulerkan Semangat Spiritualitas dalam Berbisnis


Badai krisis keuangan dan tantangan bisnis yang semakin beragam, membuat para pengusaha dan eksekutif tidak mampu berpikir lagi mengenai solusi yang harus diterapkan. Di situlah, manusia membutuhkan sentuhan spiritualitas untuk menghidupkan dan membangkitkan semangat.
Nah, Ken Blanchard, 70, merupakan pakar dan motivator handal mempopulerkan penerapan spiritulitas dalam bisnis kepada para pengusaha, enterprener, dan eksekuif di seluruh dunia. Bisnis bukan hanya sekedar mencari keuntungan, tetapi juga terkait dengan sentuhan hati serta kepuasan.
Dulu, menurut Blanchard, ketika orang berbicara tentang bisnis maka akan disangkutpautkan dengan kehebatan apa yang dilakukan hari ini. Tapi, kini, Blanchard menuturkan banyak pengusaha dan eksekutif yan membutuhkan kekuatan yang lebih tinggi untuk membantu mereka. Kekuatan itu adalah Tuhan.
“Ajaibnya, orang mulai berpikir tentang spriritual ketika mereka sakit dan bangkrut atau mereka menghadapi sesuatu yang besar. Sementara, mereka sendiri tidak mampu menyelesaikan permasalahan tersebut,” katanya seperti dikutip dari hoffmaninstitute.org. Dengan pendekatan spiritual, lanjutnya, maka ada percampuran antara kesuksesan dan kepuasan diri. “Orang mulai mencari keseimbangan dan arus menuju kesuksesan,” imbuhnya.
Blanchard pun mengganti jabatannya sebagai pemimpin menjadi Chief Spiritual Officer. Dia pun mengutarakan banyak para pengusaha dan eksekutif yang sukses dalam bisnis mereka, namun mereka mengingin perubahan dalam hal spiritual untuk memberikan sentuhan baru dalam organisasi mereka.
Ketika berbicara dengan spiritualitas, menurut Blanchard, akan dikaitkan dengan emosi dan intelektual. Dengan bantuan spiritualitas, maka langkah-langkah yang diambil akan lebih elegan, akurat, dan bertenaga. “Dengan semangat yang berasal dari hati, maka Anda akan menjadi orang yang berbeda,” katanya.
Salah satu aplikasi dari spiritualitas dalam bisnis yang penting adalah berbagai. Menurut Blanchard, ketika seseorang akan memberikan sedikit hartanya kepada orang yang membutuhkan, maka dia justru akan mendapatkan energi baru yang datang dari ucapan terima kasih. “Energi baru itulah yang akan menjadi pendorong semangat spiritualitas bisnis,” ungkapnya.
Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata. Blanchard pun menerapkan hal itu dalam bisnisnya. Dia membagikan 10% dari keuntungan perusahaan untuk lembaga nirlaba.
Nilai-nilai spiritualitas itu dituangkan Blanchard dalam buku-buku dan ceramahnya. Salah satu buku larisnya berjudul The One Minute Manager. Buku tersebut terjual lebih dari 13 juta kopi dan diterjemahkan kedalam 37 bahasa. Buku tersebut mengupas tentang bagaimana caranya menggali keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin diri sendiri yang efektif dan efesien.
Kemudian, buku Blanchard lainnya yang cukup terkenal adalah Leadership by the Book: Tools to Transform Your Workplace (ditulis bersama Bill Hybels dan Phil Hodges). Buku tersebut menjelaskan tentang kepemimpinan yang melayani. Dia mengisahkan tentang tentang tiga orang karakter yang mewakili tiga aspek kepemimpinan yang melayani, yaitu seorang pendeta, seorang professor, dan seorang profesional yang sangat berhasil di dunia bisnis. Menurut Blanchard, tiga aspek kepemimpinan tersebut adalah hati yang melayani, pikiran yang melayani dan tangan yang melayani.
“Anda mengetahui, semua politisi saling serang dan sibuk membalas serangan satu sama lain. Dan pada masa yang sulit, semua orang saling tarik menarik dan dorong mendorong, padahal, mereka adalah pemimpin dan pelayan rakyat,” paparnya kepada CNN. Padahal, kata dia, semua ajaran agama menyuruh pengikutnya untuk saling melayani dan tolong menolong baik di masa sulit maupun senang.
Kini, kata Blanchard, bisnis yang berkembang justru bukan dari perusahaan berskala besar. Dia mengungkapkan, industri yang berkembang justru muncul dari kalangan kecil, yakni para entrepener muda. Pasalnya, saat ini adalah abadnya anak muda.
“Para anak muda sudah banyak yang menunjukkan keengannan untuk bekerja pada koorporasi besar. Mereka memilih mandiri, meski kecil,” paparnya. Pasalnya, 50 hingga 60 tahun lalu, menurut Blanchard, sangat sulit untuk menjadi orang sukses. Kini, dengan bantuan terknologi dan perubahan dunia, kata dia, semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi jutawan dan orang sukses.
Selain itu, ada juga kelompok yang memang terpaksa terjun ke dunia bisnis. Menurut Blanchard, pasalnya kelompok tersebut tidak ingin pensiun dini karena terkena pemutusan hubungan kerja. “Mau tak mau, mereka mendirikan perusahaan, meski berskala kecil,” tuturnya.
Selain itu, dia menulis buku lainnya seperti Raving Fans: A Revolutionary Approach To Customer Service (1993), Leadership and the One Minute Manager: Increasing Effectiveness Through Situational Leadership (1985), Gung Ho! Turn On the People in Any Organization (1997), Whale Done! The Power of Positive Relationships (2002) dan Leading at a Higher Level: Blanchard on Leadership and Creating High Performing Organizations (2006).
Blanchard merupakan pemimpin spiritual The Ken Blanchard Companies, sebuah perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang pelatihan dan konsultan. Dia mendirikan perusahaan tersebut bersama, sang istri, Marjorie Blanchard, pada 1979 in San Diego, California, Amerika Serikat.
Melalui The Ken Blanchard Companies yang telah berkiprah lebih dari 30 tahun, Blanchard mendidik dan mengajari ribuan manajer di perusahaan-perusahaan besar berskala dunia dan bisnis kecil. Mereka belajar tentang metode manajemen Ken Blanchard, yang meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan kemakmuran pribadi.
Pria yang dilahirkan di Orange, New Jersey dan tumbuh besar di New Rochelle, New York, AS itu menempuh pendidikan menenah di New Rochelle High School serta lulus pada 1957. Dia meraih gelar sarjana di bidang pemerintahan dan filsafat dari Universitas Cornell pada 1961. Gelar master dalam bidang sosiologi dan konseling, diraih Blanchard di Universitas Colgate pada 1963. Gelar doktor di bidang administrasi pendidikan dan kepemimpinan ditempuhnya di Universitas Cornell pada 1967. Pada tahun 1960an, Blanchard mengembangkan teori dan model kepemimpinan situasional bersama Paul Hersey.
Di antara banyaknya penghargaan, pria kelahiran 6 Mei 1939 ini pernah meraih salah satu dari 10 profesional di bidang kepemimpinan oleh lembaga survei Global Gurus International pada 2007 dan 2008. Pada 1991, Blanchard bersama sang istri terpilih dalam Entrepreneurs of the Year pada 1991. Pada tahun yang sama, the National Speakers Association menganugerahkan "Council of Peers Award of Excellence.” Pada 1996, Blanchard Distinguished Contribution to Human Resource Development Award dan the American Society of Training and Development.
Dalam seminarnya, pria bernama asli Kenneth Hartley Blanchard dikenal seorang motivator yang kaya akan bahasa humor dan selalu hangat. Dia selalu memberikan hadiah unik kepada para peserta dan berkomunikasi dengan hati. Menghadirkan cerita-cerita kehidupan juga merupakan salah gayanya sehingga pesan yang disampaikan dengan mudah diterima.
Tidak jarang, Blanchard sering menyampaikan cerita-cerita dari kolega, kawan, dan klien dengan gaya bahasa yang memiliki kekuatan. Tak mengherankan, jika Blanchard disebut sebagai guru kepemimpinan dan bisnis yang cukup disegani di kalangan pengusaha dan eksekutif. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford