Duta Besar Australia Bill Farmer: Upayakan People-to-People Link
SELAMA ini hubungan Indonesia dan Australia bisa dibilang berjalan dengan baik.Meskipun sering ada pasang surut,kedua negara tetap berusaha mempertahankan hubungan yang telah berjalan bertahun-tahun tersebut.
Kedua negara senantiasa memberikan pendekatan baru untuk mengembangkan hubungan. Misalnya mempertajam hubungan di bidang yang selama ini belum tergarap, meningkatkan kerja sama di beberapa bidang yang telah dijalani dengan baik.
Bagaimana sesungguhnya hubungan Indonesia dan Australia sejauh ini? Bidang apa saja yang perlu dikembangkan untuk mempererat kerja sama kedua negara? Apa sajakah penghambatnya? Duta Besar Australia Bill Farmer mengungkapkan semua jawabannya kepada harian Seputar Indonesia (SI).
Bagaimana hubungan bilateral Indonesia-Australia sejauh ini?
Hubungan Indonesia dan Australia selalu baik.Relasi kedua negara kian berkembang ke arah yang positif. Hubungan kedua negara berada pada level yang sangat baik. Kondisi ini turut didukung lokasi kedua kawasan yang saling berdekatan.Kami (Pemerintah Indonesia dan Australia) juga sudah terikat beberapa persetujuan penting yang berguna bagi perkembangan kedua kawasan.
Setiap hubungan tentu pernah mengalami masa pasang surut dan menemui hambatan. Menurut Anda, selama ini, apa sajakah penghambat hubungan antara Indonesia dan Australia?
Tidak ada hambatan.Tidak ada sama sekali. Kalau berbicara tentang pasang-surut,tentu kedua negara pernah mengalami kondisi seperti itu. Pasang surut dalam suatu hubungan itu sifatnya natural. Namun hubungan Indonesia- Australia tergolong kuat. Kedua pemerintah juga mengadakan beberapa persetujuan demi meningkatkan hubungan bilateral. Ditambah lagi lokasi kedua negara berdekatan. Kondisi ini memberikan kemudahan dalam kelangsungan relasi kedua negara. Lokasi yang berdekatan membuat kerja sama antarkedua negara berlangsung dengan cara dan proses yang mudah.
Kalau kemudian ada konflik, bagaimana menyelesaikannya?
Indonesia dan Australia juga mempunyai banyak persamaan. Kedua kawasan memiliki tujuan yang sama. Selain itu, Indonesia dan Australia mempunyai perhatian yang sama terhadap aspek-aspek kehidupan. Indonesia dan Australia juga menerapkan kebebasan berekspresi dan berbicara. Cara pandang kedua negara pun nyaris mirip. Persamaanpersamaan ini saya rasa baik untuk pembentukan hubungan yang berkualitas.
Karena adanya persamaanpersamaan itu, semua konflik dapat diselesaikan secara efektif. Hubungan seperti ini tentu sulit terjadi antara Indonesia dan Islandia. Mengapa? Karena kedua kawasan tidak saling bertetangga sehingga tidak punya ikatan khusus. Pasang-surut memang mewarnai relasi kedua negara, apalagi yang bertetangga. Namun kami tetap bertahan, bahkan berhasil menyusun dan menandatangani beberapa kesepakatan kerja sama. Jika ingin berandaiandai tentang relasi Indonesia- Australia di masa mendatang,saya rasa hubungan ini bakal kian membaik.
Untuk lebih mengembangkan hubungan antara Indonesia dan Australia, apa saja yang sampai sekarang terus diperjuangkan kedua negara?
Hubungan antarmanusia (people- to-people link). Bentuk relasi seperti ini adalah dasar relasi kenegaraan. Jika hubungan antarmanusia di kedua negara berjalan dengan baik, kita pun bisa memajukan kehidupan di kedua kawasan. Masyarakat dari kedua negara juga kerap mengadakan kunjungan satu sama lain. Mereka saling bertukar pengetahuan, kemampuan, dan kebudayaan. Bentuk kunjungan seperti ini berguna untuk meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia.
Hingga kini, Indonesia dan Australia mengadakan pertukaran pelajar secara rutin. Kami mengirim mahasiswa Australia ke Indonesia. Mereka mempelajari bahasa Indonesia dan kebudayaan suku-suku di Indonesia. Hasil kunjungan sudah kita ketahui bersama. Indonesia dan Australia telah berhasil menandatangani beberapa kesepakatan, mulai dari kerja sama industri dan perdagangan, politik, edukasi hingga kebudayaan.
Jika terdapat tangga level dari 0 hingga 10, kira-kira berada pada level manakah hubungan antara Indonesia dan Australia?
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Marty Natalegawa pernah mengatakan, relasi Indonesia dan Australia tidak pernah sebaik ini. Saya setuju dengan Bapak Menteri. Menurut saya,hubungan antara Indonesia-Australia berada pada level sembilan. Seperti kita ketahui, kerja sama kedua negara berlangsung sangat baik. Indonesia dan Australia mengadakan pertukaran pelajar dan budaya. Pelajar kedua negara juga saling mengunjungi dan mengadakan acara bersama.
Bulan depan,Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berkunjung ke Australia. Kami sangat senang mendengar rencana SBY. Menurut saya, ketika pemerintah kedua negara saling mengunjungi, hubungan keduanya bakal semakin dekat dan kuat. Sebab, dengan saling mengunjungi, masing-masing bisa mengetahui kekurangan dan kebutuhan negeri tetangganya.Dengan saling mengunjungi, masyarakat di kedua negara bisa belajar dan bertukar pengetahuan satu sama lain.
Selama ini bidang kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Australia berjalan dengan baik. Salah satu program yang dikembangkan adalah pengiriman pemuda Australia ke Bangka-Belitung di mana mereka tinggal bersama warga sekitar.Bisakah Anda ceritakan seperti apakah program ini?
Ya, program ini sebenarnya sudah berlangsung selama 25 tahun terakhir.Program ini sangat menakjubkan. Setiap tahun, Pemerintah Australia mengirim sekitar 20 mahasiswa ke Bangka- Belitung.Mereka tinggal bersama dan belajar dari masyarakat setempat. Selain program pengiriman pelajar ke Bangka-Belitung, Indonesia juga mengirim belasan mahasiswa ke Perth dan beberapa kota besar di Australia.
Kami ingin generasi muda dari kedua kawasan bisa mengejar wawasan. Saya bangga dengan pelajar dari kedua negara. Mereka sering bertemu dan mengadakan acara khusus untuk mempererat hubungan, di antaranya kegiatan musik, pendidikan, dan beberapa acara kebudayaan lain. Mahasiswa Indonesia di Australia sangat banyak. Sementara kami masih berusaha mendorong pelajar dari kami untuk belajar di Indonesia.
Bagaimana dengan program BRIDGE?
BRIDGE adalah program pengiriman guru asal Indonesia ke Australia. Program BRIDGE sangat mengagumkan. Dalam program BRIDGE yang terakhir,kami mengirim 90 guru Indonesia ke negeri kami (Australia). Selain itu,selama empat tahun terakhir Pemerintah Australia turut mendirikan 2.000 gedung sekolah dasar (SD) di beberapa daerah di Indonesia. Pembangunan ribuan gedung SD berhasil dilaksanakan dalam empat tahun terakhir. Kami tidak hanya membangun gedungnya saja, tapi juga bekerja sama dengan sekolah dan menyusun kurikulum.
Anda berada di Indonesia selama empat tahun.Artinya Anda dua kali mengalami pemilihan presiden (pilpres).Bagaimana tanggapan Anda tentang kehidupan demokrasi, khususnya dalam pelaksanaan pemilu,di Indonesia?
Saya masih ingat pemilu terakhir di Indonesia.Suasananya sangat hidup. Di sinilah terlihat demokrasi yang sesungguhnya. Orang-orang memilih sosok yang diyakini bakal memimpin mereka dan membawa kemajuan bagi negeri.
Peristiwa bom Bali I pada 2003 memakan banyak korban warga negara Australia. Bagaimana Anda melihat tragedi Bom Bali? Bagaimana pula upaya Australia untuk melawan terorisme?
Ya, itulah hidup. Pelakunya juga sudah ditangkap.Warga Australia sudah tidak punya pertanyaan lagi tentang Bom Bali. Dalam hal perlawanan terhadap terorisme, kami belajar dari Indonesia. Negara Anda punya komitmen kuat dalam hal kebebasan berekspresi dan berbicara serta memerangi aksi terorisme.
Apa saja dukungan Australia bagi pemberantasan korupsi di Indonesia?
Persoalan korupsi dapat diselesaikan lewat kesepakatan tentang korupsi.Kedua kawasan terus bekerja sama untuk memerangi korupsi. Kami harap cara yang digunakan bakal efektif untuk memberantas korupsi. Dalam persetu-juan tentang korupsi, kedua kawasan sepakat untuk menindak pelaku korupsi di negeri masing-masing.
Misalnya jika warga Indonesia yang berdomisili di Australia terlibat korupsi, pemerintah kami akan mengembalikan orang tersebut ke Indonesia dan sebaliknya. Warga negara Indonesia Adrian Kiki yang terlibat kasus korupsi di Indonesia dan ditangkap di Australia menjadi perhatian kami. (anastasia ika/ andika hm/alvin)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/307233/
Komentar