Rumania, Pengekpor PSK Terbesar
Alina Percea, 18, gadis asal Rumania itu rela terjun ke dunia seks demi alasan uang. Bahkan, dengan vulgarnya dia menjual keperawanannya senilai 8.800 poundsterling atau senilai Rp150 juta.
Padahal, awalnya, Percea datang ke Jerman untuk melanjutkan sekolahnya di bidang komputer. Namun, godaan materi yang memaksa Percea melakoni profesi yang dilegalkan di Jerman.
Percea merupakan salah potret buram pekerja seks komersial (PSK) asal Rumania yang tersebar di berbagai negara di Eropa. Tak mengherankan jika Rumania kini dilaporkan menduduki peringkat pertama pengekspor Pekerja Seks Komersial (PSK) ke berbagai negara di Uni Eropa (UE). Dalam survei menunjukkan bahwa pekerja seks memiliki mobilitas yang sangat tinggi di Eropa.
Rumania telah menggantikan Rusia yang sebelumnya dikenal sebagai pengekspor imigran pekerja seks di UE. Pada 2006, negara pemasok PSK terbesar di Eropa adalah Rusia, Ukraina dan Rumania. Kajian itu merupakan hasil survei terhadap pusat-pusat prostitusi di seluruh negara-negara anggota UE.
Tapi, pada 2008, negara penyuplai PSK terbesar di UE adalah Rumania, Rusia dan Bulgaria. Rumania dan Bulgaria bergabung dengan UE pada 2007.
Tampep yang didanai UE mengumpulkan datang dari organisasi nirlaba yang peduli terhadap perkembangan kesehatan publik dan melakukan advokasi terhadap para PSK. Data Tampep itu ditujukan untuk mendeteksi penyebaran virus HIV/Aids dan penyakit seksual menular.
Berdasarkan survei, Eropa Tengah dan Timur, termasuk negara-negara Baltik dan Balkan memasok lebih dari 70% pekerja seks migran di 27 negara UE. Kelompok dua terbesar datang dari Afrika (12%). Sedangkan Amerika Latin dan negara-negara Karibia memasok lebih dari 11% PSK di UE.
PSK asal Polandia hanya (4%), Hungari (4%) dan Latvia, Lithuania, Estonia, Slovakia serta Republik Ceko masing-masing 3%.
Tampep, yang berbasis di Amsterdam, Belanda, melaporkan bahwa 70% dari semua PSK di negara-negara anggota lama UE adalah migran. Proporsi migran ini jauh lebih kecil di negara-negara anggota yang bergabung dengan UE pada 2004 dan 2007.
Italia, Spanyol, Austria dan Luxembourg menunjukkan bahwa jumlah PSK migran mencapai 80% hingga 90% jumlah keseluruhan pekerja seks. Keseimbangan antara PSK migran dan penduduk lokal terdapat di Portugal (56% PSK migran) dan Inggris (41% PSK migran). Di Inggris, kosentrasi PSK migran berpusat di London dengan prosentase mencapai 80%.
“Sejak bergabungnya Bulgaria dan Rumia ke UE, banyak PSK migran dari kedua negara itu menyebar ke berbagai negara anggota UE. Apalagi, mereka tidak terlalu dibatasi dengan status hukum baru tersebut,” demikian laporan Tampep. “Ditambahkan, pekerjaan jalanan itu memungkinkan mereka untuk berkerja pada musim tertentu dan mengubah lokasi kerja mereka yang dipilih. Itu menimbulkan tingkat mobilitas yang cukup tinggi.” (BBC/ euobserver/andika hm)
Komentar