Rajapaksa Menangi Pemilu Sri Lanka

KOLOMBO (SI) – Presiden Mahinda Rajapaksa kembali akan memimpin Sri Lanka setelah memenangi pemilihan umum di negara itu. Meski masih menunggu pengumuman resmi, Rajapaksa kemungkinan besar kembali memimpin setelah dalam penghitungan suara meraup sekitar 60% suara pemilih.

Data sementara menunjukkan bahwa Rajapaksa meraih 4,2 juta suara sedangkan pesaingnya,mantan panglima militer Jenderal Sarath Fonseka, meraih 2,8 juta suara. Jika Rajapaksa dinyatakan menang, dia akan menjadi presiden pertama yang memerintah setelah perang sipil di Sri Lanka berakhir. “Presiden (Rajapaksa) tercatat memperoleh kemenangan dengan selisih sekitar 1,8 juta suara,” demikian dilaporkan televisi pemerintah, Rupavahini.

Rajapaksa menegaskan, ingin kembali memimpin Sri Lanka dengan target utama membangun kembali infrastruktur dan meningkatkan investasi asing serta peningkatan produktivitas lokal. Sebelum pengumuman hasil pemilu itu di televisi,dua orang dilaporkan tewas dan empat orang terluka dalam sebuah serangan granat di kuil Budha di kota Gampola. Belum jelas apakah ledakan itu terkait dengan pemilu atau tidak. Aksi kekerasan masih mewarnai pemilu di Sri Lanka.

Tahun lalu Pemerintah Sri Lanka berhasil mengalahkan kelompok separatis Macan Tamil yang menantang pemerintah selama 25 tahun terakhir.Etnis mayoritas Sinhala menganggap Rajapaksa dan Fonseka sebagai pahlawan atas kesuksesan mereka menumpas Macan Tamil. Awalnya, mesin politik Rajapaksa tampak mendukung Fonseka untuk bisa menggantikan Rajapaksa.

Fonseka juga berharap mendapat dukungan dari etnis Tamil. Delapan bulan lalu, kedua pria tersebut mendeklarasikan kemenangan melawan pemberontak. Namun, perselisihan memaksa Fonseka keluar dari pemerintahan, bergabung dengan oposisi,dan menantang Rajapaksa untuk bersaing dalam pemilihan presiden. Sementara, beberapa jam sebelum pengumuman, ratusan personel keamanan disebar ke hotel Hotel Cinnamon Lakeside di pusat kota Kolombo, tempat Jenderal Fonseka tinggal.

Juru Bicara Militer Udaya Nanayakkara mengatakan, penjagaan itu sebagai aksi pencegahan setelah 400 orang lebih berkumpul di hotel tersebut. “Kami tidak tahu apa motif mereka dan sebagai tindakan pencegahan kami menempatkan pasukan di sekitar hotel dan semua orang yang masuk dan keluar harus diperiksa,” kata Udaya.

Dia mengatakan, di hotel tersebut terdapat sekitar 400 tentara disersi yang berpotensi melakukan kudeta. “Mereka telah memesan 100 kamar yang diisi orang yang memiliki keahlian militer,”ujarnya. Sementara menurut Fonseka, militer telah mengepung hotel dan mengancam kubunya.“Mereka berusaha mengepung kita dan ingin menjebloskan kita ke penjara.Saya tidak mengetahui kalau itu merupakan fase operasi khusus,”ujarnya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/300739/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford