Kebijakan Luar Negeri Obama Jalan di Tempat
”YES, WE CAN” demikian janji politik Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, setahun lalu. Tentunya dengan model kebijakan inisiatif diplomatik, yaitu mengutamakan dialog.
Kenyataannya, untuk satu tahun ini, dunia internasional belum melihat langkah nyata yang diluncurkan presiden kulit hitam pertama AS itu. Bisa dikatakan, janji hanya sekedar janji.Pemerintahan Obama terlihat masih ragu dalam melangkah untuk menentukan kebijakan luar negerinya.Adanya kebimbangan dalam pemikiran dan realisasi justru menunjukkan bahwa pemerintahan saat ini tidak memiliki kepercayaan diri yang penuh. Satu tahun pertama telah berlalu, Obama hanya jalan di tempat dalam menjalankan kebijakan luar negerinya.
Dalam program kebijakan luar negerinya, Obama berjanji akan membujuk Iran ke meja perundingan untuk menyelesaikan program senjata nuklir.Kemudian,Obama juga berusaha merangkul dunia Muslim dan meningkatkan hubungan luar negeri AS. Itu janjijanji penting Obama ketika pidato pelantikannya pada 20 Januari silam. Jelas sekali, Obama yang akan mengganti total ”diplomasi cowboy” yang dilakukan pendahulunya, dengan diplomasi dialog. Namun, satu tahun pemerintahan Obama, kebijakan luar negeri tidak menunjukkan sinyal-sinyal dan tanda-tanda menguat.
Para analisis pun mengungkapkan bahwa setahun ini kebijakan pemerintahan Obama terlihat mandul. Obama sepertinya lebih memilih fokus pada hal-hal yang menimbulkan dampak nyata semata. Beberapa fokus Obama adalah Iran,Korea Utara, China, dan Afghanistan. Kini pertanyaannya adalah dapatkan Obama membujuk Iran untuk meninggalkan program nuklirnya? Jika tidak, akankah Obama mampu membujuk kekuatan dunia untuk memberikan sanksi lebih keras terhadap Iran? Dapatkan Obama memberikan kemajuan dalam panasnya hubungan dengan Korea Utara? Kemudian, mampukan Obama menjaga ketegangan dengan China, kreditor terbesar AS?
Terakhir, pertanyaan terpenting adalah apakah Obama menurunkan ketegangan konflik di Irak sementara makin memanasnya konflik berdarah di Afghanistan? Sepertinya pertanyaan belum bisa dijawab oleh Obama. Para analis pun sepakat bahwa pertanyaan-pertanyaan itu sulit dijawab oleh Obama. Semua itu disebabkan karena ekspektasi terhadapnya yang terlalu tinggi. Jadi, ketika ekspektasi itu tidak sesuai dengan harapan rakyat AS, hanya tinggal kekecewaan. Meski demikian, Obama tetap selalu memberikan harapan-harapan. ”Ekspektasi yang terlalu berlebihan justru menghadirkan tantangan yang mengintimidasi.
Namun, tantangan yang menakutkan itu merupakan pemenang,” ujar James Lindsay, mantan penasihat luar negeri Presiden Bill Clinton. ”Satu tahun pemerintahan Obama adalah tahun kata-kata atau bisa disebut tahun pidato,”ungkap Lindsay yang kini bekerja pada Dewan Hubungan Luar Negeri. ”Dia (Obama) sejauh ini hanya membuat kerangka aspirasinya dan saat ini adalah saatnya merealisasikan kata-kata aksi nyata,”paparnya seperti dikutip dari Reuters. Memang terlihat bahwa kebijakan dalam negeri Obama cukup membatasi ruang geraknya dalam memikirkan urusan dunia.
Adanya ketakutan publik karena meningkatkan angka pengangguran dan reformasi kesehatan yang masih menjadi polemik menjadikan tingkat popularitas Obama jeblok hingga 50% sangat berlawanan ketika dia mulai berkantor di Gedung Putih hingga 70%.Turunnya popularitas Obama itu juga menimbulkan risiko bagi kebijakan luar negeri. Para aktivis HAM pun menyebut Obama sangat pragmatis dalam melakukan kebijakan luar negeri. Meski, para penasihat Obama menyatakan ketidaksetujuan mengenai tudingan tersebut.
Mereka menilai bahwa Obama selalu memberikan pernyataan jelas mengenai HAM dan kebebasan berpendapat yang menjadi prioritasnya. Sebelumnya pada perayaan malam ulang tahun gerakan sipil Martin Luther King Jr,Obama mengakui kelemahan dalam pemerintahannya. Dia mengaku berada pada masa yang dibayang-bayangi keraguan dan kekecewaan ketika beberapa agenda utamanya melambat disebabkan banyaknya halangan.” Perubahan itu begitu sangat melambat untuk terjadi.Dan saya harus berharapan dengan keraguan-keraguan saya sendiri,”tuturnya.
Mengenai belum adanya perkembangan yang dibuat sesuai dengan janji-janji pada pemilu, Obama mengungkapkan, beberapa yang mengatakan bahwa bagaimana bangsa Amerika menghadapi pascarasial. Mengenai kemajuan, Obama menuturkan bahwa tidak akan menyerah terhadap proses politik.”Kemajuan adalah sebuah kemungkinan. Jangan menyerah untuk memilih. Jangan menyerah untuk membela.Jangan menyerah untuk beraktivitas,” tuturnya. (Rtr/AFP/CNN/andika hm)
Komentar