Thailand Deportasi 4.000 Hmong

BANGKOK (SI) – Musnah sudah harapan 4.000 etnis Hmong yang mengharapkan suaka dari Pemerintah Thailand.Negeri Gajah Putih kemarin mulai mendeportasi mereka ke Laos.

Dunia internasional berharap Bangkok menghentikan pemulangan itu. Para pejabat Thailand mengatakan, tentara tak bersenjata mulai menutup kamp pengungsi Hmong di Propinsi Phetchabun. Thailand menggambarkan mereka sebagai migran ekonomi dan menutup mata atas semua risiko penyiksaan di Laos yang dihadapi ribuan pencari suaka itu.

Hmong menyatakan menghadapi tuntutan dan ancaman siksaan di Laos karena memihak pasukan Amerika Serikat (AS) ketika perang Vietnam. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah mendesak Thailand menghentikan rencana deportasi tersebut, tapi Bangkok tidak menggubris. Kolonel Thana Charuvat yang mengoordinasikan repatriasi itu mengatakan, 5.000 tentara, pejabat pemerintah, dan relawan sipil, memasuki kamp Desa Huay Nam Khao, kemarin pagi.

“Operasi dimulai pukul 05.30. Operasi pemindahan diperkirakan hanya berlangsung satu hari,”katanya. Sebelumnya, Minggu (27/12) sore, sekitar 2.000 etnis Hmong telah dipindahkan ke pangkalan militer di Desa Khek Noi.“Sekitar 2.100 di antara suku Hmong telah diajak bekerja sama untuk pindah. Kini tentara sedang berunding dengan pihak yang masih bertahan,” ungkap Thana. Dia mengatakan, etnis Hmong akan dipindahkan dari kamp Huay Nam Khao dengan menggunakan truk.

Mereka kemudian dipindahkan dengan 100 bus yang mampu mengangkut 40 orang per bus.“Mereka akan dipindahkan ke kamp militer di distrik Lom Sak sebelum dipindahkan ke perbatasan Nong Khai dan dikirim ke Laos,”ujarnya. Thana mengungkapkan, tentara tidak bersenjata meskipun dilengkapi perisai dan pentungan.

Kolonel Thana mengatakan, suku Hmong dibawa ke tempat penampungan terdekat di mana mereka dinaikkan ke bus-bus yang akan membawa mereka ke kota perbatasan Thailand, Nong Khai, dan kemudian masuk ke Laos. Dia menambahkan, tujuan mereka di Laos adalah distrik Paksane di Provinsi Bolikhamsai.

Thailand telah berjanji kepada Pemerintah Laos bahwa mereka akan mengirim para pengungsi Hmong akhir tahun ini. Bangkok juga menyatakan, Pemerintah Laos telah menjamin keselamatan para pengungsi tersebut. “Pemerintah Laos menyatakan akan memberikan amnesti bagi pemimpin Hmong,”ujar Thana.

Para wartawan dan kelompok pembela hak asasi manusia dari luar negeri tidak diizinkan masuk ke dalam kamp.Sunai Phasuk,anggota Human Rights Watch dari Thailand, mengatakan, sinyal telepon seluler di kamp diacak sehingga tak seorang pun bisa menelepon keluar. “Tentara mengungkapkan mereka akan menarget pemimpin kelompok dan para perusuh.

Orang-orang itu yang akan menjadi target untuk dikirim keluar kamp,”ujarnya. Sunai mengatakan bahwa seorang pejabat lokal memperkirakan bahwa ribuan etnis Hmong akan melakukan perlawanan terhadap deportasi paksa tersebut. “Situasi diperkirakan akan memburuk,” ujarnya.Namun,perlawanan itu tampaknya tidak terjadi kemarin. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva mengungkapkan, repatriasi (pemulangan kembali) itu akan berjalan baik.

“Tidak ada perlawanan,” ujarnya. Sejak dimulainya deportasi,AS menyatakan dengan sangat agar Thailand menunda operasi itu. “Kita benar-benar kecewa dengan pelanggaran prinsip kemanusiaan internasional di mana Thailand selama ini menjadi pelopornya,”ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ian Kelly dalam pernyataan tertulis.

Menurut para diplomat,ribuan Hmong mengalami ketakutan jika harus kembali ke Laos. Mereka khawatir akan dipenjara dan dihukum oleh pemerintah.“Mereka membayangkan sulitnya akses bantuan internasional bagi komunitas Hmong begitu tiba di Laos.Itu berdasarkan pengalaman sebelumnya,” ujar seorang diplomat Barat di Bangkok.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Laos Khenthong Nuanthasing mengungkapkan, pihaknya sedang menyiapkan penerimaan suku Hmong.Suku Hmong akan dikirim ke Provinsi Balikhamsay dan ditempatkan di permukiman sementara. “Kita pertama akan menentukan ke mana mereka akan pergi selanjutnya,”ujarnya.

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Populasi, Pengungsi, dan Imigrasi Eric P Schwartz telah menyarankan Thailand agar menempuh jalur alternatif. “Kita menyiapkan bantuan kepada mitra kita di Thailand untuk sebuah solusi yang humanis dan bertanggung jawab. Pada akhir tanggal ini, kita siap untuk melakukannya, ”ujarnya. Sayangnya, Bangkok tidak sabar menunggu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/293554/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford