Marguerite Abouet Perbaiki Citra Afrika Melalui Komik


Marguerite Abouet menampilkan sebuah citra Afrika yang berbeda dengan stereotip yang ada,perang dan penyakit.Citra dan persepsi Afrika baru itu ditampilkan Abouet melalui komik berseri yang tulisnya.

BUKU cerita berseri itu bertajuk “Aya of Yopougon”.Berbagai karakter di dalamnya berkisah mengenai cinta, keluarga, tumbuh kembang, kehamilan,menikah.Semua cerita itu mengambil tempat di wilayah pinggiran Abidjan,Yopougon, Pantai Gading.Melalui komik ini, kota itu disebut sebagai “Yop Cita”seperti di film Amerika.

“Dengan Aya, ketika Anda membuka setiap halaman buku cerita atau komik, maka Anda tidak berpikir bahwa Anda berada di Afrika.Tetapi, sebuah cerita yang mampu menjangkau seluruh dunia,” ungkap Abouet, 38, yang kini tinggal di Paris, Prancis, namun sering pulang ke Pantai Gading. Dalam menghadirkan buku cerita bergambar itu, Abouet dibantu ilustrator asal Prancis, Clement Oubrerie, yang tidak lain adalah suaminya. Mereka berdua tinggal di Romainville,pinggiran Paris. Buku cerita Aya of Yopougon pertama kali terbit pada 2005.

Cerita bergambar tersebut telah laku lebih dari 300.000 kopi dan diterjemahkan ke 12 bahasa, termasuk bahasa Inggris. Di Prancis sendiri komik itu terjual lebih dari 200.000 eksemplar dalam bahasa Prancis. Di Amerika Serikat Aya of Yopougon terjual lebih dari 10.000 kopi dan menjadi cerita bergambar pertama yang laku signifikan. Kemudian pada 2006 buku cerita itu meraih penghargaan buku cerita terbaik pada Festival Komik Internasional di Angouleme di Prancis barat. Rencananya,komik yang ditulis Abouet itu juga akan difilmkan dan bakal dirilis pada 2011. Sosok Abouet yang elegan dan pandai berbicara memang dilahirkan di Abidjan.

Tak mengherankan jika setiap ceritanya mampu menjelaskan detail mengenai sebuah kota yang sangat dicintainya.Kehangatan komunitas di kota Abidjan, jalanan yang berdebu, dan pakaian para karakter tokoh buku cerita itu digambarkan dengan sangat gamblang. Tak mengherankan jika buku cerita Ayabegitu populer.Menurut Abouet, cerita Aya merupakan sebuah kisah yang universal yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari di Afrika yang modern. Cerita mengenai kota kelahirannya merupakan kisah masa lalu bagi Abouet. Pasalnya, ketika dia berusia 12 tahun,dia harus dikirim ke Prancis bersama sang paman.

Sang paman khawatir kepadanya karena Abouet senang bermain sepak bola di jalanan tanpa memakai sepatu. Untuk mengakhiri kebiasaan yang dinilai buruk sang paman, Abouet pun diajak ke Prancis. “Pada usia 12 tahun, Anda dalam masa tumbuh kembang.Anda pun mengetahui berbagai hal dalam kehidupan. Saya hanya butuh untuk mendekatkan mata saya dan membayangkan kembali hidup di Abidjan,” katanya kepada AFP. Ketika Abouet berada di Eropa, melalui televisi, dia memandang bahwa Afrika dipenuhi dengan hal-hal keburukan dan kenistaan.

“Televisi selalu bercerita tentang Afrika mengenai AIDS, imigrasi, dan perang,”paparnya.Padahal pada masa kecilnya, sekitar 1970-an, dia melihat bahwa Afrika merupakan sebuah benua yang dipenuhi dengan kedamaian. Meski begitu,Abouet tidak terlalu mengidolakan benua Afrika secara keseluruhan.“Di beberapa bagian Afrika masih banyak ditemukan ketenangan dan kesahajaan. Di lain tempat, sebaliknya,” paparnya. PerangmasihberkecamukdiPantai Gading dengan dimulainya sebuah kudeta pada 1999.Pemberontakan bersenjata melanda di seluruh negeri pada 2002. Perang sipil pun terus berkecamuk.

Namun, cerita perangitutidakdisentuh Abouet.Dia mulai menulis sejak usia 17 tahun, satu tahun sebelum pertempuran di Pantai Gading berkecamuk. Sejak Abouet menjadi penulis, dia mengakui bahwa kehidupan benar-benar berubah.“Saya mengundurkan diri dari pekerjaan saya sebagai pengacara.Kini,saya lebih beruntung dengan menjadi penulis,” ungkap Abouet. Sebelum menjadi penulis cerita bergambar,Abouet mencoba menulis novel remaja. Hanya, novelnya itu sering ditolak penerbit.

Dia sempat frustrasi karena tidak mampu memenuhi permintaan genre novel yang diinginkan penerbit. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/292250/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford