AS Perketat Keamanan Bandara
WASHINGTON (SI) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin memerintahkan peninjauan standar keamanan udara setelah seorang pria Nigeria mencoba meledakkan jet lintas Atlantik pada Hari Natal.
Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan presiden ingin tahu bagaimana seorang pria yang membawa zat berbahaya PETN bisa naik ke pesawat di bandara Amsterdam. Gibbs mengungkapkan, sistem daftar-pantau juga akan dipelajari setelah didapat kabar bahwa pria itu sudah terdaftar dan diketahui keberadaannya oleh para petugas.
Gibbs mengatakan bahwa peninjauan itu pertama-tama akan mempelajari sistem daftar-pantau yang digunakan oleh badan-badan pemerintah, termasuk tiga daftar yang menjadi singkat secara progresif, sementara bahayanya meningkat. Pelaku teror itu adalah pria berusia 23 tahun bernama Umar Farouk Abdulmutallab yang masuk dalam daftar orang berbahaya tingkat rendah oleh pihak berwenang AS padabulanNovember2009,bersama dengan 550.000 orang lainnya.
Namun, dia tidak termasuk dalam 18.000namayangmasukdaftartidak boleh bepergian ke AS. ”Presiden meminta bahwa peninjauan kembali itu untuk menjamin sejumlah informasi dapat didapatkan oleh pihak yang membutuhkan, sehingga pihak berwenang dapat mengambil keputusan,” ungkap Gibbs.”Presiden ingin mengkaji beberapa prosedur tersebut dan melihat jika mereka membutuhkan data yang lebih terkini,” imbuhnya.
Pada Hari Natal lalu, Abdulmutallab terbang dari Nigeria ke Amsterdam dan kemudian ke Detroit dengan bahan peledak melekat di badannya. Tak lama menjelang pesawat mendarat, dia mencoba meledakkan bahan peledak yang berada di bawah selimut tetapi dia dilumpuhkan oleh para penumpang dan awak pesawat. Gibbs mengataan,kemampuan deteksi udara juga akan dipelajari sebagai bagian dari peninjauan itu.
”Presiden meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk menjelaskan persoalan yang sangat mendasar tentang bagaimana seseorang dengan bahan yang berbahaya seperti PETN bisa naik ke pesawat di Amsterdam,” jelasnya. Sementara itu,Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa Abdulmutallab adalah bagian dari jaringan teroris dalam skala besar. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/293467/
Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan presiden ingin tahu bagaimana seorang pria yang membawa zat berbahaya PETN bisa naik ke pesawat di bandara Amsterdam. Gibbs mengungkapkan, sistem daftar-pantau juga akan dipelajari setelah didapat kabar bahwa pria itu sudah terdaftar dan diketahui keberadaannya oleh para petugas.
Gibbs mengatakan bahwa peninjauan itu pertama-tama akan mempelajari sistem daftar-pantau yang digunakan oleh badan-badan pemerintah, termasuk tiga daftar yang menjadi singkat secara progresif, sementara bahayanya meningkat. Pelaku teror itu adalah pria berusia 23 tahun bernama Umar Farouk Abdulmutallab yang masuk dalam daftar orang berbahaya tingkat rendah oleh pihak berwenang AS padabulanNovember2009,bersama dengan 550.000 orang lainnya.
Namun, dia tidak termasuk dalam 18.000namayangmasukdaftartidak boleh bepergian ke AS. ”Presiden meminta bahwa peninjauan kembali itu untuk menjamin sejumlah informasi dapat didapatkan oleh pihak yang membutuhkan, sehingga pihak berwenang dapat mengambil keputusan,” ungkap Gibbs.”Presiden ingin mengkaji beberapa prosedur tersebut dan melihat jika mereka membutuhkan data yang lebih terkini,” imbuhnya.
Pada Hari Natal lalu, Abdulmutallab terbang dari Nigeria ke Amsterdam dan kemudian ke Detroit dengan bahan peledak melekat di badannya. Tak lama menjelang pesawat mendarat, dia mencoba meledakkan bahan peledak yang berada di bawah selimut tetapi dia dilumpuhkan oleh para penumpang dan awak pesawat. Gibbs mengataan,kemampuan deteksi udara juga akan dipelajari sebagai bagian dari peninjauan itu.
”Presiden meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk menjelaskan persoalan yang sangat mendasar tentang bagaimana seseorang dengan bahan yang berbahaya seperti PETN bisa naik ke pesawat di Amsterdam,” jelasnya. Sementara itu,Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa Abdulmutallab adalah bagian dari jaringan teroris dalam skala besar. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/293467/
Komentar