Palin Tidak Fokus Pemilu 2012

WASHINGTON(SI) – Kandidat wakil presiden dari Partai Republik pada Pemilu Amerika Serikat 2008 Sarah Palin mengungkapkan bahwa kampanye presiden 2012 tidak masuk dalam layar radarnya.

Namun,dia mengungkapkan tidak menutup pintu kemungkinan untuk maju memperebutkan kursi ke Gedung Putih. “Saya berkonsentrasi pada 2010 dan meyakinkan bahwa kita memiliki isu untuk menghadapinya,”papar Palin. “Saya tidak mengetahui apa yang akan saya lakukan pada 2012. (Maju untuk pencalonan presiden) tidak masuk dalam radar saya sekarang,” imbuhnya dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC ketika ditanya apakah ingin menjadi presiden.

“Ambisi saya, jika Anda ingin mengetahui, adalah membantu negeri ini apa pun peranannya.Dan saya tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, dan pintu mana yang akan terbuka pada 2012,” katanya. Palin masih cukup populer di kalangan konservatif di AS. Spekulasi beredar bahwa Palin akan maju sebagai kandidat presiden pada 2012 menguat karena dia merilis buku memoar Going Rogue: An American Life.Apalagi,dia juga menggelar tur ke 12 negara bagian untuk mempromosikan bukunya tersebut.

Melalui buku itu, Palin disebut-sebut berusaha menggaet kalangan pendukung Republik. Sementara dalam wawancara dengan talkshow Oprah, Palin membela dirinya bukanlah tiket kekalahan partai Republik pada pemilu lalu.“Saya rasa alasannya adalah kita tidak bisa mengendalikan ekonomi negara,dan kita harus berterima kasih pada pendukung Republik dan rakyat yang serius untuk mencari perubahan,” bela Palin. “Saya rasa bahwa saya tidak bisa disalahkan karena kekalahan pemilu itu.Lebih dari itu,saya telah dinyatakan mampu memenangkan pemilu jika saya melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi,” imbuh Palin.

Dia juga membela diri bahwa kekalahan tersebut tidak bisa dikaitkan dengan kontroversinya. Palin juga bercerita mengenai awal dirinya dihubungi kandidat presiden dari Republik, John McCain.Dia mengaku jujur bahwa ketika itu dia kurang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang pemerintahan.“Saya tidak bisa melakukan sebuah amanat tanpa dukungan anak-anak.Anakanak merupakan kekuatan saya. Mereka mengizinkan saya untuk bertarung,”paparnya.

Dalam diskusi mengenai latar belakang, rekam jejak, keluarga, termasuk salah satu putrinya yang hamil,pun diikuti Palin.Dia mengaku malu karena pernah mendapatkan nilai D ketika kuliah 22 tahun lalu. “Saya rasa, nilai D itu bisa menjadi kontroversi berkepanjangan,” kata dia. Selain permasalahan kehamilan putrinya,Palin mengaku selama masa kampanye itu dipenuhi rasa frustrasi. Dia mengaku dia dan keluarganya mereka bukan sebagai diri mereka sendiri.Ketika konvensi nasional Partai Republik awal September 2008, seluruh keluarganya didandani khusus oleh tim khusus.

“Saya jadi ingat ketika masa muda,ketika seorang pria berkata kepada kekasihnya, ‘saya mencintai kamu seperti kamu apa adanya, kini biarkan saya mengubah dirimu,’”kata dia. Dalam wawancara dengan Oprah, Palin juga mengungkapkan alasan pengunduran dirinya dari Gubernur Alaska karena dia tidak ingin maju kedua kalinya meskipun para pengamat politik menilai hal itu sebagai suatu hal jelek bagi karier politiknya.

Sementara itu, jajak pendapat mengenai Palin yang digelar Washington Post/ABC News Poll yang dilakukan setelah bukunya dijual di pasaran menunjukkan fakta yang berbeda dengan ambisi Palin. Sekitar 60% responden menganggap bahwa Palin tidak memiliki kualifikasi sebagai presiden. Sementara 52% responden menyatakan membicarakan Palin merupakan sebuah hal yang membosankan, dan 53% responden mengungkapkan tidak akan memilih Palin pada pemilu 2012 dan hanya 9% yang mengaku akan memilih Palin.

Namun,di kalangan pendukung Republik, popularitas Palin mencapai 75%. Dalam jajak pendapat yang berbeda, CNN/Opinion Research Corp merilis bahwa hanya 28% responden yang mengatakan bahwa Palin merupakan kandidat presiden yang mumpuni.Perolehan itu lebih rendah dibandingkan pesaingnya dalam perebutan kandidat presiden dari Partai Republik yaitu Mitt Romney (47%) dan Mike Huckabee (43%).

Perolehan Palin tentu sangat jauh dibandingkan dua figur Demokrat Hillary Rodham Clinton (67%) dan Wakil Presiden Joe Biden (50%). (CNN/Rtr/ABC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/284942/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford