Israel Abaikan PBB dan AS
YERUSALEM(SI) – Israel kemarin mengabaikan kritikan tajam atas pembangunan 900 rumah baru di Yerusalem timur.Dunia mengecam rencana pembangunan permukiman baru itu.
Menteri Dalam Negeri Israel Eli Yishai membela bahwa keputusan departemennya untuk menyetujui pembangunan 900 rumah di Gilo, Yerusalem Timur itu sebagai bagian integral ibu kota. Padahal, rakyat Palestina ingin wilayah itu sebagai ibu kota negara mereka. ”Pembangunan pemukiman di Yerusalem tidak bisa dihentikan, Gilo itu terletak di Yerusalem,” katanya. Gilo merupakan salah satu dari puluhan pemukiman yahudi di bagian timur Kota Suci Yerusalem yang diambil alih Israel namun tidak mendapatkan pengakuan internasional.
Pemukiman di wilayah pendudukan dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. ”Jerusalem adalah ibu kota Israel dan masih tetap ibu kota,” kata Mark Regev,juru bicara PM Israel. Tak ayal,Amerika Serikat dan PBB mengecam Israel yang menyetujui penambahan 900 unit rumah di pemukiman Yahudi itu. Gedung Putih juga menuding Israel merusak upaya Obama guna melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Palestina yang mengalami kebuntuan sejak Desember. Presiden AS Barack Obama langsung menekan Israel agar menghentikan proyek permukimannya.
Menurut Obama, pem-bangunan permukiman akan menyebabkan situasi berbahaya dengan Palestina. ”Saya rasa pembangunan permukiman tambahan justru tidak akan baik bagi keamanan Israel. Saya rasa ini hanya akan mempersulit mereka berdamai dengan tetangga mereka,” ujar Obama kepada Fox News sebagaimana dikutip Reuters. ”Saya rasa ini justru akan membuat jengkel Palestina dan bisa menyebabkan situasi yang sangat berbahaya.” Sedangkan Sekjen PBB Ban Kimoon mengatakan langkah itu akan menghambat perundingan Israel-Palestina.
Ban mengungkapkan bahwa tindakan semacam itu merusak upaya bagi perdamaian dan mencuatkan keraguan mengenai kelangsungan hidup tentang penyelesaian dua negara bagi Israel dan Palestina. Hal senada juga diungkapkan Prancis. ”Keputusan Israel itu membuat kita kecewa,”papar Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner sebelum bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Dari dunia Islam, Saudi Arabia juga menyuarakan protes keras. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Saudi Arabia Osama Nugali mengungkapkan, langkah Israel itu merupakan tantangan besar dalam merumuskan proses perdamaian.
Dari pihak Palestina, Presiden Mahmud Abbas mengungkapkan bahwa tindakan Israel merusak kesempatan terakhir bagi proses perdamaian. Abbas telah mengatakan pembicaraan perdamaian yang macet sejak Desember mungkin hanya dapat dilanjutkan segera setelah Israel membekukan pembangunan permukiman. ”Langkah Israel itu menjadikan pihak Palestina tidak memiliki pilihan tetapi tetap akan mencari pengakuan internasional terhadap negara Palestina,” katanya setelah berundin dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
”Kita merasa berada pada posisi yang sulit. Apa solusi bagi kita? Tetap sepeti ini tidak ada ada perdamaian? Dan itulah kenapa saya mengambil langkah ini,”imbuhnya. Kepala juru runding Palestina Saeb Erakat menyatakan pemerintah Palestina sangat mengutuk aksi itu.”Pembangunan pemukiman harus dihentikan. Ini merupakan salah satu cara kita kembali ke proses perdamaian yang sebenarnya,” paparnya. Israel menguasai Yerusalem timur ketika Perang Enam Hari 1967 dan pengakuan itu tidak mendapatkan dukungan internasional.
Pencaplokan Yerusalem timur karena Israel menganggap bahwa itu merupakan bagian dari Kota Suci yang ibukota ”abadi,tak dapat dibagi”. Jumlah orang yang tinggal di pemukiman Gilo telah mencapai 40.000 orang Israel.Israel menolak gambaran internasional mengenai Gilo sebagai permukiman, dan menyatakan itu adalah ”lingkungan Jerusalem”, kota yang diklaimnya sebagai ibu kotanya. Secara keseluruhan sebanyak 500.000 orang Yahudi tinggal di Tepi Barat dan Jerusalem timurdi antara 2,7 juta orang Palestina.
”Membangun ibukota kita merupakan hal yang saha,” papar Tzipi Hotovely, anggota parlemen dari partai sayap kanan, Likud. ”Kita harus mempertahankannya,” imbuhnya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/285106/
Menteri Dalam Negeri Israel Eli Yishai membela bahwa keputusan departemennya untuk menyetujui pembangunan 900 rumah di Gilo, Yerusalem Timur itu sebagai bagian integral ibu kota. Padahal, rakyat Palestina ingin wilayah itu sebagai ibu kota negara mereka. ”Pembangunan pemukiman di Yerusalem tidak bisa dihentikan, Gilo itu terletak di Yerusalem,” katanya. Gilo merupakan salah satu dari puluhan pemukiman yahudi di bagian timur Kota Suci Yerusalem yang diambil alih Israel namun tidak mendapatkan pengakuan internasional.
Pemukiman di wilayah pendudukan dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. ”Jerusalem adalah ibu kota Israel dan masih tetap ibu kota,” kata Mark Regev,juru bicara PM Israel. Tak ayal,Amerika Serikat dan PBB mengecam Israel yang menyetujui penambahan 900 unit rumah di pemukiman Yahudi itu. Gedung Putih juga menuding Israel merusak upaya Obama guna melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Palestina yang mengalami kebuntuan sejak Desember. Presiden AS Barack Obama langsung menekan Israel agar menghentikan proyek permukimannya.
Menurut Obama, pem-bangunan permukiman akan menyebabkan situasi berbahaya dengan Palestina. ”Saya rasa pembangunan permukiman tambahan justru tidak akan baik bagi keamanan Israel. Saya rasa ini hanya akan mempersulit mereka berdamai dengan tetangga mereka,” ujar Obama kepada Fox News sebagaimana dikutip Reuters. ”Saya rasa ini justru akan membuat jengkel Palestina dan bisa menyebabkan situasi yang sangat berbahaya.” Sedangkan Sekjen PBB Ban Kimoon mengatakan langkah itu akan menghambat perundingan Israel-Palestina.
Ban mengungkapkan bahwa tindakan semacam itu merusak upaya bagi perdamaian dan mencuatkan keraguan mengenai kelangsungan hidup tentang penyelesaian dua negara bagi Israel dan Palestina. Hal senada juga diungkapkan Prancis. ”Keputusan Israel itu membuat kita kecewa,”papar Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner sebelum bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Dari dunia Islam, Saudi Arabia juga menyuarakan protes keras. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Saudi Arabia Osama Nugali mengungkapkan, langkah Israel itu merupakan tantangan besar dalam merumuskan proses perdamaian.
Dari pihak Palestina, Presiden Mahmud Abbas mengungkapkan bahwa tindakan Israel merusak kesempatan terakhir bagi proses perdamaian. Abbas telah mengatakan pembicaraan perdamaian yang macet sejak Desember mungkin hanya dapat dilanjutkan segera setelah Israel membekukan pembangunan permukiman. ”Langkah Israel itu menjadikan pihak Palestina tidak memiliki pilihan tetapi tetap akan mencari pengakuan internasional terhadap negara Palestina,” katanya setelah berundin dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
”Kita merasa berada pada posisi yang sulit. Apa solusi bagi kita? Tetap sepeti ini tidak ada ada perdamaian? Dan itulah kenapa saya mengambil langkah ini,”imbuhnya. Kepala juru runding Palestina Saeb Erakat menyatakan pemerintah Palestina sangat mengutuk aksi itu.”Pembangunan pemukiman harus dihentikan. Ini merupakan salah satu cara kita kembali ke proses perdamaian yang sebenarnya,” paparnya. Israel menguasai Yerusalem timur ketika Perang Enam Hari 1967 dan pengakuan itu tidak mendapatkan dukungan internasional.
Pencaplokan Yerusalem timur karena Israel menganggap bahwa itu merupakan bagian dari Kota Suci yang ibukota ”abadi,tak dapat dibagi”. Jumlah orang yang tinggal di pemukiman Gilo telah mencapai 40.000 orang Israel.Israel menolak gambaran internasional mengenai Gilo sebagai permukiman, dan menyatakan itu adalah ”lingkungan Jerusalem”, kota yang diklaimnya sebagai ibu kotanya. Secara keseluruhan sebanyak 500.000 orang Yahudi tinggal di Tepi Barat dan Jerusalem timurdi antara 2,7 juta orang Palestina.
”Membangun ibukota kita merupakan hal yang saha,” papar Tzipi Hotovely, anggota parlemen dari partai sayap kanan, Likud. ”Kita harus mempertahankannya,” imbuhnya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/285106/
Komentar