Buku Kontroversial Adik Tiri Obama

SHENZHEN (SI) – Mark Ndesandjo,saudara tiri Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama,menulis novel autobiografi kontroversial.


Dalam buku itu, Ndesandjo mengakui ayah kandungnya, yang juga ayah kandung Obama, adalah seorang pemabuk dan sering memukuli ibu dan dirinya. Pengakuan Ndesandjo bertepatan dengan kunjungan Obama ke China.Rahasia keluarga itu terungkap dari kota di China selatan, Shenzhen, yang jauh dari hirukpikuk Washington DC. Ndesandjo yang masih memiliki ikatan darah dengan Obama itu berdalih, bukunya yang berjudul Nairobi to Shenzhen: A Tale of Love in the East itu terbit untuk menghindari nasib serupa terjadi di keluarga-keluarga lain di penjuru dunia.

Sayangnya, berbapak sama, nasib Ndesandjo dan Obama sangat bertolak belakang, bagai bumi dan langit. Jika Obama tinggal di Gedung Putih dengan segala kemewahan dan popularitasnya, Ndesandjo hanya orang biasa yang jarang dikenal publik dan hidup pas-pasan dengan menyewa apartemen dua kamar tidur di pinggiran Kota Shenzhen. Pria yang bernama asli Mark Okoth Obama Ndesandjo itu pun seakan menjadi “hantu” bagi keluarga besar Obama karena menguak aib dan keburukan perilaku sang ayah Presiden AS, Barack Obama Sr.

Dalam novel autobiografi ini Ndesandjo menggambarkan kisah menyedihkan dan memilukan tentang seorang ayah yang kejam dan pemabuk. “Saya telah menulis buku itu selama beberapa tahun dan baru bisa terbit tahun ini. Jarang sekali penerbit yang tertarik karena mereka ingin saya menulis tentang Obama, bukan tentang kehidupan saya.Saya tidak mau menulis buku tentang Obama,”katanya. Novel yang diangkat dari kisah hidup Ndesandjo itu bisa dikatakan sebagai kebalikan dari buku yang ditulis Obama, Dreams from My Father.

Buku yang terakhir disebut ini merupakan memoar Obama yang diterbitkan pada 1995 dan laku jutaan eksemplar. “Saya ingat ketika ayah menghajar ibu dan saya.Memori itu tidak hilang di otak saya karena sangat menyakitkan,” papar Ndesandjo yang telah tinggal di China selama tujuh tahun.“Saya memiliki masa kecil yang sangat keras dan sulit. Apa yang terjadi terhadap saya sungguh mengeraskan arti kehidupan saya,”imbuhnya. Dalam buku itu Ndesandjo menggambarkan ayahnya sebagai seorang pemabuk berat dan sering melakukan kekerasan terhadap istrinya,baik fisik maupun mental.

Diceritakannya, karakteristik keras Obama Sr itu mulai setelah pernikahan. Ndesandjo mengaku menjadi saksi mata ketika ibunya berlari, berteriak, menangis, pada malam hari saat dipukuli suaminya. Dia tidak ingat apa yang selalu menyebabkan pertengkaran kedua orang tuanya, tapi yang pasti, ketika itu perutnya merasa lapar dan sakit. Ketika ibunya dihajar oleh suaminya, Ndesandjo mengaku tidak mampu melindunginya. Novel itu memberikan gambaran mengenai keluarga Barack Obama Sr yang tidak harmonis. Obama Sr menikah empat kali dan memiliki delapan anak.

Ndesandjo,yang kini berusia 43 tahun, lahir di Kenya dari istri Obama Sr bernama Ruth Nidesand, seorang Amerika keturunan Yahudi asal Lithuania. Mereka bertemu di Boston, ketika Obama Sr berkuliah di Harvard dan setelah bercerai dari istri keduanya, ibu kandung Barack Obama, Stanley Ann Dunham. Obama Jr hanya dua tahun merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya. Jarangnya hubungan komunikasi tersebut berakibat pada bedanya pandangan antara dua saudara kandung itu, Barack Obama dan Ndesandjo,
terhadap ayah mereka yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada 1982 akibat mabuk.

Tidak seperti Presiden Obama, Ndesandjo hidup bersama sang ayah hingga usia delapan tahun. “Apa yang saya katakan adalah pengalaman pribadi yang saya ketahui. Saya tidak mendapatkan informasi dari orang lain. Tetapi saya memang tinggal bersama dengan ayah,”papar Ndesandjo. “Ibu saya sering mengatakan bahwa ayah merupakan pria yang cerdas, tetapi mengalami kegagalan sosial. Pria itu mampu kuliah di Harvard dan mendapatkan posisi yang dihargai di masyarakat Kenya. Tapi dia justru menghancurkan diri sendiri,”kisahnya. Ndesandjo hanya bertemu dengan Obama beberapa kali, terbaru saat pelantikan Presiden AS pada Januari silam.

Dilihat sepintas, Ndesandjo sangat berbeda dengan Obama.Namun tubuh dan wajahnya memiliki kemiripan dengan Obama. Kini,Ndesandjo ingin bertemu dengan saudara tirinya itu karena ingin mengenalkan istrinya.“Istrinya merupakan fans berat Obama. Dia ingin berkenalan langsung dengan Obama,”katanya. Ndesandjo menikah dengan Liu Zuehua, perempuan asal Provinsi Henan, tahun lalu. “Dia merupakan fokus dalam kehidupan saya, saya akan menyimpannya sebagai sebuah rahasia,”ujarnya. Kehidupan Ndesandjo sangat bersahaja.

“Saya baru pasang TV kabel beberapa hari sebelum pemilu November di AS,”kata pria bergelar MBA dan pernah bekerja selama 11 tahun di perusahaan telekomunikasi di AS itu. Setelah insiden serangan 11 September 2001,dia memutuskan pindah ke China pada 2002.“Saya tidak ingin kembali kerja di dunia korporasi.Saya ingin sesuatu yang berbeda,”kata Ndesandjo yang kini aktivitasnya tidak lepas dari kaligrafi China,menulis,dan mengajar piano bagi anak-anak yatim piatu. (Telegraph/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/284527/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford