Tentara Pakistan Balas Dendam
ISLAMABAD (SI) – Pesawat-pesawat tempur Pakistan menggempur daerah basis pejuang Taliban di Waziristan Selatan dan Bajaur sejak Minggu malam (11/10) hingga kemarin pagi.
Lebih dari 31 orang yang diduga pejuang Taliban tewas dalam serangan itu.Operasi militer itu tampaknya menjadi upaya balas dendam pemerintah setelah Taliban melakukan aksi penyanderaan dramatis di markas besar Angkatan Darat (AD) Pakistan.Tidak hanya melalui udara, militer juga menggencarkan serangan darat ke wilayah yang dikuasai Taliban. Menurut militer Pakistan, serangan udara bertubi-tubi tersebut dirancang khusus untuk melemahkan Taliban yang makin menunjukkan perlawanannya.
“Militer dalam keadaan siap untuk melancarkan operasi militer terhadap Tehreek-e- Taliban.Secara resmi,kita menunggu keputusan pemerintah yang sedang memutuskan prinsipprinsip untuk melancarkan serangan terhadap Taliban di Waziristan,” ungkap sumber militer yang menolak disebut namanya. Belum ada verifikasi independen atas jumlah korban tewas akibat serangan militer Pakistan. Namun diperkirakan, jumlahnya dapat terus bertambah karena berbagai serangan baru yang digencarkan pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan,pemerintah akan segera melancarkan sebuah serangan ke basis terbesar Taliban di Waziristan Selatan.Malik menambahkan, pemerintah telah menyetujui operasi militer lebih besar yang akan dilancarkan di WaziristanSelatan.Mengenaikapan waktunya, pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada tentara. “Operasi militer tersebut akan segera berlangsung,”katanya. Senada dengan Rehman Malik, pejabat pemerintahan tertinggi di Waziristan Selatan Syed Shahab Ali Shah menyatakan bahwa operasi militer terhadap Taliban di wilayahnya merupakan suatu keharusan.
“ Berdasarkan informasi, akan ada keputusan untuk melancarkan operasi terhadap Taliban yang mengusai Waziristan.Namun, saya tak mengetahui kapan waktunya,” ujarnya. Akibat aksi penyanderaan di markas pusat AD di Rawalpindi, delapan pejuang Taliban, delapan tentara pemerintah, dan tiga sandera tewas saat proses penyelamatan sandera oleh tentara pada Minggu (11/10). Penyanderaan tersebut dimulai pada Sabtu (10/10), saat puluhan Taliban berusaha memasuki markas AD sambil melancarkan tembakan dan melemparkan granat.
Awalnya pemerintah menyatakan serangan tersebut dapat diatasi. Tapi, ternyata sejumlah penyerang berhasil menyusup ke dalam markas militer dan menyandera puluhan orang. Pasukan keamanan Pakistan lantas mengepung dan menyerbu masuk ke dalam markas militer tersebut pada Minggu (11/10),sebelum matahari terbit.Aksi penyanderaan itu akhirnya mampu dipatahkan tentara Pakistan hingga puluhan orang sandera bebas dan pemimpin penyandera dapat ditahan.
Penyanderaan yang berlangsung selama lebih 24 jam itu dinilai sebagai kejadian paling memalukan bagi Pemerintah Pakistan karena justru terjadi di tempat yang dianggap paling aman di negara tersebut. Malik langsung menuding bahwa serangan tersebut dilakukan kelompok Taliban dan Alqaeda yang memiliki basis pertahanan di Waziristan Selatan. Taliban pun mengaku bertanggung jawab dalam aksi penyanderaan itu.Juru Bicara Taliban Pakistan Azam Tariq mengungkapkan, serangan tersebut dilakukan oleh faksi Punjab.
Menurutnya, serangan tersebut merupakan aksi balas dendam atas pembunuhan pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud dalam penyerbuan tentara Amerika Serikat (AS). Kata Azam Tariq, belum cukup sampai di situ aksi serangan yang akan dilaksanakan Taliban. Dia mengungkapkan, pihaknya akan melancarkan serangan lebih banyak dan lebih keras.“Kami akan membalas dendam terhadap korban yang jatuh dari pihak kita. Kami menargetkan serangan yang lebih besar,”janjinya.
Sementara kemarin, sebanyak 41 orang dinyatakan tewas akibat serangan bom bunuh yang ditujukan untuk konvoi militer. Insiden tersebut terjadi di pasar yang sedang ramai, di distrik yang berbatasan dengan lembah Swat, Pakistan barat laut. “Sebanyak 41 orang tewas dan 45 orang lainnya terluka akibat serangan bom bunuh diri,” ujar Menteri Informasi Provinsi North West Frontier. Dia mengungkapkan, enam orang korban tewas adalah tentara. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/276331/
Lebih dari 31 orang yang diduga pejuang Taliban tewas dalam serangan itu.Operasi militer itu tampaknya menjadi upaya balas dendam pemerintah setelah Taliban melakukan aksi penyanderaan dramatis di markas besar Angkatan Darat (AD) Pakistan.Tidak hanya melalui udara, militer juga menggencarkan serangan darat ke wilayah yang dikuasai Taliban. Menurut militer Pakistan, serangan udara bertubi-tubi tersebut dirancang khusus untuk melemahkan Taliban yang makin menunjukkan perlawanannya.
“Militer dalam keadaan siap untuk melancarkan operasi militer terhadap Tehreek-e- Taliban.Secara resmi,kita menunggu keputusan pemerintah yang sedang memutuskan prinsipprinsip untuk melancarkan serangan terhadap Taliban di Waziristan,” ungkap sumber militer yang menolak disebut namanya. Belum ada verifikasi independen atas jumlah korban tewas akibat serangan militer Pakistan. Namun diperkirakan, jumlahnya dapat terus bertambah karena berbagai serangan baru yang digencarkan pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan,pemerintah akan segera melancarkan sebuah serangan ke basis terbesar Taliban di Waziristan Selatan.Malik menambahkan, pemerintah telah menyetujui operasi militer lebih besar yang akan dilancarkan di WaziristanSelatan.Mengenaikapan waktunya, pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada tentara. “Operasi militer tersebut akan segera berlangsung,”katanya. Senada dengan Rehman Malik, pejabat pemerintahan tertinggi di Waziristan Selatan Syed Shahab Ali Shah menyatakan bahwa operasi militer terhadap Taliban di wilayahnya merupakan suatu keharusan.
“ Berdasarkan informasi, akan ada keputusan untuk melancarkan operasi terhadap Taliban yang mengusai Waziristan.Namun, saya tak mengetahui kapan waktunya,” ujarnya. Akibat aksi penyanderaan di markas pusat AD di Rawalpindi, delapan pejuang Taliban, delapan tentara pemerintah, dan tiga sandera tewas saat proses penyelamatan sandera oleh tentara pada Minggu (11/10). Penyanderaan tersebut dimulai pada Sabtu (10/10), saat puluhan Taliban berusaha memasuki markas AD sambil melancarkan tembakan dan melemparkan granat.
Awalnya pemerintah menyatakan serangan tersebut dapat diatasi. Tapi, ternyata sejumlah penyerang berhasil menyusup ke dalam markas militer dan menyandera puluhan orang. Pasukan keamanan Pakistan lantas mengepung dan menyerbu masuk ke dalam markas militer tersebut pada Minggu (11/10),sebelum matahari terbit.Aksi penyanderaan itu akhirnya mampu dipatahkan tentara Pakistan hingga puluhan orang sandera bebas dan pemimpin penyandera dapat ditahan.
Penyanderaan yang berlangsung selama lebih 24 jam itu dinilai sebagai kejadian paling memalukan bagi Pemerintah Pakistan karena justru terjadi di tempat yang dianggap paling aman di negara tersebut. Malik langsung menuding bahwa serangan tersebut dilakukan kelompok Taliban dan Alqaeda yang memiliki basis pertahanan di Waziristan Selatan. Taliban pun mengaku bertanggung jawab dalam aksi penyanderaan itu.Juru Bicara Taliban Pakistan Azam Tariq mengungkapkan, serangan tersebut dilakukan oleh faksi Punjab.
Menurutnya, serangan tersebut merupakan aksi balas dendam atas pembunuhan pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud dalam penyerbuan tentara Amerika Serikat (AS). Kata Azam Tariq, belum cukup sampai di situ aksi serangan yang akan dilaksanakan Taliban. Dia mengungkapkan, pihaknya akan melancarkan serangan lebih banyak dan lebih keras.“Kami akan membalas dendam terhadap korban yang jatuh dari pihak kita. Kami menargetkan serangan yang lebih besar,”janjinya.
Sementara kemarin, sebanyak 41 orang dinyatakan tewas akibat serangan bom bunuh yang ditujukan untuk konvoi militer. Insiden tersebut terjadi di pasar yang sedang ramai, di distrik yang berbatasan dengan lembah Swat, Pakistan barat laut. “Sebanyak 41 orang tewas dan 45 orang lainnya terluka akibat serangan bom bunuh diri,” ujar Menteri Informasi Provinsi North West Frontier. Dia mengungkapkan, enam orang korban tewas adalah tentara. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/276331/
Komentar