Rudal Antarbenua Korut Siap Meluncur
SEOUL (SI) – Korea Utara (Korut) dilaporkan telah menyelesaikan pembangunan fasilitas peluncuran rudal balistik antarbenua di Dongchang-ri.
Laporan itu diungkapkan pejabat Korea Selatan (Korsel) kepada kantor berita Yonhap kemarin. Pangkalan Dongchang-ri telah dibangun dalam beberapa tahun meskipun dunia internasional menyerukan penghentian program nuklir Korut.“Konstruksinya telah selesai. Fasilitas yang diperlukan ada di sana,” ujar salah seorang pejabat Korsel yang enggan disebutkan nama kepada Yonhap.
Pejabat lainnya mengungkapkan bahwa Korut telah menguji coba bagian-bagian rudal seperti mesin pendorong di tempat peluncuran, sekitar 200 km sebelah barat laut Pyongyang. “Itu merupakan langkah maju dalam pengembangan rudal balistik Korut,”ujar pejabat tersebut. Kepala Pertahanan Korsel bulan November tahun lalu memperingatkan bahwa tempat peluncuran rudal baru itu mampu meluncurkan sebuah misil yang lebih besar dibandingkan rudal Taepodong.
Para pejabat Korsel mengungkapkan, pangkalan di pantai Barat memang ditujukan untuk peluncuran rudal balistik antarbenua dengan daya jelajah 5.000 km. Pangkalan Dongchang-ri lebih besar dibandingkan Musudan-ri yang terletak di pantai timur yang dikenalsebagaitempatpeluncuranrudal jarak jauh pada 1998, 2006,dan April tahun ini. Peluncuran rudal pada April lalu memicu kecaman dunia internasional.
Korut menyebut itu sebagai peluncuran satelit ke orbit tetapi para mengamat menduga itu adalah uji coba misil Taepodong- 2 yang mampu menjangkau Alaska,Amerika Serikat. Pada Mei silam, Korut juga menguji coba nuklir untuk kedua kalinya, sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkeras sanksi pada negara komunis tersebut. Peluncuran rudal pada April silam menunjukkan kesuksesan karena rudal mampu menjangkau jarak 3.200 km.
Namun demikian, sebagian pakar tidak yakin bahwa Korut mampu membuat rudal dengan hulu ledak nuklir. Sementara itu, Korsel mengirimkan sekitar 10.000 ton jagung ke tetangganya,Korut. Belum cukup itu, Seoul juga mengirimkan 20 ton susu, buku, dan peralatan kesehatan untuk anak-anak dan perempuan hamil.
Bantuan itu senilai 4,1 miliar won (USD3,5 juta). Donasi tersebut dikapalkan melalui Palang Merah yang menjadi organisasi pengelola bantuan. Ini merupakan bantuan pertama kali yang dikirim ke negara komunis itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir.Sejak Korsel dikuasai kubu konservatif,Seoul terlihat makin keras bersikap terhadap Pyongyang.
“Kita tidak dapat katakan bahwa 10.000 ton itu cukup sebagai cadangan makanan bagi Korut.Kita memberikan bantuan tersebut murni karena kemanusiaan.Tidak ada perubahan posisi kita mengenai bantuan kemanusiaan tersebut dengan hubungan antara kedua Korea yang terus berkembang,” ujar Juru Bicara Departemen Unifikasi Korsel Lee Jong-joo.
Bantuan itu dikirim guna mengakhiri ketersendatan pemberian bantuan setelah terlihat serangkaian sikap damai yang ditunjukkan Korut. Selain melakukan pendekatan terhadap Korsel, Pyongyang juga telah mengirimkan seorang utusan nuklir ke Amerika Serikat (AS) untuk membahas dilanjutkannya kembali perundingan enam pihak yang bertujuan menghentikan ambisi nuklir Pyongyang dengan imbalan pemberian bantuan dalam jumlah besar.
Korsel sebelumnya telah mengirim 500.000 ton beras dan 300.000 ton pupuk per tahun kepada Korut.Namun,bantuan itu dihentikan setelah pemerintah konservatif berkuasa. Pengapalan beras terakhir dilakukan pada 2007, senilai USD152 juta, bagian dari paket bantuan Seoul sebesar lebih dari USD1 miliar. Bantuan itu dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya itu.
Perundingan Korut dan Korsel juga dilakukan berkaitan dengan penambahan acara reuni keluargakeluarga yang terpisah sejak Perang Korea 1950–1953.Korut pada beberapa bulan terakhir ini telah menghentikan aksi boikotnya terhadap perundingan-perundingan dengan Korsel. “Bisa kami katakan bahwa bantuan berkaitan dengan kerja sama Korut kini telah mulai tampak dalam beberapa hari ini, termasuk reuni keluarga.
Namun, pada saat yang sama, kami belum bisa berspekulasi mengenai perundingan tingkat tinggi Utara- Selatan,”kata Kim Seung-hwan,seorang pakar mengenai masalah Korut di Universitas Myungji. Sementara itu, Istana Biru, Kantor Kepresidenan Korsel, selalu membuka pintu bagi diselenggarakannya konferensi tingkat tinggi, sepanjang dapat membuat Pyongyang mengurangi ancaman keamanan bagi Seoul.
Para pejabat Korsel mengatakan, Seoul tidak mempertimbangkan kelanjutan bantuan pangan skala besar. Namun Lee mengusulkan apa yang dia sebut sebagai “tawaran bantuan hibah” kepada Korut dengan harapan Pyongyang kembali ke meja perundingan enam pihak. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/279653/
Laporan itu diungkapkan pejabat Korea Selatan (Korsel) kepada kantor berita Yonhap kemarin. Pangkalan Dongchang-ri telah dibangun dalam beberapa tahun meskipun dunia internasional menyerukan penghentian program nuklir Korut.“Konstruksinya telah selesai. Fasilitas yang diperlukan ada di sana,” ujar salah seorang pejabat Korsel yang enggan disebutkan nama kepada Yonhap.
Pejabat lainnya mengungkapkan bahwa Korut telah menguji coba bagian-bagian rudal seperti mesin pendorong di tempat peluncuran, sekitar 200 km sebelah barat laut Pyongyang. “Itu merupakan langkah maju dalam pengembangan rudal balistik Korut,”ujar pejabat tersebut. Kepala Pertahanan Korsel bulan November tahun lalu memperingatkan bahwa tempat peluncuran rudal baru itu mampu meluncurkan sebuah misil yang lebih besar dibandingkan rudal Taepodong.
Para pejabat Korsel mengungkapkan, pangkalan di pantai Barat memang ditujukan untuk peluncuran rudal balistik antarbenua dengan daya jelajah 5.000 km. Pangkalan Dongchang-ri lebih besar dibandingkan Musudan-ri yang terletak di pantai timur yang dikenalsebagaitempatpeluncuranrudal jarak jauh pada 1998, 2006,dan April tahun ini. Peluncuran rudal pada April lalu memicu kecaman dunia internasional.
Korut menyebut itu sebagai peluncuran satelit ke orbit tetapi para mengamat menduga itu adalah uji coba misil Taepodong- 2 yang mampu menjangkau Alaska,Amerika Serikat. Pada Mei silam, Korut juga menguji coba nuklir untuk kedua kalinya, sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkeras sanksi pada negara komunis tersebut. Peluncuran rudal pada April silam menunjukkan kesuksesan karena rudal mampu menjangkau jarak 3.200 km.
Namun demikian, sebagian pakar tidak yakin bahwa Korut mampu membuat rudal dengan hulu ledak nuklir. Sementara itu, Korsel mengirimkan sekitar 10.000 ton jagung ke tetangganya,Korut. Belum cukup itu, Seoul juga mengirimkan 20 ton susu, buku, dan peralatan kesehatan untuk anak-anak dan perempuan hamil.
Bantuan itu senilai 4,1 miliar won (USD3,5 juta). Donasi tersebut dikapalkan melalui Palang Merah yang menjadi organisasi pengelola bantuan. Ini merupakan bantuan pertama kali yang dikirim ke negara komunis itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir.Sejak Korsel dikuasai kubu konservatif,Seoul terlihat makin keras bersikap terhadap Pyongyang.
“Kita tidak dapat katakan bahwa 10.000 ton itu cukup sebagai cadangan makanan bagi Korut.Kita memberikan bantuan tersebut murni karena kemanusiaan.Tidak ada perubahan posisi kita mengenai bantuan kemanusiaan tersebut dengan hubungan antara kedua Korea yang terus berkembang,” ujar Juru Bicara Departemen Unifikasi Korsel Lee Jong-joo.
Bantuan itu dikirim guna mengakhiri ketersendatan pemberian bantuan setelah terlihat serangkaian sikap damai yang ditunjukkan Korut. Selain melakukan pendekatan terhadap Korsel, Pyongyang juga telah mengirimkan seorang utusan nuklir ke Amerika Serikat (AS) untuk membahas dilanjutkannya kembali perundingan enam pihak yang bertujuan menghentikan ambisi nuklir Pyongyang dengan imbalan pemberian bantuan dalam jumlah besar.
Korsel sebelumnya telah mengirim 500.000 ton beras dan 300.000 ton pupuk per tahun kepada Korut.Namun,bantuan itu dihentikan setelah pemerintah konservatif berkuasa. Pengapalan beras terakhir dilakukan pada 2007, senilai USD152 juta, bagian dari paket bantuan Seoul sebesar lebih dari USD1 miliar. Bantuan itu dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya itu.
Perundingan Korut dan Korsel juga dilakukan berkaitan dengan penambahan acara reuni keluargakeluarga yang terpisah sejak Perang Korea 1950–1953.Korut pada beberapa bulan terakhir ini telah menghentikan aksi boikotnya terhadap perundingan-perundingan dengan Korsel. “Bisa kami katakan bahwa bantuan berkaitan dengan kerja sama Korut kini telah mulai tampak dalam beberapa hari ini, termasuk reuni keluarga.
Namun, pada saat yang sama, kami belum bisa berspekulasi mengenai perundingan tingkat tinggi Utara- Selatan,”kata Kim Seung-hwan,seorang pakar mengenai masalah Korut di Universitas Myungji. Sementara itu, Istana Biru, Kantor Kepresidenan Korsel, selalu membuka pintu bagi diselenggarakannya konferensi tingkat tinggi, sepanjang dapat membuat Pyongyang mengurangi ancaman keamanan bagi Seoul.
Para pejabat Korsel mengatakan, Seoul tidak mempertimbangkan kelanjutan bantuan pangan skala besar. Namun Lee mengusulkan apa yang dia sebut sebagai “tawaran bantuan hibah” kepada Korut dengan harapan Pyongyang kembali ke meja perundingan enam pihak. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/279653/
Komentar