Penyanderaan Berakhir, 39 Orang Selamat
RAWALPINDI(SI) – Pasukan Pakistan kemarin berhasil mengakhiri satu hari drama penyanderaan dengan menyerbu markas Angkatan Darat.Sebanyak 39 sandera berhasil dibebaskan.
Militer Pakistan menganggap operasi tersebut tergolong sukses meskipun sebanyak 19 orang tewas selama baku tembak selama 24 jam.Mereka yang tewas termasuk dua tentara dan empat orang yang diduga gerilyawan Taliban. Juru Bicara Militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas mengungkapkan, pasukan berhasil menyelamatkan seluruh sandera sandera pada pukul 06.00 pagi waktu setempat. ”Sebanyak 39 sandera berhasil diselamatkan dan tiga orang sandera tewas karena ditembak penyandera,”kata Abbas.
Abbas mengutarakan, penyandera menggunakan jaket yang dilengkapi bahan peledak dan granat.” Mereka ingin meledakkan semua sandera agar jumlah korban semakin banyak. Operasi penyelamatan telah berakhir.Semuanya berlangsung sukses,”paparnya. Drama penyanderaan berawal ketika sejumlah orang yang diduga gerilyawan Taliban itu mengenakan seragam militer untuk menyerang markas militer Pakistan pada Sabtu (10/10). Saat itu,enam penjaga dan empat penyerang tewas dalam pertempuran.
Sumber militer Pakistan mengungkapkan, gerilyawan bersenjata itu naik mobil van putih ke sebuah pintu utama di kompleks militer tersebut, sambil melepaskan tembakan dan melemparkan sedikitnya satu granat ketika dihalangi masuk. Mereka kemudian baku tembak dengan tentara selama selama 40 menit. ”Pejabat intelejen tengah menyelidiki apakah ada kemungkinan bahwa serangan tersebut juga terkait dengan gerilyawan yang melakukan serangan terhadap tim kriket Sri Langka di Lahore.Nama gerilyawan tersebut adalah Aqeel atau dikenal dengan nama Dokter Usman.
Satu gerilyawan yang ditangkap kemarin,namanya sama dengan pelaku serangan Lahore,” kata Abbas. Belum ada pihak yang mengaku bertangungjawab atas serangan tersebut.Namun, para pejabat Pakistan menyalahkan Taliban.” Taliban adalah musuh Pakistan. Aksi mereka melawan kedaulatan Pakistan,” kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik. Serangan membabi-buta terhadap markas militer yang dijaga ketat di kota Rawalpindi itu bertepatan dengan upaya militer yang sedang mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan di barat laut Waziristan selatan, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Bisa dipastikan serangan gerilyawan di jantung militer itu membangkitkan kembali kekhawatiran terhadap stabilitas Pakistan yang memiliki senjata nuklir. Sementara itu, Menteri Luar Negeri (menlu) AS Hillary Clinton menganggap drama penyanderaan di markas utama Angkatan Darat Pakistan adalah bukti menguatnya ancaman terhadap pemerintah Islamabad. Pernyataan ini disampaikan Menlu Hillary Clinton ketika berkunjung ke London kemarin.
”Terlepas dari insiden ini, Amerika meyakini kemampuan Pakistan dalam mengontrol senjata nuklir. Serangan kemarin menjadi pengingat bahwa para ekstrimis semakin menjadi ancaman bagi otoritas negara,”kata Hillary. Hillary mengungkapkan, belum ada bukti bahwa para gerilyawan mampu mengambil alih kekuasaan di Pakistan.
”Kita sangat percaya bahwa pemerintahan Pakistan dan militernya mampu mengamankan senjata nuklir,” katanya. Para analis menganggap serangan terhadap fasilitas militer tersebut sebagai bukti bahwa gerilyawan Taliban masih eksis. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/276043/
Militer Pakistan menganggap operasi tersebut tergolong sukses meskipun sebanyak 19 orang tewas selama baku tembak selama 24 jam.Mereka yang tewas termasuk dua tentara dan empat orang yang diduga gerilyawan Taliban. Juru Bicara Militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas mengungkapkan, pasukan berhasil menyelamatkan seluruh sandera sandera pada pukul 06.00 pagi waktu setempat. ”Sebanyak 39 sandera berhasil diselamatkan dan tiga orang sandera tewas karena ditembak penyandera,”kata Abbas.
Abbas mengutarakan, penyandera menggunakan jaket yang dilengkapi bahan peledak dan granat.” Mereka ingin meledakkan semua sandera agar jumlah korban semakin banyak. Operasi penyelamatan telah berakhir.Semuanya berlangsung sukses,”paparnya. Drama penyanderaan berawal ketika sejumlah orang yang diduga gerilyawan Taliban itu mengenakan seragam militer untuk menyerang markas militer Pakistan pada Sabtu (10/10). Saat itu,enam penjaga dan empat penyerang tewas dalam pertempuran.
Sumber militer Pakistan mengungkapkan, gerilyawan bersenjata itu naik mobil van putih ke sebuah pintu utama di kompleks militer tersebut, sambil melepaskan tembakan dan melemparkan sedikitnya satu granat ketika dihalangi masuk. Mereka kemudian baku tembak dengan tentara selama selama 40 menit. ”Pejabat intelejen tengah menyelidiki apakah ada kemungkinan bahwa serangan tersebut juga terkait dengan gerilyawan yang melakukan serangan terhadap tim kriket Sri Langka di Lahore.Nama gerilyawan tersebut adalah Aqeel atau dikenal dengan nama Dokter Usman.
Satu gerilyawan yang ditangkap kemarin,namanya sama dengan pelaku serangan Lahore,” kata Abbas. Belum ada pihak yang mengaku bertangungjawab atas serangan tersebut.Namun, para pejabat Pakistan menyalahkan Taliban.” Taliban adalah musuh Pakistan. Aksi mereka melawan kedaulatan Pakistan,” kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik. Serangan membabi-buta terhadap markas militer yang dijaga ketat di kota Rawalpindi itu bertepatan dengan upaya militer yang sedang mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan di barat laut Waziristan selatan, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Bisa dipastikan serangan gerilyawan di jantung militer itu membangkitkan kembali kekhawatiran terhadap stabilitas Pakistan yang memiliki senjata nuklir. Sementara itu, Menteri Luar Negeri (menlu) AS Hillary Clinton menganggap drama penyanderaan di markas utama Angkatan Darat Pakistan adalah bukti menguatnya ancaman terhadap pemerintah Islamabad. Pernyataan ini disampaikan Menlu Hillary Clinton ketika berkunjung ke London kemarin.
”Terlepas dari insiden ini, Amerika meyakini kemampuan Pakistan dalam mengontrol senjata nuklir. Serangan kemarin menjadi pengingat bahwa para ekstrimis semakin menjadi ancaman bagi otoritas negara,”kata Hillary. Hillary mengungkapkan, belum ada bukti bahwa para gerilyawan mampu mengambil alih kekuasaan di Pakistan.
”Kita sangat percaya bahwa pemerintahan Pakistan dan militernya mampu mengamankan senjata nuklir,” katanya. Para analis menganggap serangan terhadap fasilitas militer tersebut sebagai bukti bahwa gerilyawan Taliban masih eksis. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/276043/
Komentar