Korsel Usulkan Perundingan Lintas Batas

SEOUL (SI) – Korea Selatan (Korsel) kemarin menyerukan perundingan dengan Korea Utara (Korut) mengenai pengendalian banjir dan reuni keluarga.

Seruan itu diungkapkan setelah Korut menghendaki peningkatan hubungan kedua negara setelah berbulan- bulan bermusuhan. Departemen Unifikasi Korsel mengungkapkan, perundingan tersebut untuk memecahkan berbagai isu yang tertunda pembahasannya. Hubungan kedua negara memanas setelah Korut mengujicoba nuklir dan rudalnya tahun ini. Ditambah lagi karena Korut sering mengecam kebijakan pemerintah konservatif Seoul yang menghentikan kebijakan “matahari terbit” dan berbagai perjanjian lainnya.

Juru Bicara Departemen Unifikasi Korsel Chun Hae-sung mengungkapkan, Seoul mengusulkan perundingan dilakukan pada Jumat (16/10) di Resor Gunung Kumgang,Korut.Rencananya,pertemuan akan merundingkan isuisu kemanusiaan seperti reuni keluarga yang telah tercerai berai akibat perang Korea 1950–1953. Selain itu,Seoul juga menyerukan perundingan terpisah pada Rabu (14/10) untuk membicarakan berbagai langkah mencegah banjir dari sungai yang melewati perbatasan dua negara tersebut. Bulan lalu banjir di perbatasan Korea telah menewaskan enam warga Korsel. Korut 6 September lalu mengalirkan ribuan ton kubik air dari sebuah waduk ke Sungai Imjin di Korsel.

Akibatnya, Sungai Imjin meluap dan menghantam wilayah pinggiran sungai. Insiden tersebut memicu kemarahan Korsel dan semakin merusak hubungan kedua negara. Korut berdalih, pembuangan air itu karena daya tampung waduk tak bisa ditolerir hingga butuh tindakan darurat. Sementara itu, Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young menganggap tidak ada bukti kuat atas dalih Korut mengenai “serangan air”tersebut. Pekan ini,Korut membebaskan lima tahanan warga Korsel. Selain itu,Korut juga mengirimkan utusan untuk berunding dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak dan memerintahkan putaran baru reuni keluarga.

Ratusan keluarga Korea telah menggelar reuni dalam dua minggu ini,pertama kali pada dua tahun terakhir. Ratusan ribu keluarga harus terpisah sejak perang memisahkan semenanjung Korea. Pekan lalu,Korut mengungkapkan, lawatan Perdana Menteri China Wen Jiabao bertujuan agar Pyonyang bersedia kembali ke perundingan enam pihak. Sebelumnya, Korut mengundurkan diri dari perundingan yang beranggotakan Amerika Serikat (AS),Jepang, Rusia,China,Korsel,dan Korut. Pada Sabtu (10/10), pemimpin China,Jepang,dan Korsel bertemu di Beijing.

Mereka menyarankan agar Korut kembali ke meja perundingan. “Korsel masih pada pendapat awal bahwa Korut harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin,” kata Chun. Jubir Chun juga menambahkan, Seoul siap berunding dengan Korut dalam berbagai hal. Pengamat menilai,Korut masih sangat bergantung pada China. Karena itu, Korut pun mengikuti saran China agar kembali ke meja perundingan.

“Kim Jong-il akan menyelesaikan masalah negaranya tanpa berdampak negatif terhadap pemerintahannya,” papar Yang Moo-jin, pengamat Korea dari Universitas Kajian Korut di Seoul. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/276324/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford