Iran Ajukan Syarat Kesepakatan
TEHERAN(SI) – Iran diperkirakan akan menerima kesepakatan mengenai proyek uranium yang di mediasi Badan Atom PBB (IAEA). Tentunya dengan catatan bahwa Teheran juga akan mengajukan usulan-usulan perubahan dalam kesepakatan tersebut.
Stasiun televisi berbahasa Arab Al Alam melaporkan bahwa Iran akan meminta beberapa perubahan utama dalam kesepakatan tersebut. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berulang kali mengungkapkan bahwa Teheran memiliki hak mengaplikasikan teknologi nuklir.
”Tanpa keraguan, jika tidak ada keadilan, maka permasalahan tidak akan diselesaikan,” demikian situs kepresidenan mengutip pernyataan Ahmadinejad ketika menerima kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. ”Ketika sebuah rezim yang haram memiliki senjata nuklir (Israel), maka satu negara tidak dapat berbicara mengenai pencabutan bangsa-bangsa yang mengembangkan program nuklir untuk perdamaian,” paparnya.
Iran menganggap Israel merupakan satusatunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Ahmadinejad mengutarakan bahwa rezim Zionis merupakan ancaman bagi seluruh negara di dunia. ”Pendirian Anda dalam menghadapi rezim Zionis memiliki dampak positif di dunia, khususnya dunia Islam,”paparnya.
Sedangkan Pers TV melaporkan bahwa Teheran tidak akan mengubah stok LEU seperti yang disebutkan dalam kesepakatan. Dari pernyataan tersebut,kelihatannya Teheran akan meminta perubahan. Sementara jawaban atas respons kesepakatan uranium pada Kamis (hari ini) pada Badan Atom PBB di Jenewa.
Utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Ali Asghar Soltanieh mengungkapkan jawaban Teheran kepada ketua IAEA Mohamed El Baradei. Hal itu dilaporkan kantor berita Mehr berdasarkan sumber rahasia. Kantor berita Iran lainnya, ISNA melaporkan bahwa anggota senior parlemen Mohammad Karamirad yang mengungkapkan Iran akan menyatakan posisinya atas draf kesepakatan tersebut.
Dalam draf kesepakatan tersebut menyerukan Iran untuk mengirim 75% dari 1,5 ton uranium dalam kadar rendah (LEU) yang dimilikinya ke Rusia untuk pengayaan lebih lanjut.Pengiriman itu akan dilaksanakan pada akhir tahun ini. Iran juga diimbau mengirimkan bahan bakar utama nuklir itu ke Prancis untuk dikonversi menjadi lempengan-lempengan bahan bakar.
Selanjutnya, material itu dikembalikan ke Iran untuk dipakai sebagai bahan bakar reaktor yang memproduksi radioisotop. Radioisotop itu dimanfaatkan untuk pengobatan kanker di sejumlah rumah sakit. Namun,para anggota parlemen senior mengungkapkan Iran seharusnya mengimpor bahan bakar dari luar negeri dibandingkan mengirimkan LEU ke luar negeri. LEU, menurut mereka, aset strategi yang sangat krusial dalam perundingan dengan dunia Barat. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/280182/
Stasiun televisi berbahasa Arab Al Alam melaporkan bahwa Iran akan meminta beberapa perubahan utama dalam kesepakatan tersebut. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berulang kali mengungkapkan bahwa Teheran memiliki hak mengaplikasikan teknologi nuklir.
”Tanpa keraguan, jika tidak ada keadilan, maka permasalahan tidak akan diselesaikan,” demikian situs kepresidenan mengutip pernyataan Ahmadinejad ketika menerima kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. ”Ketika sebuah rezim yang haram memiliki senjata nuklir (Israel), maka satu negara tidak dapat berbicara mengenai pencabutan bangsa-bangsa yang mengembangkan program nuklir untuk perdamaian,” paparnya.
Iran menganggap Israel merupakan satusatunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Ahmadinejad mengutarakan bahwa rezim Zionis merupakan ancaman bagi seluruh negara di dunia. ”Pendirian Anda dalam menghadapi rezim Zionis memiliki dampak positif di dunia, khususnya dunia Islam,”paparnya.
Sedangkan Pers TV melaporkan bahwa Teheran tidak akan mengubah stok LEU seperti yang disebutkan dalam kesepakatan. Dari pernyataan tersebut,kelihatannya Teheran akan meminta perubahan. Sementara jawaban atas respons kesepakatan uranium pada Kamis (hari ini) pada Badan Atom PBB di Jenewa.
Utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Ali Asghar Soltanieh mengungkapkan jawaban Teheran kepada ketua IAEA Mohamed El Baradei. Hal itu dilaporkan kantor berita Mehr berdasarkan sumber rahasia. Kantor berita Iran lainnya, ISNA melaporkan bahwa anggota senior parlemen Mohammad Karamirad yang mengungkapkan Iran akan menyatakan posisinya atas draf kesepakatan tersebut.
Dalam draf kesepakatan tersebut menyerukan Iran untuk mengirim 75% dari 1,5 ton uranium dalam kadar rendah (LEU) yang dimilikinya ke Rusia untuk pengayaan lebih lanjut.Pengiriman itu akan dilaksanakan pada akhir tahun ini. Iran juga diimbau mengirimkan bahan bakar utama nuklir itu ke Prancis untuk dikonversi menjadi lempengan-lempengan bahan bakar.
Selanjutnya, material itu dikembalikan ke Iran untuk dipakai sebagai bahan bakar reaktor yang memproduksi radioisotop. Radioisotop itu dimanfaatkan untuk pengobatan kanker di sejumlah rumah sakit. Namun,para anggota parlemen senior mengungkapkan Iran seharusnya mengimpor bahan bakar dari luar negeri dibandingkan mengirimkan LEU ke luar negeri. LEU, menurut mereka, aset strategi yang sangat krusial dalam perundingan dengan dunia Barat. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/280182/
Komentar