Gates: Militer Korut “Makin Mematikan”

SEOUL (SI) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Robert Gates kemarin mengungkapkan Korea Utara (Korut) telah menjadi ancaman mematikan bagi semenanjung Korea.Gates menegaskan Washington tidak akan menolerir senjata nuklir Pyongyang.

Korut pada pekan ini mengindikasikan akan kembali ke meja perundingan untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.Hal itu setelah negara komunis itu memanaskan suhu ketengangan dengan uji coba senjata atom pada Mei silam dan ancaman serangan ke Korea Selatan (Korsel).

“Komitmen jangka panjang militer Amerika di sini (Korsel) menganggap bahwa bahaya yang dibuat rezim Korut tetap menjadi ancaman. Dan banyak cara menjadikan ancaman tersebut lebih mematikan,” ungkapnya pada pasukan AS dan Korsel di Seoul. Gates mengungkapkan tindak kesalahan yang dilakukan AS dan Korsel saat ini. “Kita tidak akan menerima Korut dengan senjata nuklirnya,” papar Gates yang berkunjung ke Seoul setelah dari Jepang.

Gates memperingatkan bahwa Korut telah menunjukkan diri sebagai ancaman serius terhadap upaya global untuk menghentikan program senjata nuklir dan rudal balistik. “Apapun yang mereka (Korut) buat, mereka juga akan menjualnya,”tegas Gates. Korut memiliki 1,2 juta prajurit dan ribuan senjata altileri. Selain itu, ratusan misil yang siap menghantam Korsel dan Jepang.

Para pejabat militer Korsel mengungkapkan bahwa Korut telah mengujicoba sejumlah misil pada tahun ini. Sumber rahasia itu menuturkan bahwa sejumlah pasukan khusus telah dilatih untuk menginvasi Korsel. AS sendiri menempatkan 28.000 pasukannya di Korsel dengan dukungan 670.000 prajurit Seoul.

Kedua Korea secara teknis masih dalam status perang karena konfli 1950-1953 tanpa diakhiri dengan gencatan senjata atau pun pakta perdamaian. AS menyatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya telah mengizinkan pejabat senior Korut untuk berkunjung pada bulan ini. Itu bakal menjadi langkah maju menuju negoisasi penghancuran program nuklir.

Selain itu, Gates juga menyambut baik peran China dalam menekan Pyongyang untuk bergabung kembali dengan perundingan enam negara (AS,Korsel, Korut, Jepang, China,Rusia).Gates menyebut langkah Beijing memiliki peranan besar dalam menghalau dampak yang dapat meningkatkan stabilitas.

Sebelumnya pada kunjungan langka yang dilakukan Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao mampu mendorong Korut untuk kembali ke meja perundingan. Sementara itu, para pejabat Seoul mengungkapkan Korut dan Korsel akan memulai pembahasan kabel telepon militer lintas batas kedua negara.

Langkah tersebut dinilai sebagai sinyal-sinyal untuk menurunkan ketegangan. Juru Bicara Departemen Unifikasi Korsel Lee Jong-joo mengungkapkan kerja sama kabel telepon tersebut akan dimulai pada 28 Oktober.Tentunya setelah Seoul mempersiapkan segala perlengkapan dan bahan yang diperlukan. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/278669/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia