AS Siapkan Sanksi Baru Bagi Iran
WASHINGTON (SI) – Amerika Serikat (AS) kemarin menyatakan siap memberikan sanksi baru kepada Iran jika perundingan internasional mengenai program senjata nuklir, yang dicurigai, gagal.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Keuangan Stuart Levey kepada Komite Perbankan Senat. ”Pemerintah kini telah memperlihatkan bahwa pihaknya memiliki komitmen bagi penyelesaian diplomatik mengenai masalah masyarakat internasional dengan Iran,” papar Levey.
”Dunia kini bersatu dalam menunggu reaksi Iran. Jika Iran tak melaksanakan kewajibannya dalam proses ini, negara itu akan memikul tanggung jawab atas hasilnya,” imbuh Levey. Levey mengungkapkan, dalam kondisi saat ini,AS akan berkewajiban untuk beralih ke sanksi yang lebih keras.
Sebagai wakil menteri urusan intelijen keuangan dan terorisme,Levey mengawasi upaya departemen tersebut untuk membendung arus dana ke pelaku teror internasional dan penyebar senjata pemusnah massal. ”Kami akan meningkatkan kegiatan bersama sekutu kami dan mitra lain guna menjamin bahwa jika kami harus mengambil jalur ini, kami akan melakukannya dengan sebanyak mungkin dukungan internasional,”papar Levey.
Dia mengungkapkan, kini pihaknya akan menunggu untuk melihat apakah Iran mengikuti katakata konstruktifnya dengan tindakan nyata. ”Jika tidak, dan jika presiden memutuskan bahwa tekanan tambahan diperlukan,kami akan siap bertindak, idealnya bersama mitra internasional kami,” paparnya.
Namun, dia tidak menjelaskan detail. Dia menegaskan bahwa Departemen Keuangan telah menyelesaikan pekerjaan mengenai rencana sanksi tersebut. Dia menuturkan, sanksi yang sudah diberlakukan memberi hasil dan Iran memperlihatkan ”kerentanan ekonomi” tertentu, keadaan yang dapat ditekan oleh AS. ”Kami akan memberlakukan tindakan secara bersamaan dalam bermacam bentuk agar efektif,” katanya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/275158/
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Keuangan Stuart Levey kepada Komite Perbankan Senat. ”Pemerintah kini telah memperlihatkan bahwa pihaknya memiliki komitmen bagi penyelesaian diplomatik mengenai masalah masyarakat internasional dengan Iran,” papar Levey.
”Dunia kini bersatu dalam menunggu reaksi Iran. Jika Iran tak melaksanakan kewajibannya dalam proses ini, negara itu akan memikul tanggung jawab atas hasilnya,” imbuh Levey. Levey mengungkapkan, dalam kondisi saat ini,AS akan berkewajiban untuk beralih ke sanksi yang lebih keras.
Sebagai wakil menteri urusan intelijen keuangan dan terorisme,Levey mengawasi upaya departemen tersebut untuk membendung arus dana ke pelaku teror internasional dan penyebar senjata pemusnah massal. ”Kami akan meningkatkan kegiatan bersama sekutu kami dan mitra lain guna menjamin bahwa jika kami harus mengambil jalur ini, kami akan melakukannya dengan sebanyak mungkin dukungan internasional,”papar Levey.
Dia mengungkapkan, kini pihaknya akan menunggu untuk melihat apakah Iran mengikuti katakata konstruktifnya dengan tindakan nyata. ”Jika tidak, dan jika presiden memutuskan bahwa tekanan tambahan diperlukan,kami akan siap bertindak, idealnya bersama mitra internasional kami,” paparnya.
Namun, dia tidak menjelaskan detail. Dia menegaskan bahwa Departemen Keuangan telah menyelesaikan pekerjaan mengenai rencana sanksi tersebut. Dia menuturkan, sanksi yang sudah diberlakukan memberi hasil dan Iran memperlihatkan ”kerentanan ekonomi” tertentu, keadaan yang dapat ditekan oleh AS. ”Kami akan memberlakukan tindakan secara bersamaan dalam bermacam bentuk agar efektif,” katanya. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/275158/
Komentar