Ribuan Muslim Salat Jumat di Capitol Hill
WASHINGTON DC (SI) – Sedikitnya 3.500 umat Islam dari seluruh penjuru Amerika Serikat (AS) melakukan salat Jumat di halaman Gedung DPR AS, Capitol Hill, Washington, Jumat (25/9) waktu setempat atau Sabtu (26/9) waktu Indonesia. Acara bertemakan “Salat Jumat di Capitol Hill: Hari Persatuan Islam”tersebut berlangsung tertib dan lancar.
Umat Islam pria dan wanita khusyuk menjalankan ibadah di tempat yang bersejarah sekaligus ikon demokrasi AS,Capitol Hill. Kelancaran pelaksanaan salat Jumat ini sekaligus menepis stigma muslim di AS yang selalu dikaitkan dengan ekstremisme maupun terorisme. Dalam khotbah Jumat yang disampaikan Abdul Malik dari New York, umat Islam diminta tidak takut berada di Amerika.
“Anda tidak melakukan kesalahan apa pun. Lakukan perintah Allah dan percayalah,”tutur Malik. Malik juga mengungkapkan bahwa Amerika bukanlah tempat yang sempurna. “Tapi saya bisa katakan bahwa tempat ini merupakan salah satu tempat yang paling baik untuk kita hidup,” paparnya seperti dikutip CNN.
Abdul Malik mengungkapkan bahwa Jumatan tersebut bukanlah bentuk protes umat Islam yang datang dari seluruh penjuru AS. Menurut dia, acara tersebut merupakan pernyataan bahwa umat Islam juga bisa bekerja sama dengan warga AS pada umumnya. Selanjutnya, salah satu isi khotbahnya adalahajakanuntuk menghindari kebencian kepada siapapun,terutamaumatKristen dan Yahudi.
“Tuhan memberkahi Amerika,”katanya. Pemrakarsa salat Jumat di Capitol Hill, Ali Jaaber dari Masjid Darul Islam di New York, mengatakan acara digelar agar umat Islam tidak perlu takut hidup di Amerika.“Kami muslim yang layak. Kami bekerja,kami membayar pajak, kami muslim yang benar-benar cinta negeri ini,”katanya.
Salah satu peserta salat Jumat Lonnie Shabazz mengungkapkan bahwa momen bersejarah itu bukan hanya digelar untuk menjawab prasangka. Menurut dia, Jumatan juga merupakan bagian dari kewajiban yang harus dijalankan umat Islam. “Pesannya sangat jelas.Saya pikir acara ini menujukkan kepada publik Amerika bahwa prasangka mereka selama ini terhadap umat Islam tidaklah benar,” papar Shabazz.
Dia mengungkapkan bahwa umat Islam bukanlah ekstremis, juga sama sekali tidak mendukung tindakan rasis. Menurut dia, Jumatan di Capitol Hill berhasil memberikan jawaban itu. Acara peribadatan ini berlangsung lancar tanpa kericuhan atau gangguan apa pun sepanjang beberapa jam pengawasan dari pihak aparat keamanan maupun media massa. (AFP/WP/FoxNews/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272211/38/
Umat Islam pria dan wanita khusyuk menjalankan ibadah di tempat yang bersejarah sekaligus ikon demokrasi AS,Capitol Hill. Kelancaran pelaksanaan salat Jumat ini sekaligus menepis stigma muslim di AS yang selalu dikaitkan dengan ekstremisme maupun terorisme. Dalam khotbah Jumat yang disampaikan Abdul Malik dari New York, umat Islam diminta tidak takut berada di Amerika.
“Anda tidak melakukan kesalahan apa pun. Lakukan perintah Allah dan percayalah,”tutur Malik. Malik juga mengungkapkan bahwa Amerika bukanlah tempat yang sempurna. “Tapi saya bisa katakan bahwa tempat ini merupakan salah satu tempat yang paling baik untuk kita hidup,” paparnya seperti dikutip CNN.
Abdul Malik mengungkapkan bahwa Jumatan tersebut bukanlah bentuk protes umat Islam yang datang dari seluruh penjuru AS. Menurut dia, acara tersebut merupakan pernyataan bahwa umat Islam juga bisa bekerja sama dengan warga AS pada umumnya. Selanjutnya, salah satu isi khotbahnya adalahajakanuntuk menghindari kebencian kepada siapapun,terutamaumatKristen dan Yahudi.
“Tuhan memberkahi Amerika,”katanya. Pemrakarsa salat Jumat di Capitol Hill, Ali Jaaber dari Masjid Darul Islam di New York, mengatakan acara digelar agar umat Islam tidak perlu takut hidup di Amerika.“Kami muslim yang layak. Kami bekerja,kami membayar pajak, kami muslim yang benar-benar cinta negeri ini,”katanya.
Salah satu peserta salat Jumat Lonnie Shabazz mengungkapkan bahwa momen bersejarah itu bukan hanya digelar untuk menjawab prasangka. Menurut dia, Jumatan juga merupakan bagian dari kewajiban yang harus dijalankan umat Islam. “Pesannya sangat jelas.Saya pikir acara ini menujukkan kepada publik Amerika bahwa prasangka mereka selama ini terhadap umat Islam tidaklah benar,” papar Shabazz.
Dia mengungkapkan bahwa umat Islam bukanlah ekstremis, juga sama sekali tidak mendukung tindakan rasis. Menurut dia, Jumatan di Capitol Hill berhasil memberikan jawaban itu. Acara peribadatan ini berlangsung lancar tanpa kericuhan atau gangguan apa pun sepanjang beberapa jam pengawasan dari pihak aparat keamanan maupun media massa. (AFP/WP/FoxNews/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272211/38/
Komentar