Konflik Politik Honduras Memanas

TEGUCIGALPA (SI) – Ribuan pengunjuk rasa pendukung Presiden Manuel Zelaya yang disingkirkan turun ke jalan-jalan dalam perayaan 90 hari setelah pemimpin mereka disingkirkan.

Mereka masih berharap adanya solusi atas konflik politik yang tak kunjung padam tersebut. Zelaya yang kembali ke Honduras dan bersembunyi di Kedutaan Besar Brazil selama satu minggu menyerukan agar pendukungnya berkumpul di ibu kota hari ini, sebagai peringatakan tiga bulan kudeta.“Kita menyerukan seruan patriotik untuk perlawanan di seluruh wilayah nasional,” papar Zelaya.

Dia meminta pendukungnya untuk menggelar aksi damai sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah. Sejak seruan tersebut, ribuan orang pendukung Zelaya bergerak ke tempat Kedutaan Besar Brazil. Seorang diplomat yang meninggalkan kedutaan besar Brazil mengecam “pengepungan” dengan pasukan berjaga-jaga di sekitar kompleks itu.“Ini adalah satu-satunya tempat di dunia di mana satu kedutaan besar dikepung,” kata Francisco Catunda, kuasa usaha Brazil, ketika meninggalkan gedung itu untuk pertama kali sejak Zelaya berlindung di situ.

“Anda tidak bisa membayangkan berapa banyak surat, cek dan perundingan yang harus saya urus karena itu saya,kuasa usaha Brazil harus pergi keluar,” kata Catunda. Dia mengungkapkan, sebagian besar orang di dalam kedubes itu berada dalam kesehatan baik. Catunda juga mengungkapkan bahwa seorang diplomat Brazil lainnya mengemukakan kepada dia bahwa ia mencium gas yang berbau pada hari sebelumnya. Sebelumnya, Zelaya menuduh militer berusaha meracun dia dan sekitar 60 orang masih berada di dalam kompleks dengan menyemprot gas berbahaya ke gedung itu.

Pemerintah yang berkuasa di Honduras menyerukan pemerintah Brazil mengakhiri pemberian perlindungan terhadap Zelaya yang dapat memberikan dia menghasut kerusuhan di Honduras. Namun, Dewan Keamanan PBB pada Jumat (25/9) memperingatkan agar pihak penguasa defakto tidak mengganggu kedubes itu. Semakin meningkatknya jumlah unjuk rasa pasca kepulangan Zelaya secara mendadak ke Honduras, telah memperkuat dukungannya.

“Para pemimpin kudeta lebih melakukan tekanan untuk berunding sekarang,”kata pemimpin serikat buruh Juan Barahona. Namun demikian, negara-negara Uni Eropa memutuskan akan mengirim kembali para dubes mereka yang ditarik setelah kudeta itu.Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva pada Jumat mengatakan bahwa Zelaya bisa tinggal selama diperlukan bagi keselamatannya di kedubes Brazil. Lula da Silva mengingatkan PBB untuk membekukan dukungan teknis bagi pemilihan presiden yang menurut rencana diselenggarakan November.Padahal, Masa jabatan Zelaya akan berakhir Januari 2010.

Sedangkan para pemimpin defakto menegaskan kompleks itu tidak akan diambil alih secara paksa dan menolak bertanggungjawab atas pemutusan aliran listrik dan air sebelumnya. (AFP/Rtr/CNN/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272425/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford