Kim Jong-un Hanya Boneka?
Korea Utara (Korut) memang penuh misteri.Tak hanya tentang kehidupan rakyatnya,tapi juga pemerintahannya.Penerus tahta Kim Jong-il masih penuh tanda tanya.Tapi,nama Kim Jong-un ramai disebut sebagai penggantinya.
Jong-il memang ingin menjadikan Korut sebagai dinasti Kim setelah dia mendapatkan kekuasaan dari ayahnya, Kim Il-sung. Pertanyaan kini,apakah mampu seorang Jongun, yang baru berusia 26 tahun, memimpin Korut, sebuah negara yang penuh sensasi dan misteri. “Dengan latar belakang nuklir dan rudal, (Korut adalah) negara monarki yang tidak memiliki pengganti yang matang,” papar Nicholas Ebestadt, pakar politik dari American Enterprise Institute di Washington.
Memang sekilas Korut tidak menyiapkan putra mahkota sejak dulu sebagai pemimpin masa depan. Dipilihnya Jong-un pun terlihat dipaksakan dan seperti dikejar tenggat waktu semata. Sebenarnya suksesi di tubuh penguasa Korut terjawab setelah harian Korea Selatan (Korsel) Hankook Ilbo dan Don-a Ilbo,Korut melaporkan bahwa Jong-un merupakan pewaris takhta dinasti komunis ini. Bahkan, Jong-un juga telah mendapatkan dukungan militer untuk menjamin transisi kekuasaan di Pyongyang. Baik Hankook Ilbomaupun Dona Ilbo melaporkan rezim Korut mengirimkan pesan itu setelah uji coba nuklir pada 25 Mei lalu.
Sumber lain menyebutkan bahwa terdapat beberapa perubahan di rantai komando Korut saat Jong-un muncul sebagai calon pengganti. Pejabat pemerintah seperti O Kukryol, wakil ketua Komisi Pertahanan Nasional; Menteri Pasukan Bersenjata Rakyat Kim Yong-chun; dan Choe Ik-gyu, kepala Departemen Agitasi dan Propaganda partai berkuasa, Partai Pekerja, adalah pihak yang paling berupaya agar Jong-un menjadi pemimpin berikutnya. Bahkan harian Jepang, Mainichi Shimbun, yang mengutip sumber rahasia mengungkapkan Jong-un juga mulai menggantikan peran ayahnya sebagai kepala Komisi Pertahanan Nasional Korut.
Putra bungsu pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, Kim Jong-un yang disebut segera menggantikan ayahnya, dilaporkan ditunjuk kepala pertahanan yang bertanggung jawab kepada ayahnya. “Kim Jong-un dengan jelas telah ditugaskan untuk menggantikan jenderal kita (Kim Jongil),” ujar salah satu sumber rahasia itu. ”Kim Jong-un kini berkonsentrasi dalam pekerjaannya sebagai deputi ketua,” sumber itu melanjutkan lagi, ”Jika suatu hal terjadi kepada jenderal kita, maka posisi itu secara otomatis diambil alih (Jong-un).” Siapa sebenarnya Jong-un?
Dia dikenal punya hobi bermain basket dan digambarkan sebagai ”anak yang mirip ayahnya”. ”Jong-un dikenal sebagai anak muda yang tumbuh kuat dan potensial menjadi pemimpin yang kejam. Dia memiliki kepribadian yang mudah dipengaruhi,” kata Cheong Seongchang, pakar Korut dari Sejong Institute. Jong-un adalah anak kedua dari istri ketiga Kim Jong-il, Ko Yong-hee, yang telah meninggal karena kanker payudara pada 2004. Belum jelas bagaimana kinerja Jong-un saat ini.Pemerintah Korsel menolak berkomentar tentang anak bungsu Kim itu.
Menurut Dong-a Ilbo,rakyat Korut juga telah diajari lagu baru yang menunjukkan loyalitas terhadap pemimpin masa depan, Jong-un, sebagai ”Jenderal Kim.” Jong-un mendapatkan pendidikan internasional di Swiss hingga 1998. Dia memakai nama samaran Pak Chol seperti yang dilaporkan mingguan Swiss L’Hebboawal tahun ini. Jong-un juga suka bermain ski dan senang belajar bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis ketika bersekolah di Swiss. Jong-un sangat mengidolakan Michael Jordan. Dia berteman baik dengan anak-anak para diplomat Amerika Serikat.Namun tetap saja Jong-un dikenal sebagai orang yang tertutup.
Sayang belum ada konfirmasi mengenai foto Jong-un dewasa dan berapa usianya juga tidak pasti.Sejumlah laporan menyebutkan, dia kemungkinan lahir pada 1983 atau awal 1984. Pemimpin oposisi parlemen Korsel yang juga seorang anggota Komisi Intelijen Korsel, Park Jiewon, berbicara di radio lokal bahwa dia mendapatkan penjelasan singkat dari pemerintah mengenai pergerakan Korut. ”Rezim militer Korut telah bersumpah setia mendukung Kim Jong-un seperti dalam laporan intelijen,” papar Park. Namun, pejabat Pemerintah Korsel mengatakan belum ada proses nominasi resmi di Pyongyang.
Jong-un Berkenalan dengan Clinton
Kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap, yang pertama memberitakan bahwa Pyongyang telah memperkenalkan Jong-un sebagai pemimpin berikutnya di Korut kepada Clinton.
Agen Keamanan Nasional Pyongyang memuji Jong-un atas keterlibatan putra mahkota Kim itu dalam keberhasilan kunjungan Clinton. Menurut Yonhap,polisi rahasia berkuasa di Korut dalam sebuah “kuliah internal” baru-baru ini mengungkapkan bahwa taktik Jenderal Kim Jong-un berhasil membuat mantan Presiden Clinton menyeberangi Samudra Pasifik untuk minta maaf kepada pemimpin besar (Kim Jong-il).“Semuanya jadi mungkin berkat prediksi luar biasa dan taktik hebat Jenderal Kim Jong-un,” ungkap sumber dalam pemerintahan Korut sebagaimana dikutip Yonhap.
Sebaliknya,Washington membantah bahwa Clinton telah meminta maaf kepada Pyongyang dalam kunjungan itu sebelum berhasil membawa pulang Laura Ling dan Euna Lee. Yonhap mengungkapkan, peristiwa itu sebagai bagian kampanye Pyongyang untuk mempromosikan Jong-un sebagai pemimpin Korut berikutnya.Agen Intelijen Nasional Korsel menolak mengomentari laporan ini.
Akankah Jong-un Jadi Boneka?
Tidak seperti pemerintahan ayahnya, pemerintahan Kim Jongun diperkirakan akan lemah dan mudah dikendalikan. Putra bungsu Kim Jong-il itu hanya akan menjadi boneka para elite politik Korut jika nanti menggantikan ayahnya. ”Putra bungsu Kim paling mudah dikendalikan,’’ kata Suh Jae-jean, presiden lembaga kajian Korea Institute for National Unification.
”Selama satu periode dia akan dijadikan pemimpin boneka.’’ Kalangan analis menilai dia tidak akan mampu menentang lingkaran elite senior yang berada di sekitar Kim Jong-il. Di Korut, peran politikus kawakan sangat mendominasi. Mereka rata-rata berusia antara 70 hingga 80-an tahun. Suara mereka lebih didengarkan dibanding suara Jong-un yang dianggap masih sangat belia, kata sumber itu. Kendati demikian, nasib mereka sangat tergantung pada dinasti Kim. Karena itulah mereka akan tetap menjaga Jong-un guna mempertahankan kedudukannya.
Suh meramalkan Jong-un baru benar-benar mandiri memimpin Korut saat para politikus kawakan itu sudah tidak ada. Saat itu dia akan memimpin generasi baru yang rata-rata telah berusia 40–50 tahun. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/271336/
Komentar