Khadafi Kecam DK PBB
NEWYORK (SI) – Pemimpin Libya Muammar Khadafi menjadi “bintang”pada sidang umum PBB di New York kemarin.Mulai dari isi,gaya,dan pelanggaran waktu berpidato,Khadafi tampil beda.
Khadafi mencaci maki negaranegara Barat pada pidatonya selama satu jam di sidang umum PBB. Khadafi menuding PBB gagal mencegah jutaan kematian dan dia meminta ganti rugi kolonial yang mencapai triliun dolar. Pidato itu menjadi pidato pertama bagi Khadafi di depan sidang PBB sejak 40 tahun memimpin Libya.
Khadafi mengungkapkan, sedikitnya 65 perang besar terjadi sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua 1945, atau sejak PBB dibentuk. Khadafi pun menuduh negaranegara kuat dunia meremehkan dan memperlakukan negara lain sebagai negara kelas dua.
Pidato Khadafi fokus pada ketidakberimbangan DK PBB karena lima anggota tetapnya, AS, Rusia, China, Inggris, dan Prancis memiliki hak veto.“Piagam PBB mengatakan seluruh negara sejajar, apakah mereka kecil atau besar. Karena itu, seharusnya itu disebut ‘Dewan Teror’,”kata Khadafi.
Dia menegaskan, negaranegara besar memiliki kepentingan dan mereka menggunakan kekuatan PBB untuk melindungi kepentingan mereka. Akibatnya, kata dia, negara dunia ketiga pun selalu diteror dan hidup dengan ketakutan. Dia meminta agar hak veto dihapus dan keanggotaan diperluas dengan menyertakan suara lebih besar dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, serta negara-negara Muslim dan Arab.
Pemimpin Libya yang mengaku berbicara mewakili 1.000 kerajaan di Afrika itu juga menuntut kompensasi dari Barat atas kolonialisasi benua Afrika dengan menyediakan dana senilai USD7,77 triliun. “Rakyat Afrika akan menyerukan mengenai hal itu, jika Anda tidak memberikan sejumlah uang USD7,77 triliun.
Mereka memiliki hak dan mereka akan membawa uang itu kembali,”katanya. Para pimpinan delegasi sebenarnya hanya diperbolehkan berbicara sekitar 15 menit. Kode berupa lampu merah akan menyala bila tiba saatnya mereka berhenti berpidato. Namun, aturan itu dilanggar sejumlah pemimpin delegasi, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Saat berpidato, Obama tidak memedulikan lampu itu dan berbicara selama 38 menit. Ingin unjuk gigi, pelanggaran yang dilakukan Khadafi lebih parah dibandingkan Obama.Dia berpidato selama 1 jam 36 menit. Ini membuat jadwal pidato delegasi sesudahnya berantakan dan mengganggu jadwal makan siang yang disediakan Sekjen PBB Ban kimoon untuk menyambut kehadiran lebih dari 100 pemimpin negara dan pemerintahan.
Anehnya, saat Khadafi menyelesaikan pidato, separuh orang di dalam sudah keluar terlebih dulu. Sedangkan sisanya di dalam tampak bertanya-tanya, marah, kelelahan,atau malah tertawa.Termasuk yang meninggalkan ruang sidang dari awal adalah delegasi Amerika. Mereka meninggalkan ruang, sehingga hanya staf rendahan yang mendengarkan dan mencatat pidato Kaddafi.
Presiden Majelis Umum yang kebetulan sedang di tangan orang Libya, Ali Treki, mempersilakan Khadafi naik ke panggung dan memperkenalkannya sebagai “Raja di Raja”. Meski namanya sudah disebut,Khadafi tidak juga naik ke panggung, ia berada di kursinya selama 15 menit untuk bersalaman dan berbicara dengan beberapa orang sehingga hadirin yang lain terdiam bingung.
Akhirnya, dia naik ke podium dengan membawa lembaran kertas catatan warna kuning dengan huruf-huruf Arab besar. Dia juga memegang buku kecil Piagam PBB. Ketika giliran Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memberikan pidato di sidang tahunan Majelis Umum PBB, para delegasi dari negara-negara Barat melakukan walkout.
Prancis menjadi delegasi pertama yang keluar ruangan sebagai aksi protes atas pidato Ahmadinejad yang mengungkapkan genosida, barbarisme, dan rasisme. (AFP/Rtr/NYT/CNN/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/271783/
Khadafi mencaci maki negaranegara Barat pada pidatonya selama satu jam di sidang umum PBB. Khadafi menuding PBB gagal mencegah jutaan kematian dan dia meminta ganti rugi kolonial yang mencapai triliun dolar. Pidato itu menjadi pidato pertama bagi Khadafi di depan sidang PBB sejak 40 tahun memimpin Libya.
Khadafi mengungkapkan, sedikitnya 65 perang besar terjadi sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua 1945, atau sejak PBB dibentuk. Khadafi pun menuduh negaranegara kuat dunia meremehkan dan memperlakukan negara lain sebagai negara kelas dua.
Pidato Khadafi fokus pada ketidakberimbangan DK PBB karena lima anggota tetapnya, AS, Rusia, China, Inggris, dan Prancis memiliki hak veto.“Piagam PBB mengatakan seluruh negara sejajar, apakah mereka kecil atau besar. Karena itu, seharusnya itu disebut ‘Dewan Teror’,”kata Khadafi.
Dia menegaskan, negaranegara besar memiliki kepentingan dan mereka menggunakan kekuatan PBB untuk melindungi kepentingan mereka. Akibatnya, kata dia, negara dunia ketiga pun selalu diteror dan hidup dengan ketakutan. Dia meminta agar hak veto dihapus dan keanggotaan diperluas dengan menyertakan suara lebih besar dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, serta negara-negara Muslim dan Arab.
Pemimpin Libya yang mengaku berbicara mewakili 1.000 kerajaan di Afrika itu juga menuntut kompensasi dari Barat atas kolonialisasi benua Afrika dengan menyediakan dana senilai USD7,77 triliun. “Rakyat Afrika akan menyerukan mengenai hal itu, jika Anda tidak memberikan sejumlah uang USD7,77 triliun.
Mereka memiliki hak dan mereka akan membawa uang itu kembali,”katanya. Para pimpinan delegasi sebenarnya hanya diperbolehkan berbicara sekitar 15 menit. Kode berupa lampu merah akan menyala bila tiba saatnya mereka berhenti berpidato. Namun, aturan itu dilanggar sejumlah pemimpin delegasi, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Saat berpidato, Obama tidak memedulikan lampu itu dan berbicara selama 38 menit. Ingin unjuk gigi, pelanggaran yang dilakukan Khadafi lebih parah dibandingkan Obama.Dia berpidato selama 1 jam 36 menit. Ini membuat jadwal pidato delegasi sesudahnya berantakan dan mengganggu jadwal makan siang yang disediakan Sekjen PBB Ban kimoon untuk menyambut kehadiran lebih dari 100 pemimpin negara dan pemerintahan.
Anehnya, saat Khadafi menyelesaikan pidato, separuh orang di dalam sudah keluar terlebih dulu. Sedangkan sisanya di dalam tampak bertanya-tanya, marah, kelelahan,atau malah tertawa.Termasuk yang meninggalkan ruang sidang dari awal adalah delegasi Amerika. Mereka meninggalkan ruang, sehingga hanya staf rendahan yang mendengarkan dan mencatat pidato Kaddafi.
Presiden Majelis Umum yang kebetulan sedang di tangan orang Libya, Ali Treki, mempersilakan Khadafi naik ke panggung dan memperkenalkannya sebagai “Raja di Raja”. Meski namanya sudah disebut,Khadafi tidak juga naik ke panggung, ia berada di kursinya selama 15 menit untuk bersalaman dan berbicara dengan beberapa orang sehingga hadirin yang lain terdiam bingung.
Akhirnya, dia naik ke podium dengan membawa lembaran kertas catatan warna kuning dengan huruf-huruf Arab besar. Dia juga memegang buku kecil Piagam PBB. Ketika giliran Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memberikan pidato di sidang tahunan Majelis Umum PBB, para delegasi dari negara-negara Barat melakukan walkout.
Prancis menjadi delegasi pertama yang keluar ruangan sebagai aksi protes atas pidato Ahmadinejad yang mengungkapkan genosida, barbarisme, dan rasisme. (AFP/Rtr/NYT/CNN/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/271783/
Komentar