Iran Luncurkan Shahab-3
TEHERAN (SI) – Iran kemarin berhasil menguji dua rudal jarak jauh yang dapat mencapai Israel dan Eropa,sehari setelah sukses menembakkan dua rudal jarak pendek yang makin memusingkan Barat. Pasukan elite Garda Revolusioner menembakkan rudal Shahab-3 dan Sajjil yang diduga memiliki jangkauan hingga 2.000 km dalam hari kedua latihan perang mereka.
“Versi yang dikembangkan dari rudal berbahan bakar padat, Shahab- 3 dan Sajjil, telah ditembakkan,” kata Komandan Angkatan Udara Pasukan Garda Revolusioner Hossein Salami. Kantor berita Fars melaporkan bahwa peluncuran Sajjil merupakan pertama kalinya dalam latihan perang militer. Iran mengungkapkan baik Shahab-3 maupun Sajjil mampu menjangkau Israel, sebagian negara-negara Arab,dan beberapa negara Eropa, termasuk Turki. Uji coba ini adalah bagian dari latihan perang yang digelar selama beberapa hari. Latihan ini disebut Pekan Pertahanan Suci.
Sebelumnya pada Minggu (27/9), Iran meluncurkan rudal jarak menengah Shahab-1 dan 2 dengan jangkauan 300–700 km. Uji coba juga dilakukan pada rudal-rudal jarak dekat Tondar-69 dan Fateh-110 yang berdaya jangkau hingga 170 km. Rudal jarak jauh Shahab-3 dan Sajjil diyakini tak hanya mampu mencapai Israel atau basis militer Amerika di Teluk,tapi juga mampu mencapai sebagian daratan Eropa. BBC melaporkan bahwa musuhmusuh Iran mungkin akan sangat khawatir dengan uji coba rudal Sajjil ini.
Sajjil merupakan rudal dua tingkat terbaru yang menggunakan bahan bakar padat, yang dianggap akan membuat rudal ini jauh lebih akurat dibandingkan menggunakan bahan bakar cair. Sementara stasiun televisi Iran menayangkan video salah satu dari dua rudal tersebut sedang diluncurkan dari tempat peluncuran di tengah padang pasir. “Rudal-rudal yang ditembakkan mampu menghantam target dengan tepat,” kata Salami. Dia mengungkapkan bahwa peluncuran rudal tersebut merupakan peringatan bagi musuh-musuh Iran.
“Respons kita akan kuat dan destruktif terhadap siapa saja yang mengancam keberadaan, kemerdekaan, dan nilai-nilai negara serta pemerintahan Iran. Mereka (musuh) akan menyesal atas respons kita,” katanya seperti dikutip IRNA. Salami juga mengungkapkan bahwa latihan militer tersebut bertujuan mempraktikkan bagaimana perang jarak jauh.Di antaranya latihan memindahkan rudal, dari satu titik ke tempat lain, dan menembakkannya pada target yang sama ataupun berlainan.
Apakah rudal itu merupakan ancaman bagi Israel? Salami mengabaikan bahwa Israel merupakan ancaman yang potensial. “Rezim tersebut (Israel) bukan posisi yang kita butuh komentari mengenai ancaman dan jadi target rudal kita,” paparnya. Tindakan Iran ini semakin memicu ketegangan dengan negaranegara Barat yang menduga Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Terlebih Iran telah mengungkapkan bahwa mereka sedang membangun pusat pengayaan nuklir kedua di dekat kota suci Qom.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad menegaskan bahwa reaktor yang berada di dekat kota suci Qom tidak melanggar peraturan PBB dan mempersilakan PBB memeriksa reaktor itu. Perwakilan Iran akan bertemu dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Rusia, Prancis, dan Jerman untuk membicarakan program nuklir Iran pada Kamis (1/10).
Ketiga negara ini sudah mempersiapkan sebuah sanksi yang lebih keras jika pembicaraan 5 negara superpower, yaitu AS,Inggris,Prancis,Cina,dan Rusia,ditambah Jerman tidak menelurkan hasil signifikan. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272688/
“Versi yang dikembangkan dari rudal berbahan bakar padat, Shahab- 3 dan Sajjil, telah ditembakkan,” kata Komandan Angkatan Udara Pasukan Garda Revolusioner Hossein Salami. Kantor berita Fars melaporkan bahwa peluncuran Sajjil merupakan pertama kalinya dalam latihan perang militer. Iran mengungkapkan baik Shahab-3 maupun Sajjil mampu menjangkau Israel, sebagian negara-negara Arab,dan beberapa negara Eropa, termasuk Turki. Uji coba ini adalah bagian dari latihan perang yang digelar selama beberapa hari. Latihan ini disebut Pekan Pertahanan Suci.
Sebelumnya pada Minggu (27/9), Iran meluncurkan rudal jarak menengah Shahab-1 dan 2 dengan jangkauan 300–700 km. Uji coba juga dilakukan pada rudal-rudal jarak dekat Tondar-69 dan Fateh-110 yang berdaya jangkau hingga 170 km. Rudal jarak jauh Shahab-3 dan Sajjil diyakini tak hanya mampu mencapai Israel atau basis militer Amerika di Teluk,tapi juga mampu mencapai sebagian daratan Eropa. BBC melaporkan bahwa musuhmusuh Iran mungkin akan sangat khawatir dengan uji coba rudal Sajjil ini.
Sajjil merupakan rudal dua tingkat terbaru yang menggunakan bahan bakar padat, yang dianggap akan membuat rudal ini jauh lebih akurat dibandingkan menggunakan bahan bakar cair. Sementara stasiun televisi Iran menayangkan video salah satu dari dua rudal tersebut sedang diluncurkan dari tempat peluncuran di tengah padang pasir. “Rudal-rudal yang ditembakkan mampu menghantam target dengan tepat,” kata Salami. Dia mengungkapkan bahwa peluncuran rudal tersebut merupakan peringatan bagi musuh-musuh Iran.
“Respons kita akan kuat dan destruktif terhadap siapa saja yang mengancam keberadaan, kemerdekaan, dan nilai-nilai negara serta pemerintahan Iran. Mereka (musuh) akan menyesal atas respons kita,” katanya seperti dikutip IRNA. Salami juga mengungkapkan bahwa latihan militer tersebut bertujuan mempraktikkan bagaimana perang jarak jauh.Di antaranya latihan memindahkan rudal, dari satu titik ke tempat lain, dan menembakkannya pada target yang sama ataupun berlainan.
Apakah rudal itu merupakan ancaman bagi Israel? Salami mengabaikan bahwa Israel merupakan ancaman yang potensial. “Rezim tersebut (Israel) bukan posisi yang kita butuh komentari mengenai ancaman dan jadi target rudal kita,” paparnya. Tindakan Iran ini semakin memicu ketegangan dengan negaranegara Barat yang menduga Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Terlebih Iran telah mengungkapkan bahwa mereka sedang membangun pusat pengayaan nuklir kedua di dekat kota suci Qom.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad menegaskan bahwa reaktor yang berada di dekat kota suci Qom tidak melanggar peraturan PBB dan mempersilakan PBB memeriksa reaktor itu. Perwakilan Iran akan bertemu dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Rusia, Prancis, dan Jerman untuk membicarakan program nuklir Iran pada Kamis (1/10).
Ketiga negara ini sudah mempersiapkan sebuah sanksi yang lebih keras jika pembicaraan 5 negara superpower, yaitu AS,Inggris,Prancis,Cina,dan Rusia,ditambah Jerman tidak menelurkan hasil signifikan. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272688/
Komentar