Iran Izinkan Nuklir Diperiksa
NEWYORK(SI) – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mempersilakan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA),memeriksa fasilitas bahan bakar nuklir baru Iran.
Ahmadinejad mengungkapkan, fasilitas nuklir yang baru diungkapkan Iran terbuka untuk pengawasan oleh pakar PBB. Dia menekankan, fasilitas yang diperkirakan didirikan di dekat kota suci Qom itu dibangun sesuai peraturan PBB. ”Kami tidak ada masalah dengan pengawasan fasilitas.
Kami tidak takut,” katanya, mengacu pada seruan agar para pengawas dari IAEA segera diizinkan masuk. Selain itu, Ahmadinejad juga mengecam kritikan para pemimpin Barat. Para pemimpin Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis menuduh Iran membangun fasilitas baru untuk memperkaya uranium dan melanggar peraturan PBB.
Mereka mengangkat kemungkinan mengenakan sanksi yang lebih keras terhadap Iran bila negara itu tidak mau bekerja sama sepenuhnya dengan negara-negara lain. ”Para pemimpin yang mengeluh tentang fasilitas itu melakukan kesalahan berat dan pasti menyesali langkah mereka,” kata Ahmadinejad.”
Obama bukanlah pakar nuklir. KitaharusbiarkanIAEAmelakukan tugasnya,”imbuh Ahmadinejad. Ahmadinejad membela langkah Iran menutupi fasilitas itu dengan mengatakan tidak ada peraturan untuk menyebutkan fasilitas nuklir apapun sampai 180 hari sebelum beroperasi.
Pada 2003 Iran sepakat atas apa yang disebut Peraturan Tambahan, yang mewajibkan negara itu memberi tahu IAEA tentang tahap awal rancangan fasilitas nuklir. Iran kemudian mengumumkan mereka tidak mau mengakui perjanjian itu. Namun, IAEA mengatakan tidak boleh penolakan sepihak seperti itu.
Selain itu, Ahmadinejad pun menolak klaim Presiden AS Barack Obama, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown bahwa fasilitas itu dirahasiakan. ”Bila dirahasiakan, mengapa kami memberi tahu IAEA tentang itu satu tahun sebelumnya?” kata Ahmadinejad.
Dia mengulangi posisi Teheran bahwa Iran tidak tertarik mengembangkan senjata nuklir, dan menggambarkan langkah itu ”bertentangan dengan kemanusiaan”. Ahmadinejad mengatakan, Iran juga berharap akan membeli uranium yang diperkaya untuk tujuan medis dari sebuah negara yang akan menjual dan mengharapkan perundingan 1 Oktober dengan negaranegara Barat menyangkut program nuklirnya akan dapat membantu meredakan ketegangan.
Pernyataan keras Ahmadinejad dalam konferensi pers di New York selama satu jam tersebut sebenarnya jawaban atas pernyataan tiga negara yaitu AS, Inggris, dan Prancis, yang meminta akses terhadap pembangkit listrik Iran yang dirahasiakan. Mereka juga mengancam akan memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Iran jika tidak mau bekerja sama.
”Kita merasa IAEA harus secepatnya menyelidiki informasi yang merusak tersebut dan melaporkannya ke dewa gubernur IAEA,” kata Obama.”Pemerintah Iran sekarang harus menunjukkan niat baik atau menerapkan standar internasional dan hukum internasional.”
Obama memperingatkan agar Iran segera membuktikan bahwa program nuklir mereka memang benar-benar punya tujuan damai atau negara itu akan menghadapi tekanan dan isolasi. ”Itulah mengapa negosiasi dengan Iran yang dijadwalkan pada 1 Oktober mendatang menjadi penting,” papar Obama,
merujuk pada pertemuan antara kelompok P5+1, yang terdiri atas lima anggota permanen Dewan Keamanan (DK) PBB – AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan China – dan Jerman dengan negosiator Iran di Genewa. Hal senada juga diungkapkan Sarkozy.
Dia mengancam memberlakukan sanksi yang lebih keras. ”Itu (fasilitas nuklir) didesain dan dibangun beberapa tahun lalu dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan dan IAEA,”katanya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272140/
Ahmadinejad mengungkapkan, fasilitas nuklir yang baru diungkapkan Iran terbuka untuk pengawasan oleh pakar PBB. Dia menekankan, fasilitas yang diperkirakan didirikan di dekat kota suci Qom itu dibangun sesuai peraturan PBB. ”Kami tidak ada masalah dengan pengawasan fasilitas.
Kami tidak takut,” katanya, mengacu pada seruan agar para pengawas dari IAEA segera diizinkan masuk. Selain itu, Ahmadinejad juga mengecam kritikan para pemimpin Barat. Para pemimpin Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis menuduh Iran membangun fasilitas baru untuk memperkaya uranium dan melanggar peraturan PBB.
Mereka mengangkat kemungkinan mengenakan sanksi yang lebih keras terhadap Iran bila negara itu tidak mau bekerja sama sepenuhnya dengan negara-negara lain. ”Para pemimpin yang mengeluh tentang fasilitas itu melakukan kesalahan berat dan pasti menyesali langkah mereka,” kata Ahmadinejad.”
Obama bukanlah pakar nuklir. KitaharusbiarkanIAEAmelakukan tugasnya,”imbuh Ahmadinejad. Ahmadinejad membela langkah Iran menutupi fasilitas itu dengan mengatakan tidak ada peraturan untuk menyebutkan fasilitas nuklir apapun sampai 180 hari sebelum beroperasi.
Pada 2003 Iran sepakat atas apa yang disebut Peraturan Tambahan, yang mewajibkan negara itu memberi tahu IAEA tentang tahap awal rancangan fasilitas nuklir. Iran kemudian mengumumkan mereka tidak mau mengakui perjanjian itu. Namun, IAEA mengatakan tidak boleh penolakan sepihak seperti itu.
Selain itu, Ahmadinejad pun menolak klaim Presiden AS Barack Obama, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown bahwa fasilitas itu dirahasiakan. ”Bila dirahasiakan, mengapa kami memberi tahu IAEA tentang itu satu tahun sebelumnya?” kata Ahmadinejad.
Dia mengulangi posisi Teheran bahwa Iran tidak tertarik mengembangkan senjata nuklir, dan menggambarkan langkah itu ”bertentangan dengan kemanusiaan”. Ahmadinejad mengatakan, Iran juga berharap akan membeli uranium yang diperkaya untuk tujuan medis dari sebuah negara yang akan menjual dan mengharapkan perundingan 1 Oktober dengan negaranegara Barat menyangkut program nuklirnya akan dapat membantu meredakan ketegangan.
Pernyataan keras Ahmadinejad dalam konferensi pers di New York selama satu jam tersebut sebenarnya jawaban atas pernyataan tiga negara yaitu AS, Inggris, dan Prancis, yang meminta akses terhadap pembangkit listrik Iran yang dirahasiakan. Mereka juga mengancam akan memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Iran jika tidak mau bekerja sama.
”Kita merasa IAEA harus secepatnya menyelidiki informasi yang merusak tersebut dan melaporkannya ke dewa gubernur IAEA,” kata Obama.”Pemerintah Iran sekarang harus menunjukkan niat baik atau menerapkan standar internasional dan hukum internasional.”
Obama memperingatkan agar Iran segera membuktikan bahwa program nuklir mereka memang benar-benar punya tujuan damai atau negara itu akan menghadapi tekanan dan isolasi. ”Itulah mengapa negosiasi dengan Iran yang dijadwalkan pada 1 Oktober mendatang menjadi penting,” papar Obama,
merujuk pada pertemuan antara kelompok P5+1, yang terdiri atas lima anggota permanen Dewan Keamanan (DK) PBB – AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan China – dan Jerman dengan negosiator Iran di Genewa. Hal senada juga diungkapkan Sarkozy.
Dia mengancam memberlakukan sanksi yang lebih keras. ”Itu (fasilitas nuklir) didesain dan dibangun beberapa tahun lalu dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan dan IAEA,”katanya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272140/
Komentar