G-20 Jadi Forum Utama Ekonomi Dunia

ITTSBURGH (SI) – Para pemimpin dunia sepakat menjadikan Kelompok 20 (G-20) sebagai forum utama ekonomi dunia, menggantikan peran Kelompok 8 (G-8). Perubahan ini demi memperkuat kerja sama ekonomi antara negara berkembang dan negara maju.

“Hari ini para pemimpin dunia mendukung G-20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih yang dirilis kemarin di Pittsburgh,Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). “Keputusan ini akan menjadikan negara-negara lebih kuat, ekonomi global lebih seimbang, mendorong reformasi sistem keuangan, dan mengangkat kehidupan rakyat miskin,” imbuh pernyataan itu. G-20 akan menggantikan peran G-8,yang beranggotakan beberapa negara maju, seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan AS.

G-8 telah menjadi forum utama ekonomi dunia selama bertahun-tahun. Dengan perubahan ini peranan negara berkembang dalam menentukan ekonomi global menjadi lebih signifikan. Negara berkembang akan memiliki peranan dan tanggung jawab baru dalam menjaga tatanan ekonomi global. “Ini merupakan refleksi ekonomi dunia saat ini,”ujar salah satu pejabat senior AS.Negara berkembang seperti China, Brasil, India, dan Indonesia—yang selama ini tidak tergabung dalam G-8—merupakan pihak yang paling diuntungkan dengan perubahan ini.

Para pemimpin G-20 menggelar KonferensiTingkatTinggi (KTT) di Pittsburgh selama dua hari, 24–25 September 2009. Mereka membahas berbagai langkah upaya penyelamatan perekonomian global. Pengumuman Gedung Putih itu bersamaan dengan pembahasan upaya-upaya untuk memperkuat regulasi sistem keuangan oleh para pemimpin G-20. Dalam draf komunike bersama, para pemimpin G-20 sepakat mengambil peran sebagai caretaker ekonomi global dan memberikan peran lebih banyak kepada negaranegara berkembang.

Dalam draf juga disebutkan bahwa G-20 akan membuat aturan lebih ketat terhadap permodalan bank pada akhir 2012. Selain itu, para pimpinan kelompok negara yang mempresentasikan 85% ekonomi dunia itu juga berjanji menjaga dukungan kebijakan ekonomi darurat seperti stimulus hingga pemulihan dari krisis terjamin. “Kami akan bertindak memastikan bahwa pertumbuhan sanggup mengembalikan lapangan pekerjaan. Kami juga akan menghindari penarikan dini program stimulus,” lanjut pernyataan tersebut.

Berikutnya, negara-negara G- 20 memiliki tanggung jawab kepada masyarakat dunia untuk menjamin kesehatan ekonomi global secara keseluruhan. Draf tersebut juga menyatakan bahwa G- 20 akan mencoba mengamankan kesepakatan terkait perdagangan dunia tahun depan. KTT yang merupakan lanjutan dari pertemuan London pada April lalu itu juga menyepakati pengendalian terhadap dampak industri keuangan yang memicu krisis kredit sejak dua tahun yang lalu.

Mereka sepakat untuk memperketat aturan tentang modal bank yang harus dimiliki untuk mencegah kerugian. Dalam draf tertulis,“Aturan baru yang bertujuan meningkatkan kualitas dan jumlah modal harus siap pada akhir 2010 dan akan bertahap dalam dua tahun berikutnya.” Masalah lain yang mendapat perhatian serius dari G-20 adalah bonus perbankan yang dinilai sebagai pemicu krisis.

G-20 kemungkinan akan menyepakati pengetatan pemberian bonus kepada para bankir. Namun,keputusan itu tidak menyebutkan batasan langsung pembayaran eksekutif perbankan seperti yang diusulkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan beberapa pemimpin Uni Eropa yang lain. Sejumlah ekonom sebelumnya memprediksi perekonomian global rebound lebih cepat setelah program darurat krisis dilaksanakan, seperti penurunan suku bunga bank sentral, pinjaman darurat, serta stimulus global yang jumlahnya mencapai USD5 triliun.

Meski demikian, upaya pemulihan diperkirakan terhambat jika angka pengangguran di sejumlah negara tetap tinggi dan perbankan masih berjuang untuk mengatasi kerugian besar, terutama dari gagalnya pinjaman hipotek di AS. Untuk itu diperlukan upaya mempertahankan bantuan ekonomi dan koordinasi agar kebijakan darurat krisis tidak segera dihapus. Sementara itu, pejabat senior Uni Eropa menyatakan, sebuah kesepakatan telah dicapai oleh pimpinan G-20 terkait hak suara di lembaga keuangan Dana Moneter Internasional (IMF) yang selama ini kurang terwakili.

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dan Komisaris Urusan Ekonomi Uni Eropa Joaquin Almunia mengonfirmasikan bahwa kesepakatan tersebut akan memunculkan kekuatan-kekuatan ekonomi baru pada lembaga keuangan global. Keputusan tersebut disambut baik oleh delegasi Rusia yang kemarin menyatakan bahwa kesepakatan itu akan memberikan lebih banyak peran bagi negaranegara berkembang di IMF.Hal ini diharapkan bisa mendukung reformasi struktur lembaga keuangan itu. “Di IMF saya percaya dan kita puas,”kata Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin kemarin.

Kerusuhan Memuncak

KTT G-20 di Pittsburgh juga diwarnai aksi unjuk rasa. Polisi terpaksa menembakkan peluru karet,semprotan merica, dan asap ke arah pengunjuk rasa yang menentang konferensi itu. Polisi bertindak keras setelah sekitar 1.000 demonstran mulai bertindak brutal.Para demonstran membawa spanduk bertuliskan antikapitalis. Mereka berunjuk rasa sekitar 3 km dari lokasi KTT.

“Mereka (polisi) menekan kami ke sisi jalan di wilayah permukiman. Kemudian mereka menembakkan gas air mata,” papar seorang demonstran, Ross McCoy. Demonstran lainnya, Erin Kelly, mengungkapkan tindakan arogan polisi sebagai melanggar hak-hak yang dijamin konstitusi. Kepala Kepolisian Pittsburgh, Nate Harper, mengatakan bahwa 17 pengunjuk rasa telah ditahan setelah aksi protes berakhir rusuh.

Polisi berdalih bahwa penangkapan terpaksa dilakukan karena para demonstran tidak bisa ditoleransi. (AFP/Rtr/CNN/andika hm/yanto kusdiantono)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/272034/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford