Teroris Mumbai Mengaku Bersalah
MUMBAI (SI) – Tersangka utama dalam serangan di Mumbai, India, November lalu yang menewaskan sekitar 170 orang mengaku bersalah. Mohammad Ajmal Amir Qasab yang dituntut 86 dakwaan juga mengakui perannya dalam serang-an tersebut.
Dakwaannya antara lain mencakup mengobarkan perang melawan India,pembunuhan, serta menyeludupkan maupun memiliki bahan peledak.”Tuan,saya mengaku bersalah atas kejahatan saya,” begitulah pengakuannya di hadapan majelis hakim. Penasihat hukumnya mengatakan bahwa dirinya tidak terlibat apa pun dalam pengakuan Qasab dan tidak jelas apa yang membuat dia kini mengaku bersalah.Sebenarnya, tak lama setelah ditangkap, polisi mengatakan bahwa Qasab mengaku bersalah.
Namun,dalam sidang pertamanya pada Mei dia berubah sikap dengan menolak semua dakwaan yang diajukan kepadanya. Jaksa penuntut mengatakan terkejut dengan pengakuan Qasab yang merupakan satu-satunya penyerang yang masih hidup. ”Kami tidak memperkirakan hal ini.Kami semua terkejut ketika dia mengaku bersalah,”kata jaksa penuntut Ujjwal Nikam. Ujjwal juga mengungkapkan, pengakuan bersalah harus diselidiki lebih detail. Dia juga mengungkapkan bahwa penyidik ingin tahu apakah pernyataan Qasab itu benar atau tidak.
”Apakah ada yang ingin disampainya lagi? Apakah dia mencoba untuk menyalahkan teroris yang meninggal. Kita akan menganalisis pernyataan itu,”paparnya. Ujjwal mengungkapkan,Qasab bukan hanya seorang teroris dengan nilai A namun dia juga seorang aktor yang baik.”Dia (Qasab) berusaha mencoba berbagai taktik. Tapi, ini merupakan kemenangan besar dalam penyidikan,”ujarnya. Lebih dari 170 orang tewas dalam serangan di Mumbai,termasuk 9 pria bersenjata yang merupakan penyerang itu.
”Ya,dia menyatakan bersalah di sidang hari ini (kemarin) terkait serangan bulan November,” kata seorang polisi senior Rakesh Maria. Sebenarnya, otoritas Pakistan mengatakan, Mohammed Ajmal Amir Qasab ditangkap pada malam pertama serangan di Mumbai, India, November 2008. India mengatakan, semua penyerang yang berjumlah 10 orang berasal dari kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Lashkar-e-Taiba.Namun Pakistan membantah hal itu. Hubungan India dengan Pakistan pun mengalami ketegangan.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian setempat, Mohammed Ajmal Amir Qasab mengaku jika dia ia berhasil melancarkan aksinya,maka keluarganya akan diberi sejumlah uang sebanyak USD4.000. Qasab menceritakan, sering kali mendengar orang mengatakan India adalah negara yang kaya.Padahal, dia dan keluarganya hidup pas-pasan karena kemiskinan dan kelaparan. ”Ayah saya hanya seorang penjual ‘dahi wada’ (sejenis makanan ringan) di sebuah kios di Lahore, dan kami sama sekali tidak bisa mendapatkan cukup makanan dari usahanya itu.
Saya dijanjikan akan diberi uang USD4000, jika saya berhasil dalam operasi itu. Uang itu akan diberikan kepada keluarga saya,”ungkap Qasab. Qasab juga meminta kepada polisi untuk tidak mengungkapkan dirinya masih hidup.Karena, jika Lashkar-e-Taiba mengetahuinya, maka dia akan diburu oleh organisasi itu. Qasab, yang masih berstatus pelajar ini juga mengatakan, dia ditemani sembilan orang lainnya yang juga masih pelajar untuk menyerang Mumbai.
Mereka semua dilatih menggunakan senjata canggih hanya dalam waktu sebulan, serta dilatih pula untuk bisa bertahan hidup di daerah yang kurang makanan dan sangat terbatas.Dan,karena masih berstatus pelajar itulah, para penjaga perbatasan tidak bisa mengidentifikasi mereka dengan cepat. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/256282/
Dakwaannya antara lain mencakup mengobarkan perang melawan India,pembunuhan, serta menyeludupkan maupun memiliki bahan peledak.”Tuan,saya mengaku bersalah atas kejahatan saya,” begitulah pengakuannya di hadapan majelis hakim. Penasihat hukumnya mengatakan bahwa dirinya tidak terlibat apa pun dalam pengakuan Qasab dan tidak jelas apa yang membuat dia kini mengaku bersalah.Sebenarnya, tak lama setelah ditangkap, polisi mengatakan bahwa Qasab mengaku bersalah.
Namun,dalam sidang pertamanya pada Mei dia berubah sikap dengan menolak semua dakwaan yang diajukan kepadanya. Jaksa penuntut mengatakan terkejut dengan pengakuan Qasab yang merupakan satu-satunya penyerang yang masih hidup. ”Kami tidak memperkirakan hal ini.Kami semua terkejut ketika dia mengaku bersalah,”kata jaksa penuntut Ujjwal Nikam. Ujjwal juga mengungkapkan, pengakuan bersalah harus diselidiki lebih detail. Dia juga mengungkapkan bahwa penyidik ingin tahu apakah pernyataan Qasab itu benar atau tidak.
”Apakah ada yang ingin disampainya lagi? Apakah dia mencoba untuk menyalahkan teroris yang meninggal. Kita akan menganalisis pernyataan itu,”paparnya. Ujjwal mengungkapkan,Qasab bukan hanya seorang teroris dengan nilai A namun dia juga seorang aktor yang baik.”Dia (Qasab) berusaha mencoba berbagai taktik. Tapi, ini merupakan kemenangan besar dalam penyidikan,”ujarnya. Lebih dari 170 orang tewas dalam serangan di Mumbai,termasuk 9 pria bersenjata yang merupakan penyerang itu.
”Ya,dia menyatakan bersalah di sidang hari ini (kemarin) terkait serangan bulan November,” kata seorang polisi senior Rakesh Maria. Sebenarnya, otoritas Pakistan mengatakan, Mohammed Ajmal Amir Qasab ditangkap pada malam pertama serangan di Mumbai, India, November 2008. India mengatakan, semua penyerang yang berjumlah 10 orang berasal dari kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Lashkar-e-Taiba.Namun Pakistan membantah hal itu. Hubungan India dengan Pakistan pun mengalami ketegangan.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian setempat, Mohammed Ajmal Amir Qasab mengaku jika dia ia berhasil melancarkan aksinya,maka keluarganya akan diberi sejumlah uang sebanyak USD4.000. Qasab menceritakan, sering kali mendengar orang mengatakan India adalah negara yang kaya.Padahal, dia dan keluarganya hidup pas-pasan karena kemiskinan dan kelaparan. ”Ayah saya hanya seorang penjual ‘dahi wada’ (sejenis makanan ringan) di sebuah kios di Lahore, dan kami sama sekali tidak bisa mendapatkan cukup makanan dari usahanya itu.
Saya dijanjikan akan diberi uang USD4000, jika saya berhasil dalam operasi itu. Uang itu akan diberikan kepada keluarga saya,”ungkap Qasab. Qasab juga meminta kepada polisi untuk tidak mengungkapkan dirinya masih hidup.Karena, jika Lashkar-e-Taiba mengetahuinya, maka dia akan diburu oleh organisasi itu. Qasab, yang masih berstatus pelajar ini juga mengatakan, dia ditemani sembilan orang lainnya yang juga masih pelajar untuk menyerang Mumbai.
Mereka semua dilatih menggunakan senjata canggih hanya dalam waktu sebulan, serta dilatih pula untuk bisa bertahan hidup di daerah yang kurang makanan dan sangat terbatas.Dan,karena masih berstatus pelajar itulah, para penjaga perbatasan tidak bisa mengidentifikasi mereka dengan cepat. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/256282/
Komentar