Pendukung Suu Kyi Ditahan

YANGON(SI) – Pemerintah Junta Militer Myanmar kemarin menahan sedikitnya 20 anggota partai oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi.Tindakan ini kian memperburuk kondisi negara itu.

Para pendukung Suu Kyi ditahan setelah menghadiri peringatan atas kematian ayah Suu Kyi,Jenderal Aung San, yang tewas dibunuh pada 19 Juli 1947.Peringatan yang dimaksudkan untuk memberikan penghormatan atas pahlawan kemerdekaan Jenderal Aung San tersebut dihadiri sekitar 300 anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dengan penjagaan superketat. Menurut pejabat pemerintah, otoritas setempat mengizinkan sekitar 50 anggota partai NLD untuk menggelar demonstrasi damai di Martyr’s Mausoleum di Yangon.

Namun, beberapa demonstran ditahan setelah selesai acara tersebut.”Sekitar 20 anggota NLD ditahan setelah peringatan tersebut. Mereka akan dibebaskan setelah diperiksa,” tutur pejabat yang enggan disebutkan namanya. Situs Democratic Voice of Burma (Myanmar) yang mengutip pendapat Nyan Win, Juru Bicara NLD, mengungkapkan upacara peringatan itu dilaksanakan dengan pengawalan ketat dan berlangsung sangat singkat. ”Sepertinya yang ditahan adalah orang yang menggunakan kaus bergambarkan Jenderal Aung San dan Suu Kyi,” paparnya.

Menurut salah seorang anggota NLD, aparat keamanan juga mengumpulkan informasi pribadi terhadap orang-orang yang masuk ke makam pahlawan. ”Mereka juga mengecek tas dan perlengkapan digital seperti telepon, kamera, atau pun alat perekam.Mereka tidak memperbolehkan kita membawa barang-barang tersebut ke dalam makam pahlawan,” ujarnya tanpa mau menyebutkan identitas. Pendukung Suu Kyi itu mengaku sangat terganggu dengan pemeriksaan yang ketat oleh para aparat keamanan.

”Saya ingin memberikan penghormatan kepada pemimpin nasional kita yang telah mengantarkan kemerdekaan tanpa adanya pembatasan-pembatasan,” katanya. Aung San Suu Kyi baru berusia dua tahun ketika ayahnya meninggal. Suu Kyi menggelar peringatan sendiri di penjara Insein.Pasalnya, dia masih terjerat kasus pelanggaran aturan tahanan rumah, setelah seorang warga Amerika berenang di rumahnya pada Mei silam. Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 1991 yang berusia 64 tahun itu juga menghadapi ancaman hukuman lima tahun penjara kalau dinyatakan terbukti.

”Kita mengirimkan makanan untuk 330 orang di rumah sakit penjara dalam kaitannya Suu Kyi yang ikut memperingati Hari Pahlawan,” papar Nyan Win,pengacara Suu Kyi dan juru bicara NLD.NLD pun memanfaatkan peringatan tersebut untuk menyerukan pembebasan semua tahanan politik, termasuk peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi. Sedangkan para pejabat militer memperingati hari bersejarah tersebut dengan menggelar upacara sederhana di makam pahlawan. Mereka mengingat jasa jenderal yang tewas hanya beberapa bulan sebelum kemerdekaan Myanmar dari Inggris.

Namun, junta menghapus nama besar Jenderal Aung San dalam sejarah Myanmar. Pasalnya, Jenderal Aung San dikaitkan sebagai simbol pemerintahan sipil. Junta pun menghapus segala sesuatu yang berkaitan dengan perjuangan dan pengorbanan Aung San dari buku sejarah di sekolahsekolah. Menurut Wali Kota Yangon Brigadir Jenderal Aung Thein Linn,beberapa pejabat pemerintah dan anggota keluarga menghadiri peringatan ke-62 di Pagoda Shwedagon. Para saksi mata mengungkapkan, puluhan truk disiagakan di tempat pemakanan pahlawan.

Sedangkan lebih dari 100 polisi berjaga-jaga di sekitar kantor NLD. Pemenang Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, dipindahkan dari tahanan rumah ke penjara Insein di Yangon Mei lalu.Pemimpin prodemokrasi berumur 64 tahun itu telah menjalani tahanan rumah hampir selama dua dasawarsa. Suu Kyi ditahan sejak junta menolak mengakui kemenangan partainya pada pemilu terakhir negara itu,1990. Awal Juli lalu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon harus kecewa karena junta militer menolak permintaannya untuk mengunjungi pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi yang sedang berada di penjara.

Dalam perundingan dengan Jenderal Senior Than Shwe,Sekjen PBB mendesak penguasa berusia 76 tahun itu membebaskan Suu Kyi dan tahanan politik lainnya. Ban juga meminta dilakukan pembaruan demokratis sebelum pemilu yang dijadwalkan berlangsung tahun depan. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/256283/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Dievakuasi