Hacker Lumpuhkan Internet Korsel
SEOUL (SI) – Polisi Korea Selatan (Korsel) kemarin menyelidiki serangan cyber terhadap situs Korsel dan AS, termasuk kantor kepresidenan di Seoul dan banyak badan pemerintah lainnya.
Badan Keamanan Informasi Korea mengungkapkan 25 situs Korsel dan AS diserang pada Selasa malam (7/7). Situs itu diserang kemarin termasuk 14 situs AS.“Termasuk satu situs pemerintah,” ungkap Juru Bicara Badan Keamanan Informasi Korea tanpa menyebutkan nama. Dia menolak mengonfirmasi laporan Yonhap bahwa situs Gedung Putih juga ikut menjadi korban.
Komisi Komunikasi Korea mengatakan,para hacker telah menyebarkan virus di ribuan komputer Korsel.“Serangan virus tersebut menyebabkan distributed denial of service (DDoS) atau ‘serangan tersebar atas penolakan layanan menginfeksi lebih dari 18.000 komputer pribadi,” ujar pejabat Komisi Hwang Chul-jung. Kemudian, para hacker juga melanjutkan serangan terhadap beberapa situs kemarin. Dia juga mengungkapkan, penyedia layanan internet telah mendistribusikan antivirus kepada pelanggannya. Serangan cyber itu juga mengirimkan data dalam jumlah banyak yang menyebabkan server tidak mampu menampungnya.
Pusat Layanan Teror Cyber, salah satu bagian Badan Polisi Nasional, telah membentuk tim untuk menyelidiki serangan tersebut. Militer, jaksa, dan badan negara lainnya juga membentuk tim penyidikan sendiri. “Para hacker menggunakan distributed denial of service(DDoS).Kita masih melacak dari mana asal serangan tersebut,” ujar penyidik yang enggan disebutkan namanya. Polisi membantah laporan yang mengungkapkan serangan tersebut berasal dari China.
Dalam survei yang dilakukan Amerika Serikat, Korsel merupakan satu negara yang paling rawan diserang hacker karena 95% rumah di negeri itu dilengkapi akses internet berkecepatan tinggi. Departemen Pertahanan mengungkapkan, para hacker itu tidak berusaha membobol jaringan internal, tapi lebih fokus ke jaringan eksternal. “Semua data internal dan informasi rahasia masih aman,”ujar Juru Bicara Departemen Pertahanan tanpa menyebutkan nama.
Situs Korsel yang diserang antara lain sebuah harian dan dua bank yaitu Shinhan Bank and Korea Exchange Bank. Sementara jaksa di Kantor Distrik Seoul Utara mengatakan bahwa ia meminta bahan relevan dan akses atas catatan serangan situs web dari Korea Information Security Agency (KISA). “Nampaknya para hacker sengaja menyerang situs-situs web dari instansi pemerintah dan media secara bersamaan,” kata seorang penyidik. Komando Keamanan Pertahanan pada bulan lalu melaporkan bahwa jaringan komputer militer diserang hingga 95.000 kasus per hari.
Rata-rata sebanyak 10.450 serangan hacking dan 81.700 serangan virus komputer terhadap jaringan internet militer. Mereka mengungkapkan, serangan tersebut dilakukan orang-orang yang berpengalaman dari sebuah rumah. Sebanyak 11% serangan tersebut mampu menembus server militer dan mengumpulkan datadata intelijen. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/253229/
Badan Keamanan Informasi Korea mengungkapkan 25 situs Korsel dan AS diserang pada Selasa malam (7/7). Situs itu diserang kemarin termasuk 14 situs AS.“Termasuk satu situs pemerintah,” ungkap Juru Bicara Badan Keamanan Informasi Korea tanpa menyebutkan nama. Dia menolak mengonfirmasi laporan Yonhap bahwa situs Gedung Putih juga ikut menjadi korban.
Komisi Komunikasi Korea mengatakan,para hacker telah menyebarkan virus di ribuan komputer Korsel.“Serangan virus tersebut menyebabkan distributed denial of service (DDoS) atau ‘serangan tersebar atas penolakan layanan menginfeksi lebih dari 18.000 komputer pribadi,” ujar pejabat Komisi Hwang Chul-jung. Kemudian, para hacker juga melanjutkan serangan terhadap beberapa situs kemarin. Dia juga mengungkapkan, penyedia layanan internet telah mendistribusikan antivirus kepada pelanggannya. Serangan cyber itu juga mengirimkan data dalam jumlah banyak yang menyebabkan server tidak mampu menampungnya.
Pusat Layanan Teror Cyber, salah satu bagian Badan Polisi Nasional, telah membentuk tim untuk menyelidiki serangan tersebut. Militer, jaksa, dan badan negara lainnya juga membentuk tim penyidikan sendiri. “Para hacker menggunakan distributed denial of service(DDoS).Kita masih melacak dari mana asal serangan tersebut,” ujar penyidik yang enggan disebutkan namanya. Polisi membantah laporan yang mengungkapkan serangan tersebut berasal dari China.
Dalam survei yang dilakukan Amerika Serikat, Korsel merupakan satu negara yang paling rawan diserang hacker karena 95% rumah di negeri itu dilengkapi akses internet berkecepatan tinggi. Departemen Pertahanan mengungkapkan, para hacker itu tidak berusaha membobol jaringan internal, tapi lebih fokus ke jaringan eksternal. “Semua data internal dan informasi rahasia masih aman,”ujar Juru Bicara Departemen Pertahanan tanpa menyebutkan nama.
Situs Korsel yang diserang antara lain sebuah harian dan dua bank yaitu Shinhan Bank and Korea Exchange Bank. Sementara jaksa di Kantor Distrik Seoul Utara mengatakan bahwa ia meminta bahan relevan dan akses atas catatan serangan situs web dari Korea Information Security Agency (KISA). “Nampaknya para hacker sengaja menyerang situs-situs web dari instansi pemerintah dan media secara bersamaan,” kata seorang penyidik. Komando Keamanan Pertahanan pada bulan lalu melaporkan bahwa jaringan komputer militer diserang hingga 95.000 kasus per hari.
Rata-rata sebanyak 10.450 serangan hacking dan 81.700 serangan virus komputer terhadap jaringan internet militer. Mereka mengungkapkan, serangan tersebut dilakukan orang-orang yang berpengalaman dari sebuah rumah. Sebanyak 11% serangan tersebut mampu menembus server militer dan mengumpulkan datadata intelijen. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/253229/
Komentar