Revolusi Twitter dan Facebook Ala Iran
KETIKA media dan jurnalis dikekang di Iran, Twitter dan Facebook memainkan peranan yang sangat luar biasa di Negeri Para Mullah itu.
Ribuan rakyat Iran menyuarakan jeritan mereka melalui mikro blog Twitter dan situs jejaring sosial Facebook. Media-media internasional juga memanfaatkan keduanya untuk memantau perkembangan terkini di Iran,ketika jurnalis tidak diperbolehkan meliputi berbagai peristiwa. Misal, BBC yang berpusat di London dan dilarang memiliki koresponden di Iran, menerima lebih dari 4.000 surat elektronik dan ratusan telepon dari negara itu setiap hari.
Setelah secara seksama menganalisis isinya untuk memilih yang dapat dipercaya, media tersebut menyiarkannya kembali bagi pemirsa yang lebih luas di Iran. Sadeq Saba, pengulas senior di BBC Bahasa Persia, mengatakan telah menerima rekaman video, email, telepon, dan pesan teks bukan hanya dari Teheran, tapi juga dari kota besar lain di seluruh negeri itu. ”Jadi, kami menerima gambaran mengenai apa yang sedang terjadi dari luar Teheran,” ungkapnya.
Harian The Times mengirim seorang koresponden untuk meliput pemilihan umum, tapi ia harus meninggalkan negeri tersebut ketika masa berlaku visa 10 harinya habis.Redaktur Luar Negeri Times Richard Beeston mengaku sudah ada dua atau tiga orang yang bekerja buat mereka saat ini,orang asing dan orang Iran.
”Kami tidak menggunakan nama mereka yang sesungguhnya karena pemerintah telah menjelaskan bahwa mereka akan ditangkap atau surat izin mereka akan dicabut,” kata Beeston kepada AFP.The Times juga memiliki orang Iran yang berpusat di London dan memantau Twitter serta Facebook. Bunyi status berbagai warga Iran pun beragam di Twitter dan Facebook. Umumnya mereka menyuarakan protes terhadap pemilu. ”Revolusi itu mungkin takkan ditayangkan televisi di Iran, tapi itu mungkin dapat salurkan,” kata pemakai yang menggunakan nama ”kaplanmyrth” dalam satu pesan singkat yang mengalir ke saluran Iranelection di Twitter.
Pengelola Twitter mengaku terkejut dengan fenomena tersebut. Para pakar dan aktivis jaringan sosial pun memuji para pendemo yang menggunakan teknologi informasi untuk mengungkapkan pendapat mereka.Twitter dan Facebook pun menjadi kepanjangan suara rakyat Iran. Sysomos, perusahaan analis situs internet mengungkapkan,sekitar 8.600 pengguna Twitter berasal dari Iran.”Saya pikir ide revolusiTwitter itu sungguh mengejutkan,” kata Gaurav Mishra, pendiri 20:20 WebTech, perusahaan analis media.
”Meskipun rakyat Iran yang menggunakan Twitter sangat sedikit,gaungnya cukup meluas.” Menurut Ethan Zuckerman, peneliti senior di Universitas Harvard, media sosial seperti Twitter dan Facebook mampu menggantikan peran media pemberitaan yang dikekang di Iran. Pasalnya, media internasional tidak memiliki jaringan di akar rumput. ”Media sosial mampu mengekspos ke dunia luar, mengenai apa yang sebenarnya terjadi,”paparnya. Sebelumnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding liputan media-media asing menyakiti hati rakyat Iran menyusul kerusuhan pascapengumuman atas kemenangan Ahmadinejad.
”Ini kemenangan hebat ketika propaganda yang difasilitasi dari luar Iran dan kadang-kadang di dalam Iran sendiri melawan rakyat,” kata Ahmadinejad dalam pidatonya di televisi pemerintah, Sabtu (13/6).”Tekanan dan perang psikologis diorganisir untuk melawan rakyat Iran.Sejumlah media asing diorganisir melawan rakyat kami.” Hal senada juga diungkapkan Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei.
Dia mengimbau rakyat agar bersatu mendukung Ahmadinejad. Khamenei menuding media asing dan negara-negara Barat mencoba menciptakan keretakan politik dan memicu kerusuhan di Iran. Bahkan, Departemen Luar Negeri Iran menuding beberapa media asing menjadi corong perusuh yang menodai citra negara itu sesudah pemilihan presiden.
”Kehadiran ratusan media asing dalam pemilihan terkini adalah lambang keterbukaan dalam alur pemilihan itu,” demikian keterangan resmi Deplu Iran. Perkembangan terkini,pemimpin redaksi harian reformis yang dimiliki kandidat presiden terkalahkan Mehdi Karroubi ditangkap kemarin.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, Mohammad Ghoochani ditangkap di rumahnya. ”Istrinya mengatakan pada kita bahwa Ghoochani ditangkap pada Sabtu (kemarin) oleh orang yang tak dikenal,” ujar sumber tersebut. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248767/
Ribuan rakyat Iran menyuarakan jeritan mereka melalui mikro blog Twitter dan situs jejaring sosial Facebook. Media-media internasional juga memanfaatkan keduanya untuk memantau perkembangan terkini di Iran,ketika jurnalis tidak diperbolehkan meliputi berbagai peristiwa. Misal, BBC yang berpusat di London dan dilarang memiliki koresponden di Iran, menerima lebih dari 4.000 surat elektronik dan ratusan telepon dari negara itu setiap hari.
Setelah secara seksama menganalisis isinya untuk memilih yang dapat dipercaya, media tersebut menyiarkannya kembali bagi pemirsa yang lebih luas di Iran. Sadeq Saba, pengulas senior di BBC Bahasa Persia, mengatakan telah menerima rekaman video, email, telepon, dan pesan teks bukan hanya dari Teheran, tapi juga dari kota besar lain di seluruh negeri itu. ”Jadi, kami menerima gambaran mengenai apa yang sedang terjadi dari luar Teheran,” ungkapnya.
Harian The Times mengirim seorang koresponden untuk meliput pemilihan umum, tapi ia harus meninggalkan negeri tersebut ketika masa berlaku visa 10 harinya habis.Redaktur Luar Negeri Times Richard Beeston mengaku sudah ada dua atau tiga orang yang bekerja buat mereka saat ini,orang asing dan orang Iran.
”Kami tidak menggunakan nama mereka yang sesungguhnya karena pemerintah telah menjelaskan bahwa mereka akan ditangkap atau surat izin mereka akan dicabut,” kata Beeston kepada AFP.The Times juga memiliki orang Iran yang berpusat di London dan memantau Twitter serta Facebook. Bunyi status berbagai warga Iran pun beragam di Twitter dan Facebook. Umumnya mereka menyuarakan protes terhadap pemilu. ”Revolusi itu mungkin takkan ditayangkan televisi di Iran, tapi itu mungkin dapat salurkan,” kata pemakai yang menggunakan nama ”kaplanmyrth” dalam satu pesan singkat yang mengalir ke saluran Iranelection di Twitter.
Pengelola Twitter mengaku terkejut dengan fenomena tersebut. Para pakar dan aktivis jaringan sosial pun memuji para pendemo yang menggunakan teknologi informasi untuk mengungkapkan pendapat mereka.Twitter dan Facebook pun menjadi kepanjangan suara rakyat Iran. Sysomos, perusahaan analis situs internet mengungkapkan,sekitar 8.600 pengguna Twitter berasal dari Iran.”Saya pikir ide revolusiTwitter itu sungguh mengejutkan,” kata Gaurav Mishra, pendiri 20:20 WebTech, perusahaan analis media.
”Meskipun rakyat Iran yang menggunakan Twitter sangat sedikit,gaungnya cukup meluas.” Menurut Ethan Zuckerman, peneliti senior di Universitas Harvard, media sosial seperti Twitter dan Facebook mampu menggantikan peran media pemberitaan yang dikekang di Iran. Pasalnya, media internasional tidak memiliki jaringan di akar rumput. ”Media sosial mampu mengekspos ke dunia luar, mengenai apa yang sebenarnya terjadi,”paparnya. Sebelumnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding liputan media-media asing menyakiti hati rakyat Iran menyusul kerusuhan pascapengumuman atas kemenangan Ahmadinejad.
”Ini kemenangan hebat ketika propaganda yang difasilitasi dari luar Iran dan kadang-kadang di dalam Iran sendiri melawan rakyat,” kata Ahmadinejad dalam pidatonya di televisi pemerintah, Sabtu (13/6).”Tekanan dan perang psikologis diorganisir untuk melawan rakyat Iran.Sejumlah media asing diorganisir melawan rakyat kami.” Hal senada juga diungkapkan Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei.
Dia mengimbau rakyat agar bersatu mendukung Ahmadinejad. Khamenei menuding media asing dan negara-negara Barat mencoba menciptakan keretakan politik dan memicu kerusuhan di Iran. Bahkan, Departemen Luar Negeri Iran menuding beberapa media asing menjadi corong perusuh yang menodai citra negara itu sesudah pemilihan presiden.
”Kehadiran ratusan media asing dalam pemilihan terkini adalah lambang keterbukaan dalam alur pemilihan itu,” demikian keterangan resmi Deplu Iran. Perkembangan terkini,pemimpin redaksi harian reformis yang dimiliki kandidat presiden terkalahkan Mehdi Karroubi ditangkap kemarin.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, Mohammad Ghoochani ditangkap di rumahnya. ”Istrinya mengatakan pada kita bahwa Ghoochani ditangkap pada Sabtu (kemarin) oleh orang yang tak dikenal,” ujar sumber tersebut. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248767/
Komentar