Protes di Iran Terus Berlanjut
TEHERAN (SI) – Sekitar 2.000 demonstran menggelar unjuk rasa di depan Universitas Iran kemarin meskipun larangan demonstrasi telah dikeluarkan pemerintah.
Digelarnya demo tersebut semakin menunjukkan bahwa gerakan protes terhadap hasil Pemilu Iran akan terus berlanjut. Menurut salah seorang saksi mata yang tak disebutkan namanya, demonstrasi juga digelar di Taman Enghelab (Taman Revolusi). Para pendukung kandidat presiden yang kalah Mir Hossein Mousavi menggelar demonstrasi di tempat tersebut.Polisi pun berusaha membubarkan mereka dengan menembakkan gas air mata. Para saksi mata juga mengungkapkan sekitar 3.000 pengunjuk rasa di pusat kota Teheran itu meneriakkan ”Matilah Diktator”.
Selain polisi yang bentrok dengan para pengunjuk rasa, para milisi pendukung Presiden Mahmoud Ahmadinejad juga turun ke jalan untuk mencegah terjadinya demonstrasi. Demonstrasi itu juga berarti menentang seruan pemimpin spiritual Ayatollah Khamenei yang menginginkan dihentikannya unjuk rasa. Istri calon presiden yang kalah Mir Houssein Mousavi dan seorang asisten calon lain Mehdi Karroubi mengatakan unjuk rasa tetap akan berlanjut.
Dewan Garda Revolusi telah memperingatkan para pemimpin protes bertanggung jawab bila protes mengarah ke kekerasan. Sementara dalam jaringan sosial Facebook, istri Mousavi Zahra Rahnavard mengatakan unjuk rasa akan tetap berlangsung. Begitu pula asisten Karroubi mengatakan kepada BBC,unjuk rasa akan berlangsung dan akan dihadiri oleh Mousavi serta Mohammad Khatami, mantan presiden yang merupakan tokoh reformis sekutu Mousavi.
Hasil resmi pemilihan presiden tanggal 12 Juni menunjukkan Presiden Mahmoud Ahmadinejad menang dengan 63% suara dan 34% diperoleh Mousavi. Hasil itu memicu protes hampir setiap hari dan merupakan tantangan bagi pemerintah sejak Revolusi Islam Iran 1979. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248765/
Digelarnya demo tersebut semakin menunjukkan bahwa gerakan protes terhadap hasil Pemilu Iran akan terus berlanjut. Menurut salah seorang saksi mata yang tak disebutkan namanya, demonstrasi juga digelar di Taman Enghelab (Taman Revolusi). Para pendukung kandidat presiden yang kalah Mir Hossein Mousavi menggelar demonstrasi di tempat tersebut.Polisi pun berusaha membubarkan mereka dengan menembakkan gas air mata. Para saksi mata juga mengungkapkan sekitar 3.000 pengunjuk rasa di pusat kota Teheran itu meneriakkan ”Matilah Diktator”.
Selain polisi yang bentrok dengan para pengunjuk rasa, para milisi pendukung Presiden Mahmoud Ahmadinejad juga turun ke jalan untuk mencegah terjadinya demonstrasi. Demonstrasi itu juga berarti menentang seruan pemimpin spiritual Ayatollah Khamenei yang menginginkan dihentikannya unjuk rasa. Istri calon presiden yang kalah Mir Houssein Mousavi dan seorang asisten calon lain Mehdi Karroubi mengatakan unjuk rasa tetap akan berlanjut.
Dewan Garda Revolusi telah memperingatkan para pemimpin protes bertanggung jawab bila protes mengarah ke kekerasan. Sementara dalam jaringan sosial Facebook, istri Mousavi Zahra Rahnavard mengatakan unjuk rasa akan tetap berlangsung. Begitu pula asisten Karroubi mengatakan kepada BBC,unjuk rasa akan berlangsung dan akan dihadiri oleh Mousavi serta Mohammad Khatami, mantan presiden yang merupakan tokoh reformis sekutu Mousavi.
Hasil resmi pemilihan presiden tanggal 12 Juni menunjukkan Presiden Mahmoud Ahmadinejad menang dengan 63% suara dan 34% diperoleh Mousavi. Hasil itu memicu protes hampir setiap hari dan merupakan tantangan bagi pemerintah sejak Revolusi Islam Iran 1979. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248765/
Komentar