Nigella Lawson, Populerkan ”Memasak untuk Menghilangkan Stres”
Nigella Lawson piawai meracik resep-resep makanan dalam program tayangan di televisi dan buku kuliner. Dia mampu menghipnotis jutaan orang untuk turun ke dapur dan menghadirkan makanan bagi keluarga.
Sebelum berkarier sebagai penulis buku kuliner Lawson adalah seorang jurnalis dan kolumnis.Pada awal kariernya dia bergabung dengan The Sunday Times sebagai jurnalis yang kemudian berlanjut menjadi kolumnis di The Observer. Hingga akhirnya Lawson memutuskan keluar dari dunia jurnalistik dan beralih menjadi penulis buku tentang makanan. Karyanya yang cukup populer adalah How to Become A Domestic Goddess, sedangkan program televisi pertamanya Nigella Bites. Lawson pun menciptakan ideologi bagi para pengikutnya: Nigellaism.
Lawson mampu membuat makanan yang dibenci atau tidak disukai oleh orang tertentu menjadi makanan favorit. “Saya akan memberikan makanan dari tangan saya dan Anda pun pasti akan mengambilnya,” paparnya seperti dikutip Guardian. Dalam ideologinya,memasak adalah aktivitas untuk menghilangkan stres dan melupakan sejenak permasalahan hidup. Meski Lawson mampu mengolah bahan makanan dengan andal dan memesona,dia bukanlah koki,atau superkoki.
Dia tidak pula pernah menjadi koki di restoran ternama. Diamemandangmakanandarisudut pandang berbeda.Baginya makanan merupakan “perhiasan”. “Ada sesuatu yang lebih dari makanan itu sendiri,” paparnya. “Saya memasak dan menulis buku tentang makanan dengan cara yang berbeda dibandingkan para koki ternama,”imbuh Lawson.
Kalau melihat masa lalunya, Lawson bukanlah tipe anak yang doyan makan. Baginya, waktu makan merupakan penyiksaan.Ketika itu dia merasa anak-anak tidak dianggap sebagai pelanggan yang harus dilayani keinginannya. “Padahal waktu adalah saat orang diberikan kesempatan untuk menghibur diri. Karena itu saya ingin mengubah masa lalu itu,”katanya. Perempuan kelahiran 1960 yang mendapatkan gelar master dari Universitas Oxford itu lalu menulis buku berjudul How to Eat.
Buku pertamanya itu terbit pada 1998, mengupas tentang makanan dan seluk beluk dapur dari sudut pandang berbeda. How to Eat juga memberikan inspirasi cara menikmati makanan. “Saya bukan koki. Saya bukan orang yang terlatih dalam memasak. Kualifikasi saya adalah tukang makan. Saya memasak apa yang akan saya makan,” tulisnya jujur di dalam buku How to Eat.“Saya ingin makanan dibuat dan dimakan dalam kehidupan nyata, meskipun tidak sempurna, bukannya diisolasikan di sebuah laboratorium,” imbuhnya.
Buku keduanya berjudul How to be A Domestic Goddess, yang terbit pada 2000.Buku ini memenangkan The British Book Award for Author of the Year.Domestic Goddesspun menjadi julukan yang tak pernah lepas pada sosok Lawson. Buku lain karya Lawson yang cukup populer yakni Nigella Express. Dalam buku tersebut dia memberikan tips cara makan yang baik pada waktu yang terbatas. Dia juga mengisahkan cara makan yang menyenangkan dan sederhana.
“Dengan meminimalkan berbagai langkah dan memaksimalkan rasa,” tulisnya pada buku itu.Secara total, dia telah mampu menjual lebih dari 3 juta kopi buku di seluruh dunia. Adapun program televisi Lawson antara lain Nigella’s Feast, Nigella’s Bites,Forever Summer with Nigella, dan Nigella Express. Program masak-memasaknya berbeda dibandingkan acara lain.Dia mampu menghadirkan atmosfer berbeda dibandingkan program sejenis lainnya.
Lawson mampu menyajikan tontonan yang lebih personal dan tidak kaku. Jika kebanyakan para koki selebritis cenderung kaku dan pelit tersenyum, dia sering tersenyum dan kadang bercerita tentang pengalaman dan keluh kesah kehidupan sambil memasak. Dia menjadikan acara memasak sebagai kegiatan menyenangkan. Bagi Lawson, memasak bisa menjadi terapi.Terapi untuk menghibur orang lain dan minimal menyenangkan diri sendiri.“Tidak ada aturan di dapur saya karena tujuan akhir memasak adalah menyenangkan dan untuk keluarga.
Jadi, memasak itu harus rileks dan tidak kaku,”paparnya kepada TimesOnline. Dia pun mendorong semua orang agar tidak risau menerima tamu di dapur. “Suasana dapur menghadirkan kesan terbuka dibandingkan di ruang tamu yang cenderung formal,”imbuhnya. (andika hendra m)
Sebelum berkarier sebagai penulis buku kuliner Lawson adalah seorang jurnalis dan kolumnis.Pada awal kariernya dia bergabung dengan The Sunday Times sebagai jurnalis yang kemudian berlanjut menjadi kolumnis di The Observer. Hingga akhirnya Lawson memutuskan keluar dari dunia jurnalistik dan beralih menjadi penulis buku tentang makanan. Karyanya yang cukup populer adalah How to Become A Domestic Goddess, sedangkan program televisi pertamanya Nigella Bites. Lawson pun menciptakan ideologi bagi para pengikutnya: Nigellaism.
Lawson mampu membuat makanan yang dibenci atau tidak disukai oleh orang tertentu menjadi makanan favorit. “Saya akan memberikan makanan dari tangan saya dan Anda pun pasti akan mengambilnya,” paparnya seperti dikutip Guardian. Dalam ideologinya,memasak adalah aktivitas untuk menghilangkan stres dan melupakan sejenak permasalahan hidup. Meski Lawson mampu mengolah bahan makanan dengan andal dan memesona,dia bukanlah koki,atau superkoki.
Dia tidak pula pernah menjadi koki di restoran ternama. Diamemandangmakanandarisudut pandang berbeda.Baginya makanan merupakan “perhiasan”. “Ada sesuatu yang lebih dari makanan itu sendiri,” paparnya. “Saya memasak dan menulis buku tentang makanan dengan cara yang berbeda dibandingkan para koki ternama,”imbuh Lawson.
Kalau melihat masa lalunya, Lawson bukanlah tipe anak yang doyan makan. Baginya, waktu makan merupakan penyiksaan.Ketika itu dia merasa anak-anak tidak dianggap sebagai pelanggan yang harus dilayani keinginannya. “Padahal waktu adalah saat orang diberikan kesempatan untuk menghibur diri. Karena itu saya ingin mengubah masa lalu itu,”katanya. Perempuan kelahiran 1960 yang mendapatkan gelar master dari Universitas Oxford itu lalu menulis buku berjudul How to Eat.
Buku pertamanya itu terbit pada 1998, mengupas tentang makanan dan seluk beluk dapur dari sudut pandang berbeda. How to Eat juga memberikan inspirasi cara menikmati makanan. “Saya bukan koki. Saya bukan orang yang terlatih dalam memasak. Kualifikasi saya adalah tukang makan. Saya memasak apa yang akan saya makan,” tulisnya jujur di dalam buku How to Eat.“Saya ingin makanan dibuat dan dimakan dalam kehidupan nyata, meskipun tidak sempurna, bukannya diisolasikan di sebuah laboratorium,” imbuhnya.
Buku keduanya berjudul How to be A Domestic Goddess, yang terbit pada 2000.Buku ini memenangkan The British Book Award for Author of the Year.Domestic Goddesspun menjadi julukan yang tak pernah lepas pada sosok Lawson. Buku lain karya Lawson yang cukup populer yakni Nigella Express. Dalam buku tersebut dia memberikan tips cara makan yang baik pada waktu yang terbatas. Dia juga mengisahkan cara makan yang menyenangkan dan sederhana.
“Dengan meminimalkan berbagai langkah dan memaksimalkan rasa,” tulisnya pada buku itu.Secara total, dia telah mampu menjual lebih dari 3 juta kopi buku di seluruh dunia. Adapun program televisi Lawson antara lain Nigella’s Feast, Nigella’s Bites,Forever Summer with Nigella, dan Nigella Express. Program masak-memasaknya berbeda dibandingkan acara lain.Dia mampu menghadirkan atmosfer berbeda dibandingkan program sejenis lainnya.
Lawson mampu menyajikan tontonan yang lebih personal dan tidak kaku. Jika kebanyakan para koki selebritis cenderung kaku dan pelit tersenyum, dia sering tersenyum dan kadang bercerita tentang pengalaman dan keluh kesah kehidupan sambil memasak. Dia menjadikan acara memasak sebagai kegiatan menyenangkan. Bagi Lawson, memasak bisa menjadi terapi.Terapi untuk menghibur orang lain dan minimal menyenangkan diri sendiri.“Tidak ada aturan di dapur saya karena tujuan akhir memasak adalah menyenangkan dan untuk keluarga.
Jadi, memasak itu harus rileks dan tidak kaku,”paparnya kepada TimesOnline. Dia pun mendorong semua orang agar tidak risau menerima tamu di dapur. “Suasana dapur menghadirkan kesan terbuka dibandingkan di ruang tamu yang cenderung formal,”imbuhnya. (andika hendra m)
Komentar