Jong-un Jadi Kepala Pertahanan
SEOUL(SI) – Putra bungsu Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jongil, Kim Jong-un yang disebut segera menggantikan ayahnya,dilaporkan ditunjuk kepala pertahanan yang bertanggung jawab kepada ayahnya.
Laporan itu diungkapkan hari Jepang Mainichi Shimbun kemarin. Mengutip sumber rahasia, Jong-un juga mulai menggantikan peran ayahnya sebagai Kepala Komisi Pertahanan Nasional Korut. ”Kim Jong-un dengan jelas telah ditugaskan untuk menggantikan jenderal kita (Kim Jong-il),” ujar salah satu sumber rahasia itu. ”Kim Jong-un kini berkonsentrasi dalam pekerjaannya sebagai deputi ketua,” lanjut sumber itu.
”Jika suatu hal terjadi kepada jenderal kita, maka posisi itu secara otomatis diambil alih (Jong-un).” Sedikit informasi mengenai Kim Jong-un, dia merupakan anak kedua dari istri ketiga Kim Jong-il, Ko Yong-hee,yang telah meninggal karena kanker payudara pada 2004. Jong-un mendapatkan pendidikan internasional di Swiss hingga 1998.Dia memakai nama samaran Pak Chol, seperti yang dilaporkan mingguan Swiss L’Hebbo awal tahun ini. Jong-un juga suka bermain ski dan senang belajar bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis ketika bersekolah sekolah di Swiss.
Jong-un yang dikenal memiliki hobi bermain basket digambarkan sebagai ”anak yang mirip ayahnya.” Jongun sangat mengidolakan Michael Jordan. Dia juga berteman baik dengan anak-anak para diplomat Amerika.Namun, Jong-un dikenal sebagai orang yang tertutup. Menurut laporan media,rakyat Korut telah diajarkan lagu baru yang menunjukkan loyalitas terhadap pemimpin masa depan, yaitu Jon-un sebagai ”Jenderal Kim.” Sementara itu,Korut menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak akan berdampak bagi negara komunis itu.
Harian milik partai komunis Korut Rodong Sinmunmelaporkan bahwa sanksi itu tidak akan mematikan ekonomi negaranya.” Sungguh menggelikan sanksi PBB tersebut kepada kita,” demikian ditulis harian yang menjadi corong pemerintah itu. Secara terpisah, sebuah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) kemarin melacak kapal Korut yang diduga membawa barang-barang yang dilarang. Itu dilakukan sebagai bagian dari upaya internasional melaksanakan sanksi PBB terhadap Pyongyang.
Menurut pejabat Departemen Pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya, Kapal USS John S McCain membayangi kapal Korut Kang Nam,yang merupakan kapal pertama yang dipantau berdasarkan resolusi PBB yang dikeluarkan pekan lalu. Resolusi tersebut melarang pengapalan senjata ke dan dari Korea Utara. ”Kami sedang mengamati kapal itu,” kata pejabat tersebut yang minta tidak disebut namanya. Pejabat pertahanan lainnya menjelaskan, kapal Korut itu adalah salah satu dari kelompok kapal yang sebelumnya dikaitkan dengan kargo gelap rudal.
Tidak jelas apa barang yang dibawa oleh kapal itu.Namun,ada suatu kecurigaan. Para pejabat AS belum memberikan indikasi apa atau kapan mereka meminta akan melakukan penyelidikan kapal tersebut, berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang pengapalan- pengapalan senjata dan nuklir atau teknologi rudal.Korut diperkirakan akan menolak permintaan demikian.Namun, pada beberapa hal, kapal tampaknya akan perlu berhenti untuk pengisian bahan bakar di sepanjang pantai China atau di mana saja.
Dalam hal itu, negara di mana kapal tersebut memasuki pelabuhannya perlu dibantu berdasarkan resolusi PBB untuk mencari kapal, jika memang terdapat alasan-alasan yang mencurigakan.Para pejabat Pentagon menolak memberikan komentar atas suatu laporan televisi bahwa kapal perusak Angkatan Laut AS sedang menyalip untuk mencegat kapal Korut itu. Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyatakan prihatin bahwa Korut diduga akan meluncurkan rudalnya ke arah Hawaii. Dia mengatakan telah menyetujui pengiriman senjata pertahanan rudal THAAD ke gugusan Pulau Pasifik sebagai tindakan pencegahan.
Para pejabat AS dan Korsel menyebut,Korut diduga akan siap melakukan uji coba rudal balistik setelah tiga kali peluncuran pada 1998,2006,dan tahun ini. Kapal perusak yang dilibatkan dalam operasi pemantauan dinamai sama dengan nama ayah dan kakek SenatorRepublikJohnMcCain,yang dikalahkan Barack Obama dalam Pemilihan Presiden AS tahun lalu. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248766/
Laporan itu diungkapkan hari Jepang Mainichi Shimbun kemarin. Mengutip sumber rahasia, Jong-un juga mulai menggantikan peran ayahnya sebagai Kepala Komisi Pertahanan Nasional Korut. ”Kim Jong-un dengan jelas telah ditugaskan untuk menggantikan jenderal kita (Kim Jong-il),” ujar salah satu sumber rahasia itu. ”Kim Jong-un kini berkonsentrasi dalam pekerjaannya sebagai deputi ketua,” lanjut sumber itu.
”Jika suatu hal terjadi kepada jenderal kita, maka posisi itu secara otomatis diambil alih (Jong-un).” Sedikit informasi mengenai Kim Jong-un, dia merupakan anak kedua dari istri ketiga Kim Jong-il, Ko Yong-hee,yang telah meninggal karena kanker payudara pada 2004. Jong-un mendapatkan pendidikan internasional di Swiss hingga 1998.Dia memakai nama samaran Pak Chol, seperti yang dilaporkan mingguan Swiss L’Hebbo awal tahun ini. Jong-un juga suka bermain ski dan senang belajar bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis ketika bersekolah sekolah di Swiss.
Jong-un yang dikenal memiliki hobi bermain basket digambarkan sebagai ”anak yang mirip ayahnya.” Jongun sangat mengidolakan Michael Jordan. Dia juga berteman baik dengan anak-anak para diplomat Amerika.Namun, Jong-un dikenal sebagai orang yang tertutup. Menurut laporan media,rakyat Korut telah diajarkan lagu baru yang menunjukkan loyalitas terhadap pemimpin masa depan, yaitu Jon-un sebagai ”Jenderal Kim.” Sementara itu,Korut menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak akan berdampak bagi negara komunis itu.
Harian milik partai komunis Korut Rodong Sinmunmelaporkan bahwa sanksi itu tidak akan mematikan ekonomi negaranya.” Sungguh menggelikan sanksi PBB tersebut kepada kita,” demikian ditulis harian yang menjadi corong pemerintah itu. Secara terpisah, sebuah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) kemarin melacak kapal Korut yang diduga membawa barang-barang yang dilarang. Itu dilakukan sebagai bagian dari upaya internasional melaksanakan sanksi PBB terhadap Pyongyang.
Menurut pejabat Departemen Pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya, Kapal USS John S McCain membayangi kapal Korut Kang Nam,yang merupakan kapal pertama yang dipantau berdasarkan resolusi PBB yang dikeluarkan pekan lalu. Resolusi tersebut melarang pengapalan senjata ke dan dari Korea Utara. ”Kami sedang mengamati kapal itu,” kata pejabat tersebut yang minta tidak disebut namanya. Pejabat pertahanan lainnya menjelaskan, kapal Korut itu adalah salah satu dari kelompok kapal yang sebelumnya dikaitkan dengan kargo gelap rudal.
Tidak jelas apa barang yang dibawa oleh kapal itu.Namun,ada suatu kecurigaan. Para pejabat AS belum memberikan indikasi apa atau kapan mereka meminta akan melakukan penyelidikan kapal tersebut, berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang pengapalan- pengapalan senjata dan nuklir atau teknologi rudal.Korut diperkirakan akan menolak permintaan demikian.Namun, pada beberapa hal, kapal tampaknya akan perlu berhenti untuk pengisian bahan bakar di sepanjang pantai China atau di mana saja.
Dalam hal itu, negara di mana kapal tersebut memasuki pelabuhannya perlu dibantu berdasarkan resolusi PBB untuk mencari kapal, jika memang terdapat alasan-alasan yang mencurigakan.Para pejabat Pentagon menolak memberikan komentar atas suatu laporan televisi bahwa kapal perusak Angkatan Laut AS sedang menyalip untuk mencegat kapal Korut itu. Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyatakan prihatin bahwa Korut diduga akan meluncurkan rudalnya ke arah Hawaii. Dia mengatakan telah menyetujui pengiriman senjata pertahanan rudal THAAD ke gugusan Pulau Pasifik sebagai tindakan pencegahan.
Para pejabat AS dan Korsel menyebut,Korut diduga akan siap melakukan uji coba rudal balistik setelah tiga kali peluncuran pada 1998,2006,dan tahun ini. Kapal perusak yang dilibatkan dalam operasi pemantauan dinamai sama dengan nama ayah dan kakek SenatorRepublikJohnMcCain,yang dikalahkan Barack Obama dalam Pemilihan Presiden AS tahun lalu. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248766/
Komentar