Korut: Washington Rencanakan Perang
SEOUL (SI) – Korea Utara (Korut) kemarin menuding Amerika Serikat (AS) merancang rencana baru untuk menyerang negara komunis itu.Tuduhan ini makin menambah tensi Pyongyang dan Washington.
Pyongyang juga tidak akan menyerahkan program persenjataan nuklirnya ke musuh-musuhnya. ”Semenanjung Korea saat ini sedang berada di tepi perang karena adanya suatu rencana perang baru yang dilakukan pasukan musuh, AS,” tulis surat kabar pemerintah, Rodong Sinmun,pada tajuknya. Rodong Sinmun juga menuliskan, janji yang disampaikan Pyongyang untuk mendorong pencegahan terjadi perang. Meski demikian, Washington telah menggelar suatu ”skenario perang nuklir untuk agresi”baru.
”Kami terpaksa mendorong kembali penghindaran nuklir kami karena pasukan musuh telah mengklarifikasi rencana untuk menduduki Korut dengan kekerasan,” demikian yang ditulis harian itu. Korut sebenarnya telah membuat komentar serupa hampir setiap hari sejak pekan lalu.Bahkan, Pyongyang akan melakukan uji coba bom nuklir dan rudal baru apabila Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) tidak meminta maaf untuk kecaman dan hukumannya yang dikeluarkan berkaitan peluncuran roketnya pada 5 April lalu.
Pyongyang menegaskan bahwa peluncuran tersebut adalah peluncuran satelit komunikasi untuk ditempatkan di dalam orbit.Namun, AS, Korea Selatan, dan Jepang mengatakan, peluncuran tersebut hanyalah kedok untuk uji coba rudal jarak jauhnya. Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Korut mengecam Washington karena berusaha mendapatkan alasan untuk mengajukan sanksi-sanksi terhadap Pyongyang. Dewan Keamanan PBB pada 13 April mengeluarkan sanksisanksi terhadap Korea Utara, yakni melarang transaksi-transaksi dan menyerukan kepada semua anggota PBB agar membekukan aset-aset tiga usaha Pyongyang.
Dalam protesnya, Pyongyang menyebut telah mulai memproses kembali bahan bakar yang masih ada di kompleks nuklir Yongbyon untuk pembuatan plutonium bagi pembuatan senjata. Pihaknya pun telah mengumumkan keluar dari perjanjian perlucutan nuklir enam negara dengan AS, China, Korea Selatan (Korsel),Jepang,dan Rusia. Sementara itu,Korut memperkuat sistem pertahanan cyber-nya. Selain pertahanan militer,Pyongyang mampu bertahan terhadap hacking dari AS dan Korsel.Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip pejabat pemerintah mengatakan bahwa Korut memiliki ”tim pengintai teknologi”yang khusus untuk mengumpulkan informasi dan merusak jaringan komputer militer Korsel dan AS.
Tim yang dibentuk Pyongyang itu terdiri atas 100 hacker, umumnya merupakan lulusan akademi militer. Juru bicara militer mengungkapkan pada AFP,unit tersebut telah memiliki kemampuan antisipasi terhadap serangan cyberdan peralatannya pun telah ditingkatkan kecanggihannya. Departemen Pertahanan Korsel menyatakan Seoul dan Washington telah sepakat untuk bekerja sama memerangi serangan cyber terhadap jaringan pertahanan mereka.
Umumnya, serangan cyberberasal dari China dan Korut. Pada 2004, hacker yang berbasis di China menggunakan virus untuk mencuri informasi dari sistem komputer badan pemerintahan Korsel. Sementara itu,Korut dan Korsel bersiap menggelar pertemuan pendahuluan kedua kalinya mengenai nasib akhir kompleks industri bersama, Kaesong. ”Perundingan kedua dalam proses,” ujar juru bicara departemen unifikasi Korut yang tidak disebutkan nama.
Dia juga menolak menjelaskan lebih detail. Kedua Korea pertama kali menggelar perundingan pertama pada 21 April lalu.Perundingan itu merupakan pertama kalinya dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Sayangnya, perundingan pertama itu tidak mencapai titik temu mengenai pekerja Korsel yang ditahan di Kaesong. Pyongyang meminta agar Korsel meningkatkan gaji para pekerja lokal dan kenaikan harga sewa tanah di Kaesong.
Walaupun Presiden Korsel Lee Myung-bak berjanji akan memberikan bantuan ekonomi jika program penghancuran nuklir Korut berhasil. (AFP/Yonhap/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/235960/
Pyongyang juga tidak akan menyerahkan program persenjataan nuklirnya ke musuh-musuhnya. ”Semenanjung Korea saat ini sedang berada di tepi perang karena adanya suatu rencana perang baru yang dilakukan pasukan musuh, AS,” tulis surat kabar pemerintah, Rodong Sinmun,pada tajuknya. Rodong Sinmun juga menuliskan, janji yang disampaikan Pyongyang untuk mendorong pencegahan terjadi perang. Meski demikian, Washington telah menggelar suatu ”skenario perang nuklir untuk agresi”baru.
”Kami terpaksa mendorong kembali penghindaran nuklir kami karena pasukan musuh telah mengklarifikasi rencana untuk menduduki Korut dengan kekerasan,” demikian yang ditulis harian itu. Korut sebenarnya telah membuat komentar serupa hampir setiap hari sejak pekan lalu.Bahkan, Pyongyang akan melakukan uji coba bom nuklir dan rudal baru apabila Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) tidak meminta maaf untuk kecaman dan hukumannya yang dikeluarkan berkaitan peluncuran roketnya pada 5 April lalu.
Pyongyang menegaskan bahwa peluncuran tersebut adalah peluncuran satelit komunikasi untuk ditempatkan di dalam orbit.Namun, AS, Korea Selatan, dan Jepang mengatakan, peluncuran tersebut hanyalah kedok untuk uji coba rudal jarak jauhnya. Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Korut mengecam Washington karena berusaha mendapatkan alasan untuk mengajukan sanksi-sanksi terhadap Pyongyang. Dewan Keamanan PBB pada 13 April mengeluarkan sanksisanksi terhadap Korea Utara, yakni melarang transaksi-transaksi dan menyerukan kepada semua anggota PBB agar membekukan aset-aset tiga usaha Pyongyang.
Dalam protesnya, Pyongyang menyebut telah mulai memproses kembali bahan bakar yang masih ada di kompleks nuklir Yongbyon untuk pembuatan plutonium bagi pembuatan senjata. Pihaknya pun telah mengumumkan keluar dari perjanjian perlucutan nuklir enam negara dengan AS, China, Korea Selatan (Korsel),Jepang,dan Rusia. Sementara itu,Korut memperkuat sistem pertahanan cyber-nya. Selain pertahanan militer,Pyongyang mampu bertahan terhadap hacking dari AS dan Korsel.Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip pejabat pemerintah mengatakan bahwa Korut memiliki ”tim pengintai teknologi”yang khusus untuk mengumpulkan informasi dan merusak jaringan komputer militer Korsel dan AS.
Tim yang dibentuk Pyongyang itu terdiri atas 100 hacker, umumnya merupakan lulusan akademi militer. Juru bicara militer mengungkapkan pada AFP,unit tersebut telah memiliki kemampuan antisipasi terhadap serangan cyberdan peralatannya pun telah ditingkatkan kecanggihannya. Departemen Pertahanan Korsel menyatakan Seoul dan Washington telah sepakat untuk bekerja sama memerangi serangan cyber terhadap jaringan pertahanan mereka.
Umumnya, serangan cyberberasal dari China dan Korut. Pada 2004, hacker yang berbasis di China menggunakan virus untuk mencuri informasi dari sistem komputer badan pemerintahan Korsel. Sementara itu,Korut dan Korsel bersiap menggelar pertemuan pendahuluan kedua kalinya mengenai nasib akhir kompleks industri bersama, Kaesong. ”Perundingan kedua dalam proses,” ujar juru bicara departemen unifikasi Korut yang tidak disebutkan nama.
Dia juga menolak menjelaskan lebih detail. Kedua Korea pertama kali menggelar perundingan pertama pada 21 April lalu.Perundingan itu merupakan pertama kalinya dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Sayangnya, perundingan pertama itu tidak mencapai titik temu mengenai pekerja Korsel yang ditahan di Kaesong. Pyongyang meminta agar Korsel meningkatkan gaji para pekerja lokal dan kenaikan harga sewa tanah di Kaesong.
Walaupun Presiden Korsel Lee Myung-bak berjanji akan memberikan bantuan ekonomi jika program penghancuran nuklir Korut berhasil. (AFP/Yonhap/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/235960/
Komentar