Dibutuhkan Ratusan Doktor Kelautan

MANADO (SI) – Indonesia masih membutuhkan ratusan sarjana bergelar doktor di bidang kelautan maupun ilmu teknologi kelautan.

Dalam kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) melalui National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS, Indonesia akan mengirim calon sarjana dan master maupun calon doktor ke AS setiap tahun. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, kerja sama melalui NOAA tersebut lebih fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Selama ini sarjana ahli kelautan dan perikanan yang dikirim sebanyak tiga orang setiap tahun, di antaranya dari LIPI dan BPPT.

Dalam pertemuan selama dua hari sejak Senin (11/5), Indonesia mengusulkan penambahan hingga menjadi 10 ahli kelautan yang belajar di AS. “Ke-10 sarjana yang dikirim ke AS berasal dari tiap-tiap provinsi kepulauan, di antaranya Sulawesi Utara, Riau, dan provinsi lain.Mereka belajar hingga meraih gelar doktor di AS di bidang teknologi kelautan,ilmu pengetahuan,serta pengembangan budi daya laut. Usai belajar, mereka akan mengembangkan ilmu dan kemampuannya untuk pengembangan kelautan di Indonesia,”papar Freddy di Manado kemarin.

Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan Widi Agoes Pratikno mengatakan kerja sama dengan NOAA akan menghabiskan dana hingga USD12 juta.Pada 2009 disediakan dana sekitar USD2 juta.Di 2010 disalurkan tambahan dana dari USD5–10 juta dalam kerja sama pada empat subkelompok kerja, yakni manajemen sumber daya kelautan dan pesisir; kelautan dan perubahan iklim; perikanan; dan eksplorasi kelautan.

Penasihat senior delegasi Indonesia pada Konferensi Kelautan Dunia (WOC) 2009 Emil Salim mengungkapkan,dia telah mendesak Menteri Kelautan dan Perikanan agar mencetak 100 doktor di bidang kelautan.“Pengetahuan dan teknologi kelautan sangat diperlukan ke depan,”paparnya. Dubes AS untuk Indonesia Cameron R Hume mengungkapkan, Pemerintah Indonesia dan AS melalui NOAA telah menandatangani perjanjian bilateral mengenai peningkatan kerja sama dalam hal eksplorasi laut dan observasi iklim.

Dua bidang kerja sama tersebut, lanjut Hume, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan proyek Coral Triangle Initiative (CTI). Di sisi lain,16 orang aktivis asal Filipina yang terlibat dalam Forum Internasional Kelautan dan Keadilan Perikanan (FIKKP) dideportasi kemarin.Mereka dianggap menghadiri kegiatan ilegal di selasela WOC.“Kami bingung karena petugas imigrasi tak bisa menyebutkan apa kesalahan kami dan mengapa kami dideportasi,” ungkap Ted Jasinto dari Seafish. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/237950/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford