Sandera Swiss Dibebaskan
ZAMBOANGA (SI) – Pasukan keamanan Filipina kemarin membebaskan seorang petugas Palang Merah Swiss yang diculik selama tiga bulan oleh gerilyawan di Pulau Jolo, Filipina.
Namun, belum ada kepastian nasib sandera lain yang masih ditahan kelompok yang diduga terkait dengan Al-Qaeda tersebut. Andreas Notter, 38, dise-lamatkan polisi, bukan dibebaskan kelompok yang menawannya, Abu Sayyaf. Sementara nasib sandera lain, Eugenio Vagni, 62, dari Italia, belum diketahui.Kondisi kesehatan Vagni diyakini memburuk dan memerlukan operasi bedah hernia.
Dua pria yang bersama seorang pekerja Palang Merah setempat, diculik kelompok Abu Sayyaf pada 15 Januari,saat mereka sedang meninggalkan sebuah penjara di Jolo. Namun Mary Jean Lacaba, yang berkebangsaan Filipina, telah dibebaskan pada 2 April lalu.Korban sandera, Notter, segera dibawa ke kediaman Gubernur Provinsi Sulu, Sakur Tan. Sayangnya, pihak aparat keamanan menolak mengungkapkan detail operasi penyelamatan.
Komandan Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Alexander Yano menolak memberikan perincian lebih lanjut mengenai misi penyelamatan itu.Dia mengatakan bahwa militer akan melakukan upaya-upaya kompromi untuk membebaskan sandera lainnya. Yano mengungkapkan, upayaupaya antikekerasan sedang dilakukan untuk membebaskan warga Italia itu, termasuk melalui dialog yang dipimpin lima ulama muslim yang dikirimkan ke daerah pertahanan Abu Sayyaf pekan lalu.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Filipina Ronaldo Puno mengatakan, para penculik berusaha menyelinap melewati penjagaan ketat yang dilakukan polisi dan militer, ketika mereka dipergoki. Mereka dikejar dan para penculik terpaksa meninggalkan Notter di belakang karena mereka tidak bisa membawanya lebih jauh. Kantor Presiden Filipina Gloria Arroyo menyambut baik misi penyelamatan itu.“Ini satu terobosan besar yang kami harapkan akan membuahkan penyelamatan bagi sandera lainnya,Vagni,” kata Juru Bicara Presiden Arroyo, Cerge Remonde.
Senator Richard Gordon,Ketua Palang Merah Filipina, mendapatkan informasi tentang terjadinya pertempuran sengit di sekitar Indanan, Jumat (17/4) malam. Aksi itu sehari setelah pihak militer menyatakan pihaknya akan melakukan operasi penyelamatan terhadap para sandera. Abu Sayyaf telah mengancam akan memenggal kepala salah seorang dari sandera asing itu jika pemerintah Filipina tidak menarik mundur pasukannya dari sekitar posisi mereka di Jolo.
Mereka dikepung secara ketat oleh pihak militer setelah berhasil disudutkan ke hutan di dekat Indanan,hingga pasokan kebutuhan mereka kian habis. Kelompok gerilyawan Abu Sayyaf menculik beberapa warga Barat lain selama satu dasawarsa terakhir. Menurut pihak militer Filipina, para sandera dibebaskan setelah membayar uang tebusan dalam jumlah besar. Pihak gerilyawan juga menewaskan sandera Amerika, Guillermo Sobero, pada 2001.
Menyusul kemudian,warga Amerika kedua, Martin Burnham tewas dalam serangan militer untuk menyelamatkan istrinya. Abu Sayyaf yang memimpin sekitar 400 gerilyawan itu dianggap bertanggung jawab atas sejumlah peristiwa penculikan dan pengeboman. Mereka diyakini menerima dana dari kelompok Al-Qaeda. Kelompok Abu Sayyaf masuk daftar organisasi teroris yang diburu pemerintah Amerika Serikat. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/230899/
Namun, belum ada kepastian nasib sandera lain yang masih ditahan kelompok yang diduga terkait dengan Al-Qaeda tersebut. Andreas Notter, 38, dise-lamatkan polisi, bukan dibebaskan kelompok yang menawannya, Abu Sayyaf. Sementara nasib sandera lain, Eugenio Vagni, 62, dari Italia, belum diketahui.Kondisi kesehatan Vagni diyakini memburuk dan memerlukan operasi bedah hernia.
Dua pria yang bersama seorang pekerja Palang Merah setempat, diculik kelompok Abu Sayyaf pada 15 Januari,saat mereka sedang meninggalkan sebuah penjara di Jolo. Namun Mary Jean Lacaba, yang berkebangsaan Filipina, telah dibebaskan pada 2 April lalu.Korban sandera, Notter, segera dibawa ke kediaman Gubernur Provinsi Sulu, Sakur Tan. Sayangnya, pihak aparat keamanan menolak mengungkapkan detail operasi penyelamatan.
Komandan Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Alexander Yano menolak memberikan perincian lebih lanjut mengenai misi penyelamatan itu.Dia mengatakan bahwa militer akan melakukan upaya-upaya kompromi untuk membebaskan sandera lainnya. Yano mengungkapkan, upayaupaya antikekerasan sedang dilakukan untuk membebaskan warga Italia itu, termasuk melalui dialog yang dipimpin lima ulama muslim yang dikirimkan ke daerah pertahanan Abu Sayyaf pekan lalu.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Filipina Ronaldo Puno mengatakan, para penculik berusaha menyelinap melewati penjagaan ketat yang dilakukan polisi dan militer, ketika mereka dipergoki. Mereka dikejar dan para penculik terpaksa meninggalkan Notter di belakang karena mereka tidak bisa membawanya lebih jauh. Kantor Presiden Filipina Gloria Arroyo menyambut baik misi penyelamatan itu.“Ini satu terobosan besar yang kami harapkan akan membuahkan penyelamatan bagi sandera lainnya,Vagni,” kata Juru Bicara Presiden Arroyo, Cerge Remonde.
Senator Richard Gordon,Ketua Palang Merah Filipina, mendapatkan informasi tentang terjadinya pertempuran sengit di sekitar Indanan, Jumat (17/4) malam. Aksi itu sehari setelah pihak militer menyatakan pihaknya akan melakukan operasi penyelamatan terhadap para sandera. Abu Sayyaf telah mengancam akan memenggal kepala salah seorang dari sandera asing itu jika pemerintah Filipina tidak menarik mundur pasukannya dari sekitar posisi mereka di Jolo.
Mereka dikepung secara ketat oleh pihak militer setelah berhasil disudutkan ke hutan di dekat Indanan,hingga pasokan kebutuhan mereka kian habis. Kelompok gerilyawan Abu Sayyaf menculik beberapa warga Barat lain selama satu dasawarsa terakhir. Menurut pihak militer Filipina, para sandera dibebaskan setelah membayar uang tebusan dalam jumlah besar. Pihak gerilyawan juga menewaskan sandera Amerika, Guillermo Sobero, pada 2001.
Menyusul kemudian,warga Amerika kedua, Martin Burnham tewas dalam serangan militer untuk menyelamatkan istrinya. Abu Sayyaf yang memimpin sekitar 400 gerilyawan itu dianggap bertanggung jawab atas sejumlah peristiwa penculikan dan pengeboman. Mereka diyakini menerima dana dari kelompok Al-Qaeda. Kelompok Abu Sayyaf masuk daftar organisasi teroris yang diburu pemerintah Amerika Serikat. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/230899/
Komentar